#27

340 25 1
                                    

Saat ini, Dervla hanya seorang diri saja, di dalam rumah, yang ia tempati bersama dengan Franc. Karena Franc, sedang mencari mangsa. Ya, malam ini Franc tidak mengizinkan Dervla, untuk ikut mencari mangsa, bersama dengannya. Karena mengingat, vampir yang dicintainya itu, tengah hamil muda. Dan tentu saja, Franc tidak ingin, jika kandungannya Dervla, sampai kenapa-kenapa. Maka dari itu, ia menyuruh Dervla, untuk tidak ikut, mencari mangsa bersama dengannya.

"Hah~ Aku bosan sekali" gumam Dervla, sambil mendudukkan tubuhnya, di tepi tempat tidur, dan membelakangi jendela kamarnya.

Namun tiba-tiba, ia mendengar jendela kamarnya, yang diketuk. Ia pun langsung menoleh ke arah sumber suara, namun ia begitu terkejut, saat melihat Joe, yang sedang berdiri, di luar sana.

"Joe?" ucapnya, dengan dahinya yang ia kerutkan. Lalu ia segera berdiri, dan berjalan menuju jendela.

Dan setelah sampai di dekat jendela, ia segera membukanya, dan benar saja, itu memanglah Joe.

"Dervla" ucap Joe, yang langsung memeluk Dervla, sehingga membuat gadis itu, jadi semakin bingung.

Dervla pun segera melonggarkan pelukannya Joe, dan berkata, "Kenapa kau datang ke sini, Joe?".

"Aku hanya ingin menengokimu saja, Dervla" jawab Joe, dengan senyuman, yang terukir di wajahnya.

"Menengokiku? Tumben sekali" ujar Dervla, yang mulai terheran.

"Benar, apakah tidak boleh?" tanya Joe, dengan satu alisnya, yang terangkat.

Segera Dervla menggelengkan kepalanya, dan berkata, "Tidak, bukan seperti itu maksudku. Tapi jika tiba-tiba Franc pulang, dan melihatmu yang berada di sini, maka ia akan marah besar padamu".

Mendengar apa yang baru saja Dervla katakan, membuat Joe langsung tertawa, dan memalingkan pandangannya, sehingga membuat Dervla, menjadi semakin bingung, "Kenapa harus marah? Aku datang ke sini kan, dengan niat baik, yaitu menengokimu. Apalagi jika mengingat, kini dirimu yang tengah mengandung anaknya" ucapnya, yang kemudian beralih, menatap perut buncitnya Dervla.

Namun Dervla hanya terdiam, tanpa mengatakan apa-apa. Tapi di dalam hatinya, ia merasa ada yang aneh pada Joe, karena tak biasanya, ia datang dan menemui Dervla, pada malam hari.

Karena melihat raut wajahnya Dervla, Joe pun berkata, "Hey, kenapa diam saja? Apakah, kau akan terus membiarkanku, berdiri di sini?".

Segera Dervla tersadar dari lamunannya, menyingkir dari jendela, "Kalau begitu silahkan masuk. Tapi ku harap, kau segera pergi, sebelum Franc kembali" ucapnya, sambil menatap Joe, dengan datar.

"Tentu" jawab Joe, sambil menyunggingkan senyuman, dan masuk ke dalam kamarnya Dervla.

Sedangkan Dervla, ia hanya terdiam, dan memperhatikan Joe, dengan tatapan yang susah dimengerti.

Joe pun menoleh ke arah Dervla, dan melihat vampir yang ia cintai, sedang memperhatikannya, "Kenapa kau memperhatikanku, seperti itu?" tanyanya, sambil berjalan mendekati Dervla.

Segera Dervla melangkah mundur ke belakang, dan berusaha untuk menjaga jarak, dari Joe, "T-Tidak apa-apa" jawabnya, sambil menggelengkan kepala.

Namun Joe terus saja berjalan mendekatinya, sehingga membuat Dervla, terus melangkah mundur.

Bhukkk. . .

Langkahnya Dervla pun langsung terhenti, saat punggungnya menabrak lemari, yang berada di kamarnya.

"Dervla, kenapa kau menjauhiku?" tanya Joe, sambil menghentikan langkahnya, tepat di depannya Dervla. Lalu ia mencondongkan wajahnya pada Dervla, dengan satu tangannya, yang menumpu lemari.

Dervla pun segera menggelengkan kepalanya, dan menatap Joe dengan sedikit takut, "T-Tidak apa-apa Joe, hanya saja aku takut, Franc mencium bau tubuhmu pada diriku, jika kita terlalu dekat seperti ini" jawabnya, sambil mendorong tubuhnya Joe.

Dengan cepat, Joe pun langsung menyingkirkan tangannya Dervla dari tubuhnya, lalu ia menatap Dervla dengan tajam, dan berkata, "Percuma kau mendorongku, Dervla. Karena seorang werewolf, jauh lebih kuat, dari seorang vampir".

Deg!

Dervla langsung terdiam, dan menatap Joe dengan takut. Sungguh, ia tak tahu, apa yang akan Joe lakukan, pada dirinya.

Sedangkan Joe, ia terus menatap Dervla, dengan seringaian yang terukir di wajahnya. Namun tiba-tiba, ia mengecup bibirnya Dervla, dan melumatnya, dengan sedikit kasar.

Mendapat perlakuan seperti itu, tentu saja membuat Dervla langsung memberontak, dan berusaha melepaskan diri, dari Joe. Namun sayang, tenaganya tak cukup kuat dari Joe, ditambah Joe yang memegang kedua tangannya, dengan begitu kuat.

Joe pun terus saja melumat bibirnya Dervla. Dan setelah puas, ia melepaskan ciumannya, dan menatap Dervla, dengan seringaian yang kembali terukir di wajahnya.

Melihat raut wajahnya Joe, membuat Dervla jadi semakin takut. Ia pun menggelengkan kepalanya, dan berkata, "Joe, ada apa dengan dirimu? Kenapa tiba-tiba, kau menjadi seperti ini?".

Namun Joe tak menjawabnya, dan tetap menatap Dervla, dengan seringaian, yang masih terukir di wajahnya. Tapi tiba-tiba, ia mengecupi lehernya Dervla, dan menghisapnya, sehingga meninggalkan tanda-tanda merah keunguan, di sana.

"Arghhh, Joe lepaskan~ Jangan lakukan ini" ucap Dervla, sambil memejamkan kedua matanya rapat-rapat, dan berharap, Franc tidak segera kembali.

Tapi Joe tidak mempedulikannya, dan terus saja mengecupi, dan menghisap lehernya Dervla.

Clek. . .

Joe langsung menghentikan aktifitasnya, dan menoleh ke arah pintu kamarnya Dervla, saat ia mendengar, suara pintu di bawah, yang dibuka oleh seseorang. Ia pun beralih menatap Dervla sesaat, sebelum akhirnya, pergi dari kamarnya Dervla, melalui jendela.

Sedangkan Dervla, ia mengatur nafasnya yang terengah-engah, dan memegangi lehernya, yang hampir dipenuhi oleh kissmark, yang dibuat oleh Joe, "Sepertinya, Franc telah kembali, tapi bagaimana jika ia melihat, tanda-tanda di leherku ini?" batinnya, sambil mengulum bibirnya, dan merasa begitu takut.












To be continue. . .

Vampire vs Wolves [COMPLETE]Where stories live. Discover now