#35

311 28 1
                                    

Setelah selesai makan, Count mengajak mereka bertiga, untuk berbincang-bincang, di ruang makan tadi.

"Jadi, kedatangan kalian ke sini, untuk meminta bantuan pada saya, bukan? Untuk memberikan kalian tempat tinggal, di negeri ini" ujar Count, yang berdiri di dekat perapian, dan menatap ke arah jendela, yang tak dipasangi gorden.

Xandre pun langsung mengganggukkan kepalanya, dan berkata, "Benar tuanku, itu lah maksud kedatangan kami ke sini. Karena kami tidak tahu, harus meminta bantuan pada siapa lagi. Sebab, di tempat tinggal kami yang sebelumnya, sudah tak aman. Aku begitu takut, saat bulan purnama tiba, Joe akan membunuh adikku".

Segera Count membalikkan tubuhnya, dan menatap ke arah mereka bertiga, "Sebenarnya, Anda tak perlu begitu takut, Xandre. Karena Joe, tidak akan bisa membunuh adikmu. Apakah Anda lupa? Jika seorang vampir terluka, maka dalam waktu hitungan detik, maka lukanya akan tertutup kembali. Sedangkan, jika seorang manusia serigala terluka, maka membutuhkan waktu, yang cukup lama, agar lukanya bisa kembali tertutup. Dan hal tersebut, karena manusia serigala, adalah setengah manusia, dan setengah serigala, dan mereka belum mati. Sedangkan vampir, mereka adalah manusia yang hidup kembali, setelah mati" tuturnya.

"Tapi vampir tetap bisa mati, jika terkena air suci, dan kayu yang ditusukkan, tepat pada jantungnya, kan?" ujar Dervla, sehingga membuat Franc dan Xandre, langsung menoleh ke arahnya.

"Benar" jawab Count, sambil mengganggukkan kepala. Lalu ia membalikkan tubuhnya, dan berkata, "Tapi tidak semua vampir, bisa mati jika terkena air suci. Lalu bawang putih, dan juga salib, itu hanya omong kosong belaka".

"Tidak semua vampir? Tapi, Rebecca telah mati, dengan air suci, dan juga kayu, yang ditusukkan tepat pada jantungnya" ujar Dervla kembali.

"Itu karena ia adalah seorang vampir, yang masih cukup baru. Karena hampir semua vampir, yang baru lahir, lemah terhadap air suci, dan juga sinar matahari. Dan sebenarnya, vampir yang telah mati, bisa dihidupkan kembali, asalkan jasadnya disimpan dengan baik" ujar Count, sambil menatap ke arah jendela.

"Tapi, aku bisa keluar pada siang hari, dan tidak terbakar sedikit pun. Sedangkan Franc, ia bisa terbakar, dengan sinar matahari, padahal ia bukanlah seorang vampir, yang baru lahir" ucap Dervla. Lalu ia mengerutkan dahinya, dan berkata, "Bisa dihidupkan kembali, dengan cara apa?".

Count pun kembali membalikkan tubuhnya, dan menatap ke arah Dervla, lalu ia berkata, "Itu artinya, Anda tidak termasuk, ke dalam vampir yang baru lahir, yang lemah terhadap sinar matahari. Sedangkan Franc, ia baru menjadi vampir, selama beberapa tahun saja, kan? Belum mencapai puluhan tahun. Maka dari itu, ia masih lemah