#14

406 34 0
                                    

Perlahan, Franc membuka keduanya, dan mengedarkan pandangan, ke sekitar kamarnya. Lalu ia bangkit dari posisi tidurannya, dan menundukkan kepalanya.

"Hey, ternyata kau sudah bangun" ujar Dervla, yang baru saja datang.

Franc pun langsung menoleh ke arah pintu kamarnya, dan melihat Dervla, yang sedang berjalan menghampirinya.

"Kau tidak bermimpi buruk, kan?" tanya Dervla, sambil memegang bahunya Franc.

Namun Franc hanya terdiam sambil menatap Dervla, lalu ia mendekatkan wajahnya, pada wajahnya Dervla, sehingga membuat vampir yang dicintainya itu, menjadi bingung. Lalu ia mengendus-endus, di sekitar wajahnya Dervla.

Tak lama kemudian, Franc pun menjauhkan wajahnya, dari wajahnya Dervla. Sedangkan raut wajahnya, langsung berubah menjadi datar, kemudian ia berkata, "Apa yang binatang itu lakukan, padamu?".

Deg!

Jantungnya Dervla seakan berhenti berdetak, setelah mendengar, apa yang baru saja Franc katakan. Lalu ia segera menundukkan kepalanya, dan berkata, "Ia tidak melakukan apa-apa terhadapku, tadi aku memang tak sengaja bertemu dengannya, lalu kami hanya mengobrol saja, itu pun hanya sebentar".

"Benarkah? Ia sama sekali, tak menyentuhmu?" tanya Franc, dengan raut wajah, yang tetap saja datar.

Namun Dervla hanya mengganggukkan kepalanya saja, tanpa berani mengatakan apa pun, karena ia takut, Franc jadi semakin curiga padanya.

Dengan kasar, Franc menghela nafasnya, dan memalingkan pandangannya ke depan, "Baiklah, aku percaya" katanya, sehingga membuat Dervla, langsung mengangkat kepalanya.

Sebuah senyuman pun, langsung terukir di wajahnya Dervla, setelah mendengar, apa yang baru saja Franc katakan. Lalu ia kembali memegang bahunya Franc, dan berkata, "Maafkan aku, karena aku pergi keluar, tanpa seizinmu dulu. Sebab, tadi setelah bangun tidur, aku merasa haus sekali, dan aku tak kuat, jika harus menunggu sampai malam. Jadi, aku terpaksa pergi ke hutan, untuk mencari mangsa".

Franc pun langsung menoleh ke arah Dervla, dan menatapnya, "Iya, tidak apa-apa. Lalu bagaimana, kau berhasil mendapatkan mangsa?" tanyanya.

"Tentu saja, aku berhasil mendapatkan mangsa, meski hanya seekor rusa saja. Dan rupanya, kini aku sudah bisa memburu hewan, tanpa merasa kasihan sedikit pun" jawab Dervla, dengan senyuman, yang masih terukir di wajahnya.

Mendengar apa yang baru saja Dervla katakan, membuat Franc menyunggingkan senyuman, dan mengacak rambutnya Dervla, dengan gemas, "Aku bangga padamu, sayang! Karena sekarang, kau sudah menjadi seorang vampir, yang seutuhnya" katanya.

Dervla pun langsung memeluk Franc dengan erat, dan kembali menyunggingkan senyuman, "Maafkan aku Franc, aku telah berbohong padamu. Karena jika aku mengatakan yang sebenarnya, maka kau akan marah besar, dan aku tak tahu, apa yang akan kau lakukan pada Joe" batinnya.




***********************




Kini, malam telah tiba. Dan saat ini, Joe sedang termenung di depan rumahnya, sambil menatap ke depan, dengan tatapan yang kosong.

"Joe!" ujar seseorang, sambil menepuk bahunya, sehingga membuatnya, langsung tersadar dari lamunannya.

Joe pun langsung menoleh ke belakang, dan dapat ia lihat, Theo yang sedang berdiri di sana, "Kau ini mengagetkanku saja, Theo" ucapnya, sambil menghela nafasnya dengan kasar.

