#13

440 32 0
                                    

Dervla pun terus saja melangkahkan kakinya, di sebuah hutan, yang berada di daerah tersebut. Ya, Dervla memang sengaja pergi ke hutan, untuk mencari mangsa, karena sehabis bangun tidur tadi, ia merasa tenggorokkannya, yang terasa begitu kering, sehingga mau tak mau, ia harus pergi ke hutan, untuk mencari mangsa, yang merupakan hewan, yang ada di hutan tersebut.

"Semoga saja, aku bisa mendapatkan mangsa di sini, karena saat ini, aku begitu membutuhkan darah" batinnya, sambil terus berjalan, dan memperhatikan sekitar. Namun tiba-tiba, langkahnya langsung terhenti, saat ia melihat seekor rusa, yang berada tak jauh, di sebelah kanannya. Melihat hal tersebut, membuatnya langsung menyunggingkan senyuman, yang mengerikan.

Lalu ia pun segera mengambil ancang-ancang, dan terus memperhatikan seekor rusa tersebut, yang tengah sibuk memakan dedaunan. Dan, saat rusa itu sudah mulai lengah, Dervla pun segera melompat ke arahnya, dan langsung menggigit lehernya, sehingga si rusa langsung terjatuh, bersama dengan Dervla.

 Dan, saat rusa itu sudah mulai lengah, Dervla pun segera melompat ke arahnya, dan langsung menggigit lehernya, sehingga si rusa langsung terjatuh, bersama dengan Dervla

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Namun Dervla terus saja menggigit leher si rusa. Dan saat merasakan darah segar, yang sudah mulai keluar, ia pun segera menghisapnya, dengan begitu kuat, sehingga membuat si rusa meringis kesakitan, bahkan kedua kaki depannya, menendang-nendang ke sebuah pohon, yang berada di dekatnya.

Beberapa saat kemudian. . .

Prok prok prok. . .

Dervla langsung membuka kedua matanya, dan refleks melepaskan gigitannya, dari leher si rusa, yang sudah mulai kejang-kejang. Lalu ia menoleh, ke arah sumber suara, dan dapat ia lihat, seorang pria, yang sedang berdiri, sambil menepuk tangan.

"Rupanya, kau sudah menjadi seorang pemburu yang hebat, Dervla" ujar pria itu, sambil berjalan menghampiri Dervla.

"Joe?" ucap Dervla, sambil bangkit dari posisinya. Ya, pria itu memanglah Joe.

"Aku tak menyangka, jika Franc berhasil mengajarimu, menjadi seorang pemburu. Karena aku masih ingat benar, saat pertama kali, kau memintaku untuk mengajarimu memburu. Bahkan, saat sedang kuajari, kau malah mengatakan, kalau kau tidak tega, jika harus membunuh hewan" tutur Joe.

Dervla pun langsung tersipu malu dan menundukkan kepalanya, lalu ia berkata, "Itu kan dulu, tidak dengan sekarang".

Namun Joe hanya diam saja, tanpa mengatakan apa-apa lagi. Tapi perlahan, ia meraih dagunya Dervla dan mengangkatnya. Lalu ia mendekatkan wajahnya, pada wajahnya Dervla.

Dervla yang tak mengerti pun, hanya diam saja, dan menatap Joe dengan begitu heran. Tapi tiba-tiba, Joe menjilati sisa darah, yang berada di sekitar mulutnya Dervla, dengan lidahnya. Dan setelah ia rasa sudah bersih, ia pun mengecup bibirnya Dervla, dan melumatnya dengan perlahan.

Mendapat perlakuan seperti itu, membuat Dervla langsung membulatkan kedua matanya. Lalu ia pun segera mendorong tubuhnya Joe, sehingga membuat ciuman mereka, langsung terlepas.

"Kau telah menciumku, Joe" ujar Dervla, sambil menundukkan kepalanya.

"Ah, maafkan aku Dervla. Tapi aku tak kuat lagi, untuk menahan diri, agar tidak mencium mu" ucap Joe, yang juga ikut menundukkan kepalanya, dan menggaruk tengkuknya, yang sama sekali tidak gatal.

"Semoga saja, Franc tidak melihat hal ini, karena kalau tidak, ia akan marah besar" ucap Dervla.

Joe pun langsung mengangkat kepalanya, dan menatap Dervla, setelah mendengar, apa yang baru saja, gadis itu katakan. Lalu ia mengerutkan dahinya, dan berkata, "Akan marah besar? Memangnya siapa dia? Dia kan, hanya teman mu saja, sekaligus seorang vampir, yang sudah merubahmu".

Namun Dervla malah menggelengkan kepalanya, sehingga membuat Joe menjadi mulai bingung. Lalu ia mengangkat kepalanya, dan menatap Joe, "Tidak Joe. Kini, aku dan Franc, memiliki suatu hubungan khusus" katanya.

"Apa?!" ucap Joe, dengan kedua matanya, yang langsung membulat dengan sempurna, "Maksudmu, kini kau dan Franc, sudah menjadi sepasang vampir?" tanyanya.

"Iya, kami berdua sudah memutuskan, untuk menjalin hubungan asmara. Mungkin bisa dibilang, kini aku dan dirinya, sudah menjadi suami istri. Ya, bisa dibilang seperti itu. Hanya saja, kami memutuskan untuk tidak melakukan acara pernikahan. Tapi ia memintaku, untuk menjadi pasangannya, dan menjalani kehidupan sebagai vampir, bersama dengannya" tutur Dervla.

Joe pun langsung menghela nafasnya dengan kasar, dan memalingkan pandangannya, dari Dervla. Namun wajahnya langsung berubah menjadi merah, seperti sedang menahan amarah, "Aku sudah menduga, kalau pada akhirnya, ia akan jatuh cinta padamu, dan akan memintamu, sebagai pasangannya. Yang kusayangkan, kenapa ia tidak melakukan hal tersebut, pada Rebecca? Padahal, mereka berdua cocok, sama-sama angkuh" ucapnya.

Segera Dervla menoleh ke arah Joe, dan menatapnya dari samping, "Jadi maksudmu, kau tak suka, jika aku yang menjadi pasangannya?" tanyanya.

"Tentu saja, karena kau bersifat terbalik dengannya, Dervla. Kau baik, ramah, dan mau berteman dengan bangsaku, tidak seperti dirinya, dan juga Rebecca, yang terlalu angkuh, dan selalu merasa hebat" jawabnya, yang langsung menoleh, ke arah Dervla.

Dervla pun langsung menundukkan kepalanya, dan mengulum bibirnya, tanpa mengatakan apa-apa. Karena ia tak tahu, harus mengatakan apa. Ditambah, raut wajahnya Joe, yang terlihat sedang menahan amarah.













To be continue. . .

Vampire vs Wolves [COMPLETE]Where stories live. Discover now