#75

194 17 0
                                    

"Jadi, kau adalah anak dari seorang penyihir, yang menciptakan Werewolf? Dan, Werewolf yang menggigitmu itu, adalah ayah tirimu?" ujar Xandre, sambil menatap Joe.


Ya, saat ini, Draven, Dervla, Franc, dan Joe, memang sedang berada, di dalam kastilnya Franc. Dan kini, mereka berempat tengah berbincang-bincang, tentang siapa Joe, yang sebenarnya. Sedangkan Draven, ia sedang bermain, di dalam kamarnya.

"Benar Xandre, aku adalah anak dari seorang penyihir, yang menciptakan Werewolf. Dan, seorang Werewolf yang menggigitku, adalah ayah tiriku" ucap Joe, sambil menundukkan kepalanya.

"Lalu, apakah kau bisa menyihir juga, seperti ibumu?" tanya Franc.

"Bisa, tapi aku sangat jarang menggunakannya" jawab Joe, yang masih menundukkan kepalanya.

"Dan itu artinya, saat kalian berdua sedang mencari mangsa, Joe bisa ikut untuk menjaga kalian, dari para pemburu vampir" ujar Xandre, sehingga membuat Dervla dan Franc, langsung menoleh ke arahnya.

Joe pun langsung mengangkat kepalanya, dan menyunggingkan senyuman, "Benar, jika kalian mau, aku bisa ikut, saat kalian sedang mencari mangsa. Agar, aku bisa menjaga dan melindungi kalian, dari para pemburu vampir" ucapnya, sambil mengganggukkan kepalanya, dan meng-iyakan ucapannya Xandre.

Segera Franc menggelengkan kepalanya, dan menghela nafasnya, dengan kasar, "Aku rasa, itu tidak perlu. Karena aku dan Dervla, tidak ingin merepotkanmu, Joe. Dan lagipula, kami berdua bisa menjaga diri kami, dari para pemburu vampir. Bahkan, kami juga akan sangat berhati-hati, saat sedang mencari mangsa, ataupun berada di luar" ucapnya.

"Benar, aku setuju pada Franc. Dan lagipula, kami bisa menghipnotis para pemburu vampir, jika kami bertemu dengan mereka" ujar Dervla, yang meng-iyakan ucapannya Franc.

"Tapi hal tersebut, tidak akan merepotkanku, karena dengan senang hati, aku akan melakukannya. Sebab, sekarang kita kan, sudah menjadi saudara, yang akan melindungi, satu sama lain" ujar Joe, dengan disertai senyuman, yang terukir di wajahnya.

"Terima kasih sebelumnya Joe, tapi kurasa tidak perlu. Dan lagipula, aku dan Dervla, akan saling menjaga, dan melindungi satu sama lain" ucap Franc, sambil menoleh ke arah Dervla, dan merangkul bahunya.

Dengan cepat, Dervla langsung mengganggukkan kepalanya, dan menoleh ke arah Franc, "Benar Joe. Dan kini, aku sudah tahu, bagaimana dunia luar, jadi aku bisa menjaga diriku, dan juga Franc. Buktinya, sudah beberapa kali, aku mencari mangsa, dan hanya seorang diri" katanya, sambil menyunggingkan senyuman.

Dengan kasar, Xandre menghela nafasnya, dan menggangguk-anggukkan kepalanya, "Kalau begitu, kau tidak perlu melakukan hal itu, Joe. Dan kuyakin, Dervla dan Franc, pasti bisa menjaga diri mereka" ucapnya.

"Baiklah, tapi jika kalian membutuhkan bantuan apa pun, katakan saja padaku. Karena aku akan membantu kalian semampuku" ujar Joe, sambil mengganggukkan kepalanya.

"Tentu Joe, kau juga ya" ucap Franc, dengan disertai senyuman, yang terukir di wajahnya.

Namun Joe hanya mengganggukkan kepalanya saja, dan menyunggingkan senyuman.




*************************




Kini, Dervla dan Franc tengah berada di dalam sebuah rumah, yang akan menjadi mangsa mereka, malam ini.

"Kau lihat kan, seorang pria yang sedang tertidur itu?" ujar Dervla, sambil menunjuk ke arah seorang pria, yang tengah tertidur, tak jauh di depannya.

"Iya, aku melihatnya. Tapi, sepertinya aku akan cemburu, jika kau menjadikan pria itu, sebagai mangsamu" ucap Franc, sambil menatap pria itu.

Mendengar apa yang baru saja Franc katakan, membuat Dervla langsung menoleh ke arahnya, dan mencubit pinggangnya, "Ish! Aku kan hanya menghisap darahnya saja, bukan melakukan hal yang lain" katanya, sambil mendengus kesal.

Namun Franc malah terkekeh, dan langsung menoleh ke arah Dervla, "Iya iya sayang, aku percaya padamu. Dan lagipula, aku hanya bercanda saja" ucapnya, sambil mengusap-usap, bahunya Dervla.

"Dasar menyebalkan! Huh!" ucap Dervla, yang kembali mendengus kesal, dan melipat kedua tangannya, di dada.

Melihat hal tersebut, membuat Franc kembali terkekeh, dan mengacak rambutnya Dervla, dengan gemas, "Ya sudah, jangan merajuk seperti ini. Sebaiknya, sekarang kau hisap darah pria itu, karena aku sudah tak sabar, ingin melihat aksimu, yang katanya sudah menjadi seorang Tueur de Vampire" ujarnya.

Dervla pun langsung menoleh ke arah Franc, dan menatapnya dengan sebal, "Okey, kau lihat saja!" katanya, sambil mengganggukkan kepalanya.

Namun Franc hanya diam saja, sambil menatapnya, dengan satu alisnya, yang terangkat. Dan kemudian, Dervla segera berjalan menghampiri pria itu, dan berdiri di dekat, tempat tidurnya. Lalu ia memperhatikan pria itu, yang tengah tertidur, dengan lelapnya.

Perlahan, Dervla mencondongkan tubuhnya, pada pria itu, dan mencari celah, di sekitar lehernya. Lalu ia membuka mulutnya, dan menancapkan gigi-giginya, yang tajam, pada leher pria itu.

Merasakan sesuatu yang menggigit lehernya, dan membuat kulitnya menjadi robek, membuat pria itu langsung membuka kedua matanya. Namun betapa terkejutnya ia, saat melihat Dervla, yang tengah menggigit lehernya.

"S-Siapa dirimu?" ucap pria itu, sambil menatap Dervla, dengan ketakutan.

Dervla pun langsung melepaskan gigitannya, dan mengarahkan satu tangannya, tepat di depan wajah, pria itu, "Tenanglah, jangan berteriak sedikitpun, dan pejamkan matamu kembali, sampai kau terbangun nanti. Dan ketika kau terbangun, kau akan lupa, dengan apa yang kau lihat, malam ini" ucapnya.

Perlahan, pria itu mengganggukkan kepalanya, dan memejamkan kedua matanya kembali, tanpa mengatakan apa-apa.

Segera Dervla kembali menancapkan gigi-giginya yang tajam, pada leher pria itu, dan mulai menghisap darahnya.

Melihat hal tersebut, membuat Franc menyunggingkan seringaian, dan melipat kedua tangannya, di dada, "Rupanya benar, kau telah menjadi, seorang Tueur de Vampire. Kau memang hebat Dervla, aku begitu bangga, padamu" batinnya.

Beberapa saat kemudian, Dervla menghentikan aktifitasnya, dan menjauhkan kepalanya, dari leher pria itu. Lalu ia menoleh ke arah Franc, dan berkata, "Bagaimana? Kau melihatnya, kan?".

Bibirnya Franc pun langsung terangkat, segera ia berjalan menghampiri Dervla, dan berdiri di dekatnya, "Iya, aku sudah melihatnya. Rupanya, kau benar-benar sudah menjadi seorang Tueur de Vampire, seperti diriku" katanya, sambil menyunggingkan senyuman, dan menatap Dervla, dengan dalam.

"Makanya jangan coba-coba unt--"

Ucapannya Dervla pun langsung terpotong, saat Franc menjilati sisa darah, yang berada di sekitar mulutnya.

Melihat hal tersebut, membuat jantungnya Dervla, langsung berdetak begitu kencang, seakan ingin lepas dari tempatnya, walaupun kini vampir itu sudah menjadi suaminya. Lalu ia menatap vampir yang sangat dicintainya itu, dan berkata di dalam hatinya, "Franc, kau mengingatkanku, saat kau memintaku, untuk menjadi pasanganmu, dan menjadi Tueur de Vampire bersama".












To be continue. . .

Vampire vs Wolves [COMPLETE]Where stories live. Discover now