Namun dahinya Theo langsung mengerut, setelah mendengar jawabannya Joe. Lalu ia berdiri di sebelahnya Joe, dan berkata, "Mengagetkanmu? Itu artinya, kau sedang melamun?".

"Iya" jawab Joe, sambil mengganggukkan kepalanya.

"Apa yang sedang menggangu pikiranmu, Joe? Apakah Xandre?" tanya Theo, sambil menatap Joe, dari samping.

"Itu salah satunya" jawab Joe, tanpa menoleh ke arah Theo.

Mendengar jawabannya Joe, membuat dahinya Theo jadi mengerut, lalu ia berkata, "Salah satunya? Memangnya, apa lagi yang sedang mengganggu pikiranmu?".

Perlahan, Joe menoleh ke arah Theo, dan berkata, "Sepertinya, aku benar-benar jatuh cinta, pada Dervla".

"Dervla? Vampir wanita, yang waktu itu bertemu dengan kita, di hutan?" tanya Theo, dan Joe langsung menjawabnya, dengan anggukkan, "Oh. . . Jadi kau sedang memikirkan, vampir wanita itu. Tapi kuakui, ia memang cantik, ditambah ia baik, dan juga ramah" ujarnya.

"Tapi sayang, kini ia sudah menjadi miliknya Franc" ucap Joe, sambil menatap ke depan, dengan tatapan yang kosong.

"Apa?! Dia adalah pasangannya Franc? Adiknya Xandre?" ucap Theo, yang terlihat begitu terkejut, bahkan kedua matanya, langsung membulat dengan sempurna.

Namun Joe hanya mengganggukkan kepalanya saja, sambil terus menatap ke depan.

"Tapi kurasa, wajar saja jika mereka berdua menjadi sepasang vampir, karena selama ini, mereka telah menjalani kehidupan vampir bersama. Jadi tak heran lagi, jika di antara mereka berdua, tumbuh benih-benih cinta" ujar Theo, yang juga menatap ke depan, yang merupakan hutan. Karena rumah tersebut, berada di dalam hutan.

Dengan berat, Joe menghela nafasnya, dan menundukkan kepalanya, "Andai saja, aku yang lebih dulu, bertemu dengan Dervla, bukan Franc. Maka, aku akan merubahnya menjadi seorang werewolf, agar aku dan dirinya, bisa terus bersama-sama. Tapi sayang, takdir berkata lain. Aku dan Dervla, dipertemukan saat dirinya, sudah menjadi seorang vampir. Dan mungkin, kita berdua memang ditakdirkan, untuk menjadi teman saja, tidak lebih dari itu" tuturnya, yang terdengar lirih.

Mendengar penuturannya Joe, membuat Theo menjadi merasa begitu kasihan, pada alphanya itu. Ia pun memegang bahunya Joe, dan berkata, "Kau harus sabar, Joe. Tidak boleh putus asa seperti ini. Karena kuyakin, suatu saat nanti, kau pasti akan bertemu dengan seorang wanita, yang akan menjadi pasanganmu".

Joe pun langsung menggelengkan kepalanya, dan menoleh ke arah Theo, "Apa aku harus merebutnya, dari Franc?" ucapnya.

Kedua matanya Theo pun kembali membulat, dengan sempurna. Sungguh, ia tak menyangka, jika Joe akan berpikiran gila seperti itu. Lalu ia segera menggelengkan kepalanya, dan berkata, "Tidak Joe! Kumohon, jangan melakukan hal itu. Kau jangan buta karena cinta. Karena jika kau melakukan hal itu, maka sama saja, kau mengibarkan bendera peperangan, pada Franc. Ditambah, ia yang sudah terlanjur benci padamu, dan juga bangsa kita. Belum lagi, ia yang juga marah padamu, karena kakaknya, yang tidak ikut bersama dengan kita".












To be continue. . .

Vampire vs Wolves [COMPLETE]Where stories live. Discover now