#7

554 46 0
                                    

Dervla pun terus saja melangkahkan kakinya, dan menyelusuri jalan setapak, yang ia lewati. Ya, saat ini, Dervla memang sedang berada di luar, dan hanya seorang diri saja, karena Franc masih tertidur di rumahnya. Tadi, setelah bangun dari tidurnya, Dervla merasa begitu bosan, dan tak tahu, ingin melakukan apa. Hingga akhirnya, ia memutuskan untuk berjalan-jalan di luar, sekaligus mencari udara segar. Dan untung saja, Dervla tidak terbakar, saat terkena sinar matahari, sehingga membuatnya, dapat dengan bebas, berada di luar, saat matahari masih bersinar terang, di atas sana.

Namun tiba-tiba, langkahnya langsung terhenti, saat ia melihat sebuah hutan, yang berada tak jauh, di depannya.

"Hutan? Aku tak menyangka, jika di sekitar sini, ada hutan" batinnya, sambil memperhatikan hutan tersebut.

Dan kemudian, ia pun kembali berjalan, dan memasuki hutan itu, sambil memperhatikan ke sekitar, dan berjaga-jaga, jika ada orang lain, selain dirinya.

Ia pun terus saja berjalan, sambil memperhatikan ke sekitar, yang begitu sepi. Tapi tiba-tiba, langkahnya kembali terhenti, saat ia mendengar suara, yang berasal dari balik semak-semak, yang berada di sebelah kirinya.

"Suara apa itu?" batinnya, sambil terdiam sejenak.

Karena penasaran, ia pun berjalan menghampiri semak-semak itu, dengan hati-hati, agar langkahnya, tidak menimbulkan bunyi. Dan setelah sampai di dekat sana, ia mencoba melihat, ke balik semak-semak. Namun ia begitu terkejut, saat melihat seekor serigala berbulu hitam, yang sedang memakan mangsanya.

 Namun ia begitu terkejut, saat melihat seekor serigala berbulu hitam, yang sedang memakan mangsanya

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Melihat pemandangan tersebut, membuat kedua matanya Dervla, langsung membelalak.

"S-Serigala?" ucapnya, sehingga membuat seekor serigala itu, langsung menoleh ke arahnya, dan menatapnya, dengan gigi, dan mulut yang berlumuran darah. Lalu Dervla pun segera menutup mulut, dengan telapak tangannya, dan berjalan mundur ke belakang.

Dervla pun terus saja berjalan mundur ke belakang, sambil menatap seekor serigala itu, yang sedang menatapnya, dengan tatapan, yang seakan ingin menerkamnya.

Bruk!

Tiba-tiba ia menabrak sesuatu, sehingga membuat langkahnya langsung terhenti, dan kedua matanya, yang membelalak. Dan dengan jantung yang berdebar, semakin tak beraturan, ia pun memberanikan diri, untuk menoleh ke belakang, dan melihat, apakah yang menabrak punggungnya. Namun ia kembali terkejut, saat melihat seorang pria bertubuh kekar, yang sedang berdiri tepat di belakangnya.

"J-Joe?" ucapnya, yang langsung membalikkan tubuhnya.

"Dervla?" ucap pria itu, yang memanglah Joe, seorang manusia serigala, yang merupakan teman dekatnya Dervla.

"Joe! Akhirnya, kita dapat bertemu lagi" ujar Dervla, yang langsung memeluk Joe, dengan begitu erat, seakan tak ingin melepaskannya.

"Dervla, ternyata kau masih hidup" ucap Joe, sambil membalas pelukannya Dervla.

Dervla pun segera melonggarkan pelukannya, dan menatap Joe, lalu ia berkata, "Iya, aku masih hidup, dan ini karena Franc. Dia lah, yang membawaku pindah ke sini, agar aku selamat, dari pemburu vampir itu".

Mendengar nama Franc, membuat raut wajahnya Joe langsung berubah, dalam seketika. Tapi ia buru-buru tersenyum, dan mengusap kepalanya Dervla, "Syukurlah, aku senang melihatmu yang selamat, karena aku sempat begitu khawatir, pada dirimu".

"Joe, ternyata kau mengenal gadis ini?" ucap seseorang, sehingga membuat mereka berdua, langsung menoleh ke arah sumber suara, yang berasal dari belakangnya Dervla.

Namun Dervla kembali terkejut, saat melihat seorang pria bertubuh kekar, yang sedang berdiri di belakangnya. Lalu ia beralih menatap Joe, dan berkata, "Joe, siapa dia?".

Sebuah senyuman pun kembali terukir di wajahnya Joe, lalu ia menepuk bahu pria itu, dan berkata, "Dia adalah Théo-Antoine Silvestre, dan dia adalah salah satu werewolf, dari wolf pack ku. Dan Theo, ini adalah Dervla, ia adalah satu-satunya vampir, yang begitu dekat denganku".

"Jadi, kau adalah seekor serigala hitam, yang tadi?" tanya Dervla, pada pria itu, yang bernama Theo.

Theo pun langsung mengganggukkan kepalanya, dan mengulurkan tangannya pada Dervla, "Benar, aku adalah seekor serigala, berwarna hitam itu. Salam kenal Dervla, maaf tadi sudah membuatmu  menjadi takut" katanya, dengan disertai senyuman, yang terukir di wajahnya.

Segera Dervla menjabat tangannya Theo, dan mengganggukkan kepalanya, "Tidak apa-apa Theo, aku paham, karena tadi kau pasti berpikir, kalau aku adalah seorang manusia, kan?" ucapnya.

"Benar sekali Dervla, sekali lagi, maafkan aku" jawab Theo, sambil mengganggukkan kepalanya, dan kembali mengukirkan senyuman.

Namun Dervla hanya mengganggukkan kepalanya saja, tanpa mengatakan apa-apa. Tapi tiba-tiba, ia teringat oleh sesuatu, sehingga membuatnya langsung beralih menatap Joe, dan berkata, "Joe, kau datang ke sini  bersama dengan wolf pack mu, kan?"

"Iya, memangnya kenapa Dervla?" tanya Joe, dengan satu alisnya, yang terangkat.

"Apakah, semua werewolf di wolf packmu, ikut pindah ke sini?" tanya Dervla, yang berbalik tanya pada Joe.

Joe pun langsung terdiam, dan menundukkan kepalanya. Bahkan raut wajahnya, langsung berubah dalam seketika. Melihat pemandangan tersebut, membuat Dervla jadi terheran, dan mengerutkan dahinya.

"Joe, kenapa kau mendadak menjadi patung seperti ini?" tanya Dervla.















To be continue. . .

Vampire vs Wolves [COMPLETE]Onde histórias criam vida. Descubra agora