#21

342 27 0
                                    

Bruk. . .

Ia langsung terjatuh, saat tak sengaja, menabrak seseorang.

"Tangkap dia, dan kita bawa!" ujar salah satu, dari beberapa orang tersebut.

"Kita bakar saja sekalian" ucap seseorang, yang berada di depannya Dervla, dan seseorang itu lah, yang tak sengaja Dervla tabrak.

Dervla pun mencoba mengangkat kepala, untuk melihat seseorang itu. Namun ia begitu terkejut, saat melihat seseorang itu, yang tak asing baginya.

"Luke?" ucapnya.

"Hallo Dervla, akhirnya kita bertemu lagi, tapi sayang, kini kau bukan lagi seorang manusia" ujar seseorang itu, yang merupakan Luke, mantan kekasihnya dulu.

"Luke tolong aku. . . Tolong selamatkan aku dari mereka" ucap Dervla, sambil menatap pria itu, dengan tatapan memohon.

Namun pria itu malah mendengus, dan memalingkan pandangannya dari Dervla, "Menolongmu? Untuk apa, aku menolong seorang vampir?" katanya.

"Tolong aku Luke, kumohon" pinta Dervla, pada pria itu.

Tapi lagi-lagi, pria yang bernama Luke itu malah mendengus, dan berkata, "Tangkap dia, dan bakar saja! Agar di sini, tak ada lagi, makhluk seperti dirinya".

Beberapa orang itu pun, segera membantu Dervla untuk berdiri. Lalu ia membawa Dervla secara paksa, menuju suatu tempat.

15 menit kemudian. . .

Saat ini, Dervla, Luke, dan beberapa orang itu, sedang berada di sebuah tanah lapang, yang begitu luas. Namun di tengah tanah lapang itu, terdapat sebuah tiang, yang berdiri tegak, seakan memang sudah disiapkan, untuk membakar Dervla.

"Bawa dia ke sana, dan ikat!" ujar Luke, pada beberapa orang itu.

"Tidak Luke! Ku mohon, tolong bebaskan aku" ucap Dervla, sambil menoleh ke arah Luke, dan menatapnya dengan tatapan memohon.

Namun lagi-lagi, Luke malah mendengus, dan berkata, "Aku tidak akan menolongmu, Dervla. Lagipula, seharusnya kau tetap menjadi manusia, bukan malah menjadi vampir, seperti ini".

Mendengar apa yang baru saja Luke katakan, membuat Dervla jadi merasa sangat kecewa padanya. Bagaimana tidak? Seorang pria yang dulu pernah mengisi hatinya, dan begitu ia cintai, tapi kini malah ingin membunuhnya.

"Kau tega melakukan hal ini padaku, Luke?" ujar Dervla, sambil menatap Luke.

"Tentu saja tega, kenapa tidak?" ucap Luke, yang terlihat begitu acuh, sambil melipat kedua tangannya, di dada.

Dan kemudian, beberapa orang itu pun menyeret Dervla, menuju sebuah kayu tersebut. Lalu mereka mengikat kedua tangan, dan kakinya Dervla, pada kayu itu. Sedangkan Dervla, ia hanya bisa pasrah saja, dan berharap, akan ada seseorang, yang akan menolongnya, sebelum ia dibakar hidup-hidup.

"Franc, kau ada di mana? Kumohon tolong aku" ucap Dervla di dalam hati, sambil menatap ke arah beberapa orang itu, yang sedang membawa obor di tangannya, dan berjalan menghampiri Dervla.

Sedangkan Luke, ia hanya diam saja, sambil menatap Dervla, dengan seringaian yang terukir di wajahnya.

"Luke, aku tak menyangka, jika kau akan melakukan hal ini padaku. Padahal, aku tak pernah melakukan kesalahan apa pun padamu, justru dulu kau lah, yang pergi meninggalkanku" ucap Dervla di dalam hati, sambil menatap mantan kekasihnya itu.

Semakin lama, orang-orang itu sudah semakin dekat dengan Dervla, bahkan mereka menatap Dervla, penuh dengan kemurkaan, seakan Dervla telah melakukan sebuah kesalahan yang besar, pada mereka. Padahal, Dervla belum sempat menggigit leher gadis itu, tapi mereka malah semurka itu, pada Dervla.

"Kumohon, tolong bebaskan aku. Aku berjanji, tidak akan menghisap darah manusia lagi" pinta Dervla, pada orang-orang itu.

Namun mereka hanya diam saja, dan menghentikan langkah tidak jauh, di depan tiang, tempat Dervla diikat. Lalu perlahan, mereka mengangkat obor yang mereka pegang, dan mulai melemparkannya, pada Dervla.

Obor-obor itu pun terjatuh pada kakinya Dervla, dan perlahan, api dari obor itu, mulai membakar kakinya Dervla, sehingga membuat Dervla, menjerit kesakitan.

"Tolongggggggg, lepaskan aku, kumohon"

Melihat Dervla yang mulai menjerit kesakitan, membuat Luke dan orang-orang itu tertawa penuh kemenangan, bahkan mereka terlihat begitu senang.

"Kumohon, lepaskan aku"

Dervla terus saja menjerit kesakitan, karena api itu, perlahan mulai naik ke tubuhnya, dan membakarnya hidup-hidup.

"Tolong lepaskan aku, kumohon~"













To be continue. . .

Vampire vs Wolves [COMPLETE]Where stories live. Discover now