#20

400 28 1
                                    

Dervla pun berjalan menuju kamarnya Franc, dan dapat ia lihat, vampir yang ia cintai, sedang bersiap-siap, seakan ingin pergi.

"Franc, kau mau ke mana?" tanya Dervla, sambil berjalan menghampiri Franc.

Segera Franc menoleh ke arah Dervla, dan berkata, "Tentu saja, ingin mencari mangsa".

"Mencari mangsa? Dengan cara, yang seperti biasa? Yaitu, dengan membunuh korbannya terlebih dulu, dan setelah itu, kita nikmati darahnya? ujar Dervla.

"Benar sayang, tepat sekali" jawab Franc, sambil mengganggukkan kepalanya.

Dervla pun langsung mendudukkan tubuhnya, di atas tempat tidur, dan menundukkan kepalanya, "Aku rasa, itu bukan ide yang bagus, Franc. Apa kau lupa, kalau saat ini, kita sedang terancam?" ucapnya.

Sebuah senyuman pun mulai terukir di wajahnya Franc, lalu ia berjalan menghampiri Dervla, dan mendudukkan tubuh, di sebelah vampir, yang dicintainya itu, "Aku tahu hal itu, sayang. Tapi tak ada cara lain, dan kita harus tetap mencari mangsa, malam ini juga" katanya, sambil mengusap kepalanya Dervla, dengan lembut.

"Tapi bagaimana, jika kita ketahuan?" ujar Dervla, sambil menoleh ke arah Franc.

"Kurasa tidak, karena malam ini, kita akan berburu, di tempat yang sedikit jauh, dari daerah sini" ucap Franc, dengan disertai senyuman, yang terukir di wajahnya.

Namun Dervla malah menggelengkan kepalanya, dan berkata, "Aku tidak setuju, dengan idemu itu, Franc. Karena kita tidak bisa, mengambil resikonya".

Dengan senyuman, yang masih terukir di wajahnya, Franc pun kembali mengusap kepalanya Dervla dengan lembut, dan berkata, "Ya sudah, kalau begitu kau tunggu di rumah saja, biar aku sendiri, yang berburu".

Dervla pun langsung menoleh ke arah vampir yang ia cintai itu, dan menatapnya, dengan tatapan yang susah dimengerti, "Itu lebih tidak mungkin, Franc! Aku tak bisa membiarkanmu, pergi seorang diri" ucapnya.

Namun Franc malah kembali mengukirkan senyuman, dan berkata, "Jangan khawatir, sayang. Aku akan baik-baik saja, dan lagipula, apa kau lupa, dengan julukan yang kumiliki?".

Dengan berat, Dervla menghela nafasnya, dan memalingkan pandangannya ke depan. Lalu ia mengganggukkan kepalanya, dan berkata, "Ya sudah, aku percaya denganmu, Franc. Tapi kumohon, tetaplah berhati-hati, dan jaga dirimu"

"Tentu saja, sayang. Kau jangan khawatir" ucap Franc, dengan disertai  senyuman, yang terukir di wajahnya.




************************




Dervla terus melangkahkan kakinya, di jalan yang sudah begitu sepi, sedangkan kedua matanya, sibuk memperhatikan sekitar, seakan sedang ada yang ia cari.

"Aku begitu lapar, dan juga haus" gumamnya, sambil terus berjalan, dan memegangi perutnya.

Namun tiba-tiba, ia langsung menghentikan langkahnya, saat melihat seorang gadis, yang sedang duduk seorang diri, di sebuah kursi, yang berada tak jauh, dari tempat ia berdiri.

Melihat pemandangan tersebut, membuat sebuah seringain, langsung terukir di wajahnya Dervla. Lalu tanpa merasa ragu sedikit pun, ia berjalan menghampiri gadis itu, dan duduk di sebelahnya, sehingga membuat gadis itu jadi terkejut, dan menoleh ke arahnya.

"S-Siapa kau?" tanya gadis itu, dengan sedikit terbata-bata.

Namun Dervla malah tersenyum, dan berkata, "Jangan takut, aku tidak akan menyakitimu. Sudah malam seperti ini, kenapa kau masih berada di luar?".

Perlahan, gadis itu menundukkan kepalanya, sehingga membuat Dervla, jadi mengerutkan dahinya, lalu ia berkata, "Aku baru saja putus dengan kekasihku, ia meninggalkanku demi gadis lain. Padahal, aku sangat menyayanginya".

Mendengar apa yang baru saja gadis itu katakan, membuat Dervla jadi merasa kasihan, karena ia tahu benar, bagaimana rasanya. Lalu ia berkata, "Aku akan membuatmu, merasa lebih baik, dan melupakan masalahmu itu".

Gadis itu pun langsung menoleh ke arah Dervla, dan mengerutkan dahinya, "Dengan cara apa?" tanyanya.

"Cukup pejamkan saja kedua matamu, dan jangan berteriak atau membuka matamu, sebelum aku menyuruhnya" jawab Dervla, sambil menatap gadis itu, dengan sebuah senyuman, yang terukir di wajahnya.

"Baiklah, aku mengerti" ucap gadis itu, sambil mengganggukkan kepalanya. Dan kemudian, ia memejamkan kedua matanya, dengan begitu rapat.

Melihat gadis itu, yang sudah memejamkan kedua matanya, membuat Dervla kembali menyunggingkan seringaian. Dan perlahan, ia mendekatkan wajahnya, pada leher gadis itu, dan mencari celah di sana, sehingga gadis itu bisa merasakan, hembusan nafasnya Dervla, yang hangat. Namun gadis itu hanya diam saja, sambil terus memejamkan kedua matanya, tanpa membukanya sedikit pun.

"Hey makhluk terkutuk! Hentikan perbuatanmu itu!"

Dervla langsung menjauhkan wajahnya, dari gadis itu, saat ia mendengar suara seseorang, yang begitu asing baginya. Lalu ia segera menoleh, ke arah sumber suara, dan betapa terkejutnya ia, saat melihat beberapa orang pria, yang sedang berjalan menghampirinya, dengan raut wajah, yang terlihat begitu murka.

Melihat hal tersebut, membuat Dervla segera bangkit dari kursi itu, dan langsung melarikan diri.

"Hey, berhenti!" ujar beberapa orang itu, yang berlari mengejar Dervla.

Namun Dervla terus saja berlari, tanpa berhenti sedikit pun.

"Franc, tolong aku. Aku sangat takut" ucap Dervla, di dalam hati, sambil terus berlari, sekuat tenaga.














To be continue. . .

Vampire vs Wolves [COMPLETE]Where stories live. Discover now