#38

316 25 0
                                    

"Sebenarnya, mereka bisa saja, tidak bermusuhan. Namun mereka sama-sama ingin menjadi yang terbaik, dan juga terhebat, hingga akhirnya mereka bertarung, dan berusaha menjatuhkan satu sama lain. Saat mengetahui hal tersebut, saya begitu murka, hingga akhirnya, saya memanggil para vampir, dan juga werewolf. Lalu saya mengatakan pada mereka, untuk berdamai, dan tidak lagi bermusuhan. Namun mereka malah menentangnya, dan mengatakan, kalau mereka tidak akan pernah berdamai, sampai kapanpun. Dan tentu saja, saya jadi semakin murka, pada mereka. Hingga akhirnya, saya memberikan ancaman pada mereka, jika ada yang berperang lagi di antara mereka, maka saya akan membunuh mereka, hanya dalam waktu hitungan detik saja. Mendengar hal tersebut, membuat mereka begitu takut, dan tak berani, untuk mengibarkan bendera peperangan, satu sama lain. Namun tetap saja, masih ada yang mengabaikan, ancaman saya itu, hingga akhirnya, saya terpaksa membunuh para vampir dan werewolf, yang terlibat dalam peperangan" tutur Count. Lalu ia membalikkan tubuhnya kembali, dan berkata, "Semua itu saya lakukan, karena saya ingin, semua makhluk kegelapan, hidup dengan tentram, tak ada yang namanya, peperangan. Karena saya sudah begitu bosan, mendengar yang namanya, perang. Dan sebenarnya, bangsa vampir lah yang jauh lebih hebat, dari pada bangsa werewolf. Karena mereka memiliki kekuatan, begitu cepat, dan juga abadi. Namun berbeda dengan bangsa werewolf, mereka memang lebih kuat dari pada bangsa vampir, tapi mereka tak memiliki kekuatan apa-apa. Bahkan saat bulan purnama sekali pun, mereka tetap tak memiliki kekuatan apa pun, hanya menjadi lebih kuat saja, dari sebelumnya. Dan juga, mereka tidak abadi".

Mendengar apa yang baru saja diceritakan oleh Count, membuat Dervla dan Franc, langsung menoleh ke arah Xandre.

"Bukan benar begitu, Xandre?" ujar Count, sambil menoleh ke arah Xandre, dan menyunggingkan senyuman.

"Benar tuanku, aku sendiri lah yang merasakannya" jawab Xandre, sambil menundukkan kepalanya.

Lalu Count membalikkan tubuhnya, dan berjalan menghampiri Dervla, "Jika kalian tidak percaya, dengan semua yang telah saya ceritakan, silahkan melihatnya sendiri, dengan cara menggenggam tangan saya" ucapnya, sambil mengulurkan tangan kanannya, pada Dervla.

Dervla pun langsung menoleh ke arah Count, dan menatapnya dengan takut. Namun Count hanya mengganggukkan kepalanya saja, dan menyunggingkan senyuman. Dengan sedikit ragu, dan juga takut, Dervla pun mencoba meraih tangannya Count, dan menggenggamnya.

"Sekarang, pejamkan kedua mata Anda" ujar Count, sambil menatap Dervla.

Namun Dervla hanya mengganggukkan kepalanya saja, dan mulai memejamkan kedua matanya. Dan saat itu pula, Dervla mulai melihat kejadian-kejadian, yang tadi telah diceritakan oleh Count. Bahkan, ia juga melihat, saat kekasihnya Count bunuh diri, dengan cara terjun, ke dalam jurang, yang sangat dalam, yang berada di dekat, kastilnya Count. Lalu ia melihat, Count yang sangat murka pada kala itu, hingga ia membunuh para pelayan, dan menancapkan pedang, pada jantungnya. Dan ia juga melihat, saat Count mengubah seorang raja, yang merupakan vampir pertama, sekaligus raja vampir. Bahkan, ia juga melihat, saat seorang penyihir yang tadi diceritakan oleh Count, mengutuk suaminya, menjadi seorang Werewolf. Lalu ia melihat, saat Count membunuh para vampir dan werewolf, yang terlibat dalam peperangan, hanya dalam waktu, hitungan detik saja.

Franc dan Xandre pun hanya diam saja, sambil memperhatikan Dervla. Lalu beberapa saat kemudian, Count melepaskan genggamannya Dervla, sehingga membuat Dervla, langsung terbangun dari semua hal, yang telah dilihatnya.

"Bagaimana?" tanya Count pada Dervla, dengan senyuman, yang terukir di wajahnya.

"Benar, aku melihat semua, yang tadi kau ceritakan. Bahkan rasanya, aku seperti berada, di dalam kejadian-kejadian itu" jawab Dervla, sambil menatap ke depan, dan mengingat setiap kejadian, yang tadi ia lihat.

Dengan senyuman yang masih terukir di wajahnya, Count pun kembali menegakkan tubuhnya, dan berkata, "Bagaimana, apakah masih ada, yang ingin kalian tanyakan?".

"Apakah seorang werewolf, tidak bisa menjadi seorang vampir?" tanya Dervla, sambil melirik ke arah Xandre.

"Tidak bisa. Meskipun seorang werewolf diberikan darah vampir, atau meminum darah vampir, maka ia tak bisa menjadi seorang vampir, atau setengah vampir, dan setengah werewolf" jawab Count.

"Tapi, di dalam film-film, dan di cerita-cerita, ada seseorang yang menjadi setengah vampir, dan setengah werewolf" ujar Dervla, tanpa melepaskan pandangannya, dari Count.

Count pun langsung tertawa, setelah mendengar, apa yang baru saja Dervla katakan. Seakan, hal itu, adalah sebuah lelucon, "Dervla, itu hanya di film, dan di cerita saja, bukan di dunia nyata. Karena sebenarnya, seorang werewolf tidak akan pernah bisa, menjadi vampir, dan begitu pun sebaliknya, seorang vampir tidak bisa, menjadi seorang werewolf, meksipun ia digigit oleh werewolf. Dan seorang manusia, tidak bisa, menjadi setengah vampir, dan setengah werewolf. Jika seorang manusia, disuntikkan darah vampir, dan darah werewolf, maka ia akan mati" tuturnya.

"Jadi, Xandre tidak akan pernah bisa, menjadi seorang vampir?" ujar Dervla.

"Benar" jawab Count, sambil mengganggukkan kepalanya, dan menyunggingkan senyuman.

"Lalu bagaimana, jika seorang vampir dan seorang werewolf, memiliki anak? Apakah anak itu, tidak akan menjadi setengah vampir, dan setengah werewolf?" ujar Xandre.

"Jika seorang vampir dan seorang werewolf memiliki anak, dari hasil hubungan mereka, maka anak mereka nantinya, akan menjadi salah satu dari mereka, tidak akan menjadi setengah vampir, dan setengah werewolf" jawab Count.

Namun Xandre hanya mengganggukkan kepalanya saja, tanpa mengatakan apa-apa.

Lalu Count menyunggingkan senyuman, dan berkata, "Apa masih ada, yang ingin ditanyakan lagi?".

Namun tiba-tiba. . .















To be continue. . .

Vampire vs Wolves [COMPLETE]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant