#62

199 20 0
                                    

"Aaaaaaa sakit, tolong lepaskan" pekik Rebecca, yang berusaha mendorong kepalanya Xandre.

Namun Xandre terus saja menggigit dagunya Rebecca, dan mengoyaknya, sehingga membuat dagingnya, jadi ikut ketarik, dan menempel pada giginya Xandre.

Melihat hal tersebut, membuat Rebecca jadi semakin histeris, dan mendorong tubuhnya Xandre, sehingga membuat Xandre, jadi terjatuh.

Rebecca pun langsung berdiri, dan memegangi dagunya, yang terluka hebat, "Dasar binatang sialan! Kau membuat--"

Segera Xandre menerkam Rebecca, kembali, sehingga membuat vampir itu, jadi terjatuh ke tanah. Lalu ia pun langsung mencakar-cakar wajahnya Rebecca, dengan kuku-kukunya, yang panjang dan tajam, "Rasakan pembalasanku, Rebecca. Aku akan membalas, kematian adikku!" batinnya, sambil terus mencakar-cakar wajahnya Rebecca, sehingga membuat darah segar, langsung keluar, dari luka cakaran itu.

"Aaaaa lepaskan aku, binatang terkutuk!" pekik Rebecca, yang berusaha untuk mendorong tubuhnya Xandre, sehingga membuat Xandre, jadi kembali terjatuh, ke tanah. Lalu Rebecca pun segera berdiri, dan memegangi wajahnya, yang dipenuhi dengan luka cakaran, "Dasar menyebalkan! Aku akan membalasmu, lihat saja nanti!" ucapnya, sambil menatap Xandre. Dan kemudian, ia pun langsung membalikkan tubuhnya, dan beranjak pergi.

Tapi dengan cepat, Xandre mengejarnya, dan menerkamnya dari belakang, sehingga membuat Rebecca, jadi terkejut. Lalu Xandre pun langsung menggigit bahunya Rebecca, dan mengoyaknya.

Merasakan hal tersebut, membuat Rebecca kembali histeris, dan berusaha untuk menyingkirkan Xandre, dari bahunya, "Lepaskannn, dasar binatang bodoh! Lama-lama kau bisa membunuhku" pekiknya.

"Memang itu yang ku mau, kau harus mati, di tanganku Rebecca!" ucap Xandre di dalam hati, yang terus saja menggigit, dan mengoyak bahunya Rebecca, sehingga membuat dagingnya, jadi ketarik. Lalu ia pun melepaskan gigitannya, dan segera turun, dari punggungnya Rebecca. Namun ia tidak berhenti, sampai di situ saja, karena ia belum merasa puas, dan masih ingin, membalas perbuatannya Rebecca.

Baru saja Rebecca ingin melanjutkan langkahnya, namun ia sudah dikejutkan oleh Xandre, yang menggigit kaki kirinya, sehingga membuatnya, lagi-lagi menjadi histeris, "Aaaaaa, lepaskan aku, binatang yang menjijikkan!" pekiknya, sambil mengayun-ayunkan kaki kirinya, dan berharap, Xandre dapat melepaskan gigitannya.

Namun Xandre terus saja menggigit kakinya Rebecca, dan mengoyaknya. Lalu ia menarik dagingnya secara paksa, dan menatap Rebecca, penuh dengan kebencian.

Merasakan Xandre yang sudah melepaskan gigitannya, membuat Rebecca menghela nafasnya, dengan sedikit lega. Lalu ia menoleh ke arah Xandre sejenak, dan segera berlari, dengan begitu cepat.

"Rasakan pembalasanku Rebecca, dan itu belum seberapa. Karena aku masih akan membalas perbuatanmu" ucap Xandre di dalam hati, yang masih menjadi seekor serigala, sambil menatap punggungnya Rebecca, yang sudah mulai menghilang.




***********************




Perlahan, Dervla membuka kedua matanya, dan mengedarkan pandangan, ke seluruh ruangan. Dan ia mendapati dirinya, yang berada di dalam sebuah kamar, yang menjadi kamar tidurnya, selama ia tinggal, di rumahnya Joe.

