#31

329 25 0
                                    

"Kenapa dari tadi, perasaanku terus saja tidak enak, ya?" ucap Dervla, sambil berjalan mondar-mandir, di ruang keluarga. Ya, sedari tadi Dervla memang merasa gelisah. Ia begitu takut, kalau sesuatu yang buruk, terjadi pada Franc.

Clek. . .

Ia langsung menghentikan langkahnya, saat mendengar pintu di depan sana, yang dibuka.

"Itu pasti Franc" ucapnya, yang kemudian segera berjalan menuju ruang tamu. Namun sesampainya di ruang tamu, ia langsung menghentikan langkahnya, saat melihat Franc, yang datang bersama dengan seseorang, yang merupakan Xandre.

"Xandre?" ucap Dervla, sehingga membuat Xandre, menoleh ke arahnya.

Sebuah senyuman pun, langsung terukir di wajahnya Xandre, saat ia melihat Dervla, "Hallo Dervla" sapanya.

Segera Dervla berjalan menghampiri mereka berdua, dan berdiri di sebelah kirinya Franc, "Franc, apakah ia benar-benar Xandre?" tanyanya, sambil memeluk pinggangnya Franc.

Franc yang baru saja selesai mengunci pintu pun, langsung menoleh ke arah Dervla, dan mengganggukkan kepalanya, "Benar, ia memanglah Xandre, kakakku" jawabnya, dengan senyuman, yang terukir di wajahnya.

"Ah, aku senang sekali, melihatmu yang masih hidup, Xandre" ujar Dervla, sambil menatap Xandre, dan menyunggingkan senyuman.

Mendengar apa yang baru saja Dervla katakan, membuat Xandre ikut menyunggingkan senyuman, dan berkata, "Tentu saja, aku masih hidup, Dervla. Dan, aku baik-baik saja".

"Syukurlah, kalau seperti itu. Kau tahu? Franc sangat mengkhawatirkan dirimu, apalagi saat ia bermimpi buruk, tentang dirimu" ujar Dervla, yang kemudian menoleh ke arah Franc.

Namun Xandre malah terkekeh dan menggeleng-gelengkan kepalanya, "Itu karena dia terlalu mengkhawatirkanku, maka dari itu, ia sampai bermimpi buruk, tentang diriku" ucapnya.

"Tapi, bagaimana ceritanya, kalian bisa bertemu lagi?" tanya Dervla, sambil menatap Franc dan Xandre, secara bergantian.

"Ceritanya cukup panjang, lebih baik kita lanjutkan mengobrolnya, di ruang keluarga saja" ujar Franc, dan dijawab dengan anggukkan, oleh Dervla dan juga Xandre. Dan kemudian, mereka bertiga segera berjalan, menuju ruang keluarga.

Setelah sampai di ruang keluarga, mereka pun segera berhenti.

"Ternyata, tidak ada yang berubah, dengan isi rumah ini" ujar Xandre, sambil memperhatikan sekitar.

"Benar, dan silahkan duduk, Xandre" ucap Franc.

Xandre pun hanya mengganggukkan kepalanya saja, dan mendudukkan tubuhnya di sofa. Lalu Dervla dan Franc, juga ikut duduk di sofa.

"Jadi, bagaimana ceritanya, kalian bisa bertemu lagi?" tanya Dervla, sambil menatap ke arah Franc, dan juga Xandre.

Dengan berat, Xandre menghela nafasnya, dan menundukkan kepala, "Tadi, aku baru saja tiba, di sebuah rumah, yang ditempati oleh wolfpacknya Joe. Namun, aku tak menemui Joe, di sana. Dan saat aku bertanya pada Theo, ia mengatakan, kalau Joe sedang mencari makan, di hutan. Lalu ia memberitahuku, kalau Joe ingin membunuh Franc, karena ia ingin merebutmu, dari adikku" tuturnya, yang kemudian menoleh ke arah Dervla.

Kedua matanya Dervla pun langsung membelalak, saat ia mendengar, apa yang baru saja Xandre ceritakan, "Apa?! Joe ingin membunuh Franc, hanya karena menginginkan diriku?" ucapnya, dan Xandre hanya menjawabnya, dengan anggukkan, "Pantas saja, ia melakukan hal itu padaku" sambungnya, sambil menatap ke depan, dan mengingat kejadian, yang kemarin malam.

"Maka dari itu, aku langsung menyusul Joe, ke hutan. Namun aku begitu terkejut, saat melihat Joe, yang sedang bersiap untuk menyerang Franc, yang sedang tak berdaya" ujar Xandre.

Mendengar apa yang baru saja Xandre katakan, membuat Dervla, langsung menoleh ke arah Franc, dan mengecek tubuh, vampir yang dicintainya itu, "Lalu, apakah kau baik-baik saja, Franc? Apakah, ada yang terluka?" tanyanya, yang terlihat begitu khawatir.

Namun Franc malah terkekeh pelan, dan mengganggukkan kepalanya, "Iya sayang, aku baik-baik saja. Meskipun, aku sempat terjatuh dari atas pohon, dan juga menghantam pohon, dengan cukup keras" tuturnya, sambil menggenggam tangannya Dervla.

"Apa?!" ucap Dervla, dengan kedua matanya, yang kembali membelalak, dan terlihat sangat terkejut.

"Aku pun juga tidak tahu, bagaimana ceritanya, karena saat aku datang, mereka sudah berkelahi, seperti itu" sahut Xandre, sehingga membuat Dervla, beralih menatapnya.

Lalu Dervla pun kembali menatap Franc, dan berkata, "Tolong ceritakan padaku, apa yang sudah Joe lakukan padamu, Franc?".

Franc pun langsung menghela nafasnya dengan kasar, dan memalingkan pandangannya, ke depan, "Sebenarnya, aku lah yang lebih dulu menyerangnya. Aku sengaja datang ke hutan, untuk menemuinya, lebih tepatnya untuk memberinya pelajaran. Dan, sesampainya di hutan, aku melihat Joe dalam wujud serigala, yang sedang memakan mangsanya, lalu aku langsung menerkamnya, sehingga membuat kami berdua, langsung terjatuh ke tanah. Namun ia malah memberontak, sehingga membuatku langsung melepaskannya. Dan setelah itu, ia berubah menjadi manusia, dan kami sempat berdebat, sebelum akhirnya, aku menonjok wajahnya, sehingga membuatnya langsung tersungkur, ke tanah. Namun ia segera bangkit, dan berubah menjadi serigala. Dan kemudian, kami mulai berkelahi. Tapi aku berhasil menggigit kaki depan, dan juga tubuhnya Joe, bahkan aku juga sempat, menghisap darah dari tubuhnya" tuturnya.

Mendengar penuturannya Franc, membuat Dervla langsung terdiam, dan mendadak jadi patung. Sungguh, ia tak menyangka, karena dirinya, hampir saja ada pertumpahan darah, di antara Franc dan Joe.













To be continue. . .

Vampire vs Wolves [COMPLETE]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum