#23

535 28 3
                                    

Kini, Dervla tengah termenung di dalam kamarnya, dan hanya seorang diri saja. Tapi perlahan, ia mengusap lehernya, dengan gerakan yang sensual, sambil memejamkan kedua matanya.

"Aku masih ingat benar, saat pertama kali, Franc menggigitku. Bahkan, aku masih bisa merasakan, sentuhan bibirnya yang lembut, pada kulit leherku" batinnya, sambil terus mengusap lehernya, yang sengaja ia jenjangkan.

"Dervla, kau sedang--" ucapannya Franc, langsung terpotong, ketika ia melihat Dervla, yang sedang mengusap lehernya. Melihat hal tersebut, membuat Franc mengerutkan dahinya, dan begitu terheran.

Lalu ia pun segera berjalan menghampiri Dervla, dan mendudukkan tubuhnya, di tepi tempat tidur, "Dervla, apa kau baik-baik saja?" tanyanya, sambil memegang bahunya Dervla.

Merasakan sebuah tangan, yang memegang bahunya, membuat Dervla langsung tersadar dari lamunannya, dan menoleh ke arah Franc, "Ah Franc, sejak kapan kau ada di sini?" tanyanya, yang malah berbalik tanya pada Franc.

Namun Franc malah tertawa pelan, dan berkata, "Baru saja, kau sedang apa? Kulihat, kau sedang mengusap lehermu, apa lehermu terasa sakit?"

Segera Dervla menggeleng pelan, dan menundukkan kepalanya, "Tidak, aku hanya sedang melamun saja, karena merasa bosan" ucapnya.

"Melamun? Melamunkan apa? Dan, kenapa kau mengusap lehermu?" tanya Franc, yang terlihat begitu penasaran.

Dervla pun langsung terdiam, seakan mendadak jadi patung. Sebab ia berpikir, tidak mungkin jika mengatakan hal yang sebenarnya, pada Franc.

"Hey, kenapa diam saja?" ujar Franc, sambil menepuk bahunya Dervla, dengan pelan.

"A-Aku, sedang mengingat saat pertama kali, kau menggigit leherku. Aku masih bisa merasakan, sentuhan bibirmu yang lembut, pada kulit leherku" jawab Dervla, sambil menoleh ke arah Franc.

Deg!

Kini, Franc yang langsung terdiam, dan menjadi patung. Sungguh, ia tak tahu, harus menjawab apa.

"Franc, apakah selamanya, kita hanya hidup berdua saja, tanpa adanya seorang, anak?" ujar Dervla, sambil menatap Franc, dengan begitu dalam.

Namun Franc tetap saja terdiam, tanpa mengatakan apa-apa. Sebenarnya, ia tahu apa yang dimaksud oleh Dervla. Tapi ia bingung, harus memulainya dari mana, karena selama ini, ia belum pernah melakukan hal tersebut. Lucu memang, tapi itu lah kenyataannya.

Perlahan, Dervla mengusap wajahnya Franc dengan lembut, dan berkata, "Franc, kenapa kau hanya diam saja?"

Franc pun menoleh ke arah Dervla, dan menatapnya, "Kau mau, kita melakukannya?" tanyanya, dan hanya dijawab dengan anggukkan saja, oleh Dervla, "Baiklah, kita akan melakukannya" sambungnya, dengan sebuah senyuman, yang terukir di wajahnya. Dan tanpa berkata apa-apa lagi, Franc pun mendekatkan wajahnya pada Dervla, dan menatapnya dari jarak, yang begitu dekat. Lalu, ia mengecup bibirnya Dervla, dan mulai melumatnya dengan perlahan.

Sedangkan Dervla, ia tak tinggal diam saja. Ia membalas lumatannya Franc, dan berusaha untuk menyeimbangi ciumannya, sehingga membuat mereka, saling melumat satu sama lain.

Mereka pun masih saling melumat, satu sama lain, dan semakin lama, ciuman mereka, semakin panas. Dan perlahan, Franc mendorong tubuhnya Dervla ke kasur, dan langsung menindihnya, tanpa melepaskan tautan bibir mereka.

Beberapa saat kemudian, setelah puas bermain dengan bibirnya Dervla, Franc pun melepaskan ciumannya, dan menatap Dervla sejenak.

"Aku sangat mencintaimu, Franc" ucap Dervla, dengan disertai senyuman, yang terukir di wajahnya.

Namun Franc hanya tersenyum saja, dan mulai mengecupi lehernya Dervla, sehingga membuat Dervla, langsung menjenjangkan lehernya. Lalu ia menghisap lehernya Dervla dengan perlahan, sehingga meninggalkan beberapa tanda merah keunguan, di sana.

Semakin lama, ciuman Franc pun semakin turun, pada belahan kedua dadanya Dervla. Lalu ia menghentikan aktifitasnya sejenak, dan mendongak, untuk menatap vampir, yang ia cintai.

Seakan mengerti dengan maksudnya Franc, Dervla pun mengganggukkan kepalanya, dan mengusap rambutnya Franc, "Lakukanlah, Franc. Aku sudah menjadi milikmu, dan kau boleh melakukannya" ucapnya, sambil menyunggingkan senyuman.

Dan tanpa berkata apa-apa, Franc pun melanjutkan aktifitasnya, sehingga membuat Dervla, jadi bergerak dengan gelisah, dengan bibirnya, yang mulai mengeluarkan erangan-erangan kenikmatan.

"Arghhh Franc~" erang Dervla, sambil memejamkan kedua matanya, dan meremas rambutnya Franc.













To be continue. . .

Vampire vs Wolves [COMPLETE]Where stories live. Discover now