"Rupanya sudah sore" ucapnya, sambil menghela nafasnya, dan bangkit dari posisinya. Lalu ia menoleh ke sebelahnya, dan tak mendapati, Draven yang berada di dekatnya.

Melihat hal tersebut, membuat Dervla menjadi begitu terkejut, dan membulatkan kedua matanya, "Ke mana Draven? Kenapa tidak ada?" ucapnya.

Lalu ia pun segera bangkit dari tempat tidur, dan berjalan keluar dari kamarnya.

"Joe Joe, ke mana Draven?" pekiknya, sambil terus berjalan.

Namun tiba-tiba, langkahnya langsung terhenti, saat ia melihat, Joe yang sedang bermain, dengan seorang anak laki-laki, yang berumur 10 tahun.

Melihat hal tersebut, membuat Dervla langsung terdiam, dan mendadak jadi patung, "Apakah anak laki-laki itu adalah Draven?" batinnya.

"Ibu" ucap anak laki-laki itu, yang langsung berjalan, dan menghampiri Dervla. Lalu ia memeluk kakinya Dervla, dan menyunggingkan senyuman.

Merasakan hal tersebut, membuat Dervla langsung tersadar dari lamunannya, dan menunduk, untuk melihat anak laki-laki itu.

"Dervla, ternyata kau sudah bangun" ujar Joe, sambil bangkit dari sofa, dan berjalan menghampiri Dervla, dan anak laki-laki itu.

"Joe, jadi anak laki-laki ini--"

Belum selesai Dervla berbicara, namun Joe malah memotongnya, "Iya Dervla, ia adalah Draven, anakmu dan juga Franc" ucapnya, sambil mengganggukkan kepalanya, dan menyunggingkan senyuman.

Mendengar apa yang baru saja Joe katakan, membuat Dervla langsung berjongkok, di depan anak laki-laki itu, "Draven? Ini adalah dirimu, nak?" ucapnya, sambil menatap anak laki-laki itu, dan memegang wajahnya.

"Iya bu, ini aku, Draven" jawab anak laki-laki itu, sambil mengganggukkan kepalanya, dan menatap Dervla, dengan disertai senyuman, yang terukir di wajahnya. Ya, anak laki-laki itu memanglah Draven, anaknya Dervla dan juga Franc, yang kini sudah bertumbuh besar. Padahal kemarin malam, saat Dervla memberikannya sebotol darah segar, ia masih menjadi bayi. Tapi kini, ia sudah menjadi besar.

Sebuah senyuman pun langsung terukir di wajahnya Dervla, segera ia memeluk tubuh mungilnya Draven, dan berkata, "Ternyata, kau jadi semakin mirip, dengan ayahmu, nak".

"Oh iya, ayah ke mana bu? Tadi aku sempat bertanya pada paman Joe, tapi ia tidak tahu" ujar Draven, sehingga membuat Dervla, langsung melepaskan pelukannya, dan beralih menatap Joe.

Namun Joe hanya diam saja, dan segera memalingkan pandangannya.

Segera Dervla beralih menatap Draven, dan mengusap kepalanya, "Ayahmu sedang ada urusan, nak. Jadi, ia tidak ada bersama dengan kita" jawabnya, dengan disertai senyuman, yang terukir di wajahnya.

"Urusan? Urusan apa?" tanya Draven, yang mulai terlihat penasaran.

"Urusan orang dewasa nak, kau tidak akan memahaminya" jawab Dervla, dengan senyuman, yang masih mengembang di wajahnya. Namun di dalam hatinya, ia berkata, "Franc, andai saja kau tahu, kalau saat ini, anak kita sudah besar, dan ia begitu mirip, dengan dirimu. Sehingga membuatku, jadi semakin merindukanmu".













To be continue. . .

Vampire vs Wolves [COMPLETE]Where stories live. Discover now