#76

140 15 0
                                    

"Sekarang giliranku" ujar Franc, sambil menoleh ke arah Dervla, dan menatapnya.

Namun Dervla hanya mengganggukkan kepalanya saja, dan melipat kedua tangannya, di dada. Dan kini, mereka berdua sedang berada di sebuah rumah, yang akan menjadi mangsa mereka, selanjutnya.

Franc pun segera berjalan menghampiri seorang pria, yang tengah tertidur. Lalu ia menghentikan langkahnya, di dekat pria itu, dan memperhatikan calon mangsanya.

Melihat hal tersebut, membuat Franc menyunggingkan senyuman yang mengerikan, dan mencondongkan tubuhnya, pada pria itu. Lalu ia segera mencari daerah, di sekitar leher pria itu. Dan kemudian, ia membuka mulutnya, dan menancapkan gigi-giginya yang tajam, pada leher pria itu.

Pria itu langsung membuka kedua matanya, saat merasakan, sesuatu yang menancap, dan merobek kulit lehernya. Tapi betapa terkejutnya ia, saat melihat Franc, yang tengah menggigit lehernya, "V-Vamp--"

Ucapan pria itu langsung terhenti, saat Dervla yang entah sejak kapan, sudah berdiri di sebelahnya Franc, mengarahkan satu tangannya, tepat di depan wajah, pria itu, "Jangan berteriak, pejamkanlah matamu kembali. Dan saat kau terbangun, kau akan lupa, dengan yang terjadi, malam ini" ucapnya.

Perlahan, pria itu mengganggukkan kepalanya, dan memejamkan kedua matanya kembali.

Melihat hal tersebut, membuat Franc menyunggingkan senyuman. Dan kemudian, ia pun langsung menghisap darah pria itu, dari lehernya.

Beberapa saat kemudian, Franc melepaskan gigitannya, dan menjauhkan wajahnya, dari leher pria itu, "Terima kasih sayang, kau telah menyelamatkanku" ucapnya, sambil menatap Dervla dari samping, dan menyunggingkan senyuman.

Namun Dervla malah menggelengkan kepalanya, dan menatap Franc, dengan dalam, "Kau tak perlu berterima kasih, Franc. Karena kita sudah berjanji, akan saling menjaga, dan melindungi, satu sama lain" katanya. Dan kemudian, ia mendekatkan wajahnya, pada Franc, dan menjilat sisa darah, yang berada di sekitar mulutnya Franc.

Melihat hal tersebut, membuat Franc sedikit terkejut, dan membulatkan kedua matanya, karena ia tak menyangka, jika Dervla akan melakukan hal itu juga, padanya.

Setelah ia rasa sudah cukup bersih. Dervla pun mengecup bibirnya Franc, dan mulai melumatnya, dengan perlahan, sehingga membuat Franc, kembali membulatkan kedua matanya.

Tapi perlahan, Franc pun mulai membalas ciumannya Dervla, dan melumat bibirnya, "Aku sangat mencintaimu, Dervla. Dan aku berjanji, tak akan meninggalkanmu, untuk yang kedua kalinya" batinnya, sambil memeluk pinggangnya Dervla.




**************************




Kini, Joe tengah termenung, di depan rumahnya, dan hanya seorang diri saja.

"Joe"

Ia pun langsung menoleh, saat ada seseorang, yang menepuk bahunya, dari belakang, dan dapat ia lihat, Theo yang berdiri, di belakangnya. Ya, para wolf packnya Joe, memang sudah kembali ke Perancis, sejak tadi malam. Dan hal tersebut, karena Joe yang menyuruhnya.

"Theo, kau mengagetkanku saja" ucap Joe, sambil menghela nafasnya, dan memalingkan pandangannya, dari Theo.

"Kau sedang melamun?" ujar Theo, sambil berdiri di sebelahnya Joe, dan menatapnya dari samping.

"Iya" jawab Joe, yang begitu singkat, sambil mengganggukkan kepalanya.

"Pasti, sedang memikirkan Dervla" ucap Thoe, sambil memalingkan pandangannya, dari Joe.

Dengan kasar, Joe menghela nafasnya, dan menundukkan kepalanya, "Benar, aku memang sedang memikirkan Dervla, meskipun saat ini, aku sudah merelakan ia, untuk Franc. Tapi tetap saja, rasanya begitu berat, karena aku masih begitu mencintainya. Dan aku tetap ingin, bersama dengannya, walaupun hal tersebut, sangat tidak mungkin" katanya.

Mendengar apa yang baru saja sang Alpha katakan, membuat Theo menghela nafasnya, dan menepuk bahunya Joe, "Aku tahu, bagaimana perasaanmu saat ini, Joe. Tapi kuharap, kau tak mencoba untuk merebutnya kembali, dari Franc. Karena aku tak ingin, ada peperangan lagi, di antara dirimu, dan juga Franc. Dan lagipula, kau adalah seorang Alpha, di wolf pack ini, maka kuyakin, kau akan dengan sangat mudah, dapat menemukan seorang gadis, yang akan menjadi mate-mu" tuturnya.

"Aku tak akan melakukan hal itu lagi, Theo. Karena aku sudah berjanji pada Franc, untuk tidak merebut Dervla kembali. Lagipula, aku tak ingin, ada peperangan ataupun permusuhan lagi, di antara aku, dan juga Franc. Dan soal hal itu, aku belum memikirkannya, dan belum mempunyai niat, untuk mencari mate, karena aku belum bisa membuka hatiku, untuk gadis lain. Jadi saat ini, yang ada di hatiku, hanya Dervla saja, meskipun ia bukanlah milikku" tutur Joe, yang masih menundukkan kepalanya.

Theo pun jadi merasa begitu kasihan, pada Alpha nya itu, karena ia tahu benar, apa yang dirasakan, oleh Joe. Lalu dengan kasar, Theo menghela nafasnya, dan merangkul bahunya Joe, "Tenanglah Joe, karena kuyakin, cepat atau lambat, kau akan menemukan mate-mu. Dan, aku tak akan memaksamu, untuk membuka hatimu" ucapnya.

"Terima kasih Theo, kau telah mengerti perasaanku" ujar Joe, sambil menoleh ke arah Theo, dan menyunggingkan senyuman.

Namun Theo hanya mengganggukkan kepalanya saja, dan menyunggingkan senyuman, tanpa mengatakan apa-apa.















To be continue. . .

Vampire vs Wolves [COMPLETE]Kde žijí příběhy. Začni objevovat