#42

275 25 0
                                    

Waktu sudah memasuki, hampir pagi hari. Tapi sampai saat ini, Dervla belum bisa memejamkan kedua matanya. Dan kini, ia sedang melamun, di dekat jendela kastil, dan hanya seorang diri saja. Karena Franc dan Xandre, sudah tertidur sedari tadi.

"Aku begitu rindu dengan negeri ku. Dan, aku juga rindu pada keluarga, dan juga nenekku" gumamnya, sambil menatap keluar kastil. Ya, saat ini Dervla memang sedang merindukan kampung halamannya, yaitu Perancis. Karena sudah begitu lama, ia meninggalkan negara tersebut. Dan karena hal itu lah, ia jadi tidak bisa tertidur, meski sudah hampir pagi hari.

Dengan berat, ia menghela nafasnya, dan menopang wajah, dengan satu tangannya. Lalu tiba-tiba, ia jadi teringat dengan Joe.

"Joe, apakah ia baik-baik saja? Yang aku dengar dari ceritanya Franc, katanya Franc sempat menggigit kaki depan, dan juga tubuhnya" gumam Dervla, yang kemudian terdiam sejenak, dan mulai memikirkan Joe. Bahkan, ia jadi khawatir dengan keadaannya Joe. Karena bagaimana pun juga, werewolf itu adalah teman baiknya.

"Dervla"

Ia langsung menoleh, ketika seseorang menepuk bahunya dengan pelan. Dan dapat ia lihat, Xandre yang sedang berdiri di belakangnya.

"Xandre? Kau sudah bangun?" tanya Dervla, sambil mengerutkan dahinya.

Xandre pun mengganggukkan kepalanya, dan berdiri di sebelahnya Dervla, "Aku terbangun karena lapar" katanya.

"Lapar? Tapi apakah di dalam kastil ini, ada makanan?" tanya Dervla kembali, sambil menatap Xandre, dari samping.

"Aku juga tidak tahu. Mungkin nanti aku mencari makanan, di luar saja" jawab Xandre, yang kemudian menoleh ke arah Dervla, dan mengerutkan dahinya, "Kau sendiri, kenapa belum tidur? Padahal, sudah hampir pagi hari" ujarnya.

Dengan berat, Dervla menghela nafasnya, dan memalingkan pandangannya dari Xandre. Lalu ia berkata, "Aku tidak bisa tidur, karena sedang merindukan kampung halamanku".

"Maksudmu Perancis?" tanya Xandre, dan Dervla langsung mengganggukkan kepalanya. Xandre pun menghela nafasnya, dengan sedikit kasar. Lalu ia menatap keluar kastil, dan berkata, "Sebenarnya, aku juga rindu dengan negara itu, walau baru beberapa hari, aku meninggalkannya".

Segera Dervla menoleh ke arah Xandre, dan menatapnya dari samping, "Apa sebaiknya, kita kembali ke sana saja?" tanyanya, sehingga membuat Xandre, langsung menoleh ke arahnya.

"Kurasa, itu bukanlah ide yang buruk, Dervla. Tapi, kita harus menanyakannya dulu, pada Franc" jawab Xandre, sambil menatap Dervla.

Dervla pun langsung mengganggukkan kepalanya, dan menatap keluar kastil. Lalu ia berkata, "Oh ya, aku dengar dari Franc, katanya ia sempat menggigit kaki depan, dan juga tubuhnya Joe. Lalu, bagaimana keadaannya Joe? Apakah ia terluka parah?".

"Aku juga tidak tahu, bagaimana keadaannya. Tapi setahuku, pergelangan tangan kiri, dan juga perut bagian kanannya, yang terluka. Namun, aku melihat darah yang menetes, dari kedua titik tersebut" tutur Xandre, sambil menatap keluar kastil.

Kedua matanya Dervla pun langsung membulat, setelah mendengar, apa yang baru saja Xandre katakan. Lalu ia menoleh ke arah Xandre, dan berkata, "Pergelangan tangan kiri, dan juga perut bagian kanannya, terluka? Tapi kedua luka itu, tidak akan membunuhnya, kan?".

"Asalkan, dia tidak kehilangan cukup banyak darah, maka ia bisa selamat" jawab Xandre, tanpa menoleh ke arah Dervla.

"Tapi, Franc kan hanya menggigitnya saja, tidak sampai merobek kulitnya, seharusnya darah yang keluar, tidak terlalu banyak, terkecuali jika dihisap" ujar Dervla, yang mulai terheran.

Xandre pun langsung mengganggukkan kepalanya, dan menoleh ke arah Dervla, "Benar, tapi jika Franc menggigitnya terlalu dalam, maka bisa menyebabkan tulangnya, menjadi cedera" ucapnya, sambil menatap Dervla, dari samping.

Namun Dervla hanya menghela nafasnya dengan kasar, sambil memalingkan pandangannya, ke depan. Tapi di dalam hatinya, ia jadi merasa begitu khawatir, pada Joe, "Joe, semoga kau baik-baik saja" batinnya.














To be continue. . .

Vampire vs Wolves [COMPLETE]Where stories live. Discover now