#45

291 26 1
                                    

Perlahan, bulan purnama mulai terlihat di luar sana. Dan kini, Xandre sedang merasakan, tubuhnya yang terasa begitu panas, seakan sedang dibakar. Sedangkan dadanya, terasa begitu sakit. Ia pun segera keluar dari dalam kamarnya, dan berjalan menuruni anak tangga.

Namun tiba-tiba, langkahnya langsung terhenti, saat ia melihat Franc, yang sedang berdiri, tak jauh di depannya.

"Xandre?" ucap Franc, sambil berjalan menghampiri kakaknya itu.

"Franc, aku harus segera pergi dari kastilmu ini, karena sebentar lagi, aku akan berubah menjadi werewolf" ujar Xandre, sambil memegangi dadanya, yang semakin terasa sakit, bahkan jantungnya, berdebar dengan begitu kencang. Sedangkan bulu-bulu lebat, mulai tumbuh di sekitar tangannya.

Franc pun langsung menggelengkan kepalanya, dan memegang bahunya Xandre, "Tidak, kau harus tetap berada di sini, Xandre" katanya.

"Itu tidak mungkin, Franc. Karena aku harus segera keluar dari sini, sebelum kesadaranku hilang" ujar Xandre, sambil menyingkirkan tangannya Franc.

"Tapi aku tidak ingin, sesuatu hal yang buruk, terjadi pada dirimu, Xandre" ucap Franc, tanpa melepaskan pandangannya, dari kakak semata wayangnya itu.

Namun Xandre hanya diam saja, sambil menahan rasa sakit di dadanya, yang kian menjadi. Sedangkan kedua tangannya, sudah dipenuhi dengan bulu-bulu yang lebat, dan begitu juga, dengan kedua kakinya. Bahkan, tubuhnya sudah mulai membesar, sehingga membuat baju yang dipakainya, menjadi robek.

Melihat hal tersebut, membuat Franc merasa begitu kasihan, pada kakaknya itu. Sebab ia tahu, kalau kini Xandre sedang merasa begitu tersiksa, "Andai saja, ada sebuah cara, agar kau bisa kembali, menjadi manusia" batinnya, sambil terus memperhatikan Xandre.

Sedangkan Xandre, ia berusaha melawan rasa sakit, berserta rasa panas, yang sedang ia rasakan. Tapi kini, bulu-bulu lebat itu, sudah memenuhi, hampir seluruh tubuhnya.

"Xandre, tetaplah di sini" ujar Franc, yang kembali memegang, bahunya Xandre.

"Menyingkirlah, Franc! Kau tak bisa menghalangiku!" ucap Xandre, sambil mendorong tubuhnya Franc, dengan tenaganya yang begitu kuat.

Bhuk. . .

Tubuhnya Franc langsung terpental, dan menghantam dinding kastil, dengan cukup keras, sehingga membuatnya terjatuh, ke lantai.

Lalu Xandre kembali berjalan, untuk meninggalkan kastilnya Franc. Melihat kakaknya, yang akan pergi meninggalkan kastilnya, membuat Franc segera berdiri, dan berjalan menghampiri Xandre, lalu ia menarik tubuhnya Xandre, dan berkata, "Tidak Xandre, kau tidak boleh ke mana-mana".

Xandre pun langsung menoleh ke arah Franc, dan menatapnya dengan tatapan, yang penuh dengan api kemarahan, "Sudah kubilang, jangan menghalangi jalanku!" ucapnya, sambil mengangkat tubuhnya Franc, dengan satu tangannya. Karena kini, tubuhnya Xandre, sudah dua kali lebih besar, dari tubuhnya Franc, bahkan seluruh tubuhnya, sudah dipenuhi dengan bulu-bulu lebat.

"Tapi aku tidak ingin kehilangan dirimu, Xandre" ujar Franc.

"Berisik!" ucap Xandre, yang langsung melemparkan tubuhnya Franc, begitu saja, sehingga membuat Franc, kembali terpental, dan menghantam dinding dengan cukup keras, dan terjatuh ke lantai. Sedangkan Xandre, ia langsung berjalan keluar, dari kastilnya Franc, tanpa mengatakan apa-apa lagi.

Setelah berada di luar kastil, kepalanya Xandre mulai berubah, menjadi seperti kepala monster, bahkan gigi-giginya, menjadi panjang dan tajam, seperti gigi hewan buas. Dan kini, Xandre telah berubah, menjadi seorang Werewolf.

"Awuuuuuuuuuuuuu"

Ia pun mengeluarkan lolongan yang cukup panjang, dan memecah keheningan malam. Dan kemudian, ia berjalan menuju hutan, yang berada di belakang kastilnya Franc.

Dervla melangkahkan kakinya, dan memasuki kastilnya Franc, karena tadi ia meminta izin pada Franc, untuk mengunjungi keluarga, dan juga makam neneknya, dan tentu saja, Franc mengizinkannya. Namun langkahnya langsung terhenti, ketika ia tak sengaja melihat Franc, yang sedang tengkurap di lantai, yang berada tidak jauh, di sebelah kanannya.

Melihat hal tersebut, membuat Dervla buru-buru menghampiri Franc, dan berjongkok di dekatnya, "Franc, kenapa kau seperti ini? Apa yang terjadi?" tanyanya, yang terlihat begitu khawatir, pada Franc.

Perlahan, Franc bangkit dari posisinya, dan menahan rasa sakit, pada tulang belakangnya, karena tadi, punggungnya dua kali menghantam tembok, dengan begitu keras, "Xandre telah berubah menjadi werewolf, dan kini ia telah pergi, dari sini" jawabnya.

Dervla pun langsung terdiam sejenak, dan berpikir, kalau Franc sempat bertengkar dengan Xandre, yang telah berubah menjadi werewolf, "Jadi, kau seperti ini, karena Xandre?" tanyanya kembali.

"Benar, tadi secara tak sadar, ia melempar tubuhku sampai dua kali, sehingga punggungku menghantam dinding, dengan begitu keras" jawab Franc.

Mendengar apa yang baru saja Franc katakan, membuat Dervla menghela nafasnya dengan kasar, dan menggelengkan kepala, "Hal itu disebabkan, dirinya yang sudah berubah menjadi werewolf, kan? Jadi, ia kehilangan kesadarannya, dan melakukan hal itu padamu?" ujarnya.

"Iya, tapi tidak apa-apa. Dan, yang harus kulakukan sekarang, adalah mengejarnya. Jangan sampai ia bertemu, dengan pemburu werewolf" ujar Franc, sambil menatap ke depan, dan masih merasa sakit, pada punggungnya.

Dengan cepat, Dervla langsung menggelengkan kepalanya, dan berkata, "Tidak Franc! Kau tidak boleh mengejarnya, karena ia akan melukaimu lagi".

Franc pun langsung menoleh ke arah Dervla, dan menatap vampir yang di cintainya itu, "Aku tidak peduli, Dervla. Karena aku tak ingin, kehilangan kakakku lagi" katanya.













To be continue. . .

Vampire vs Wolves [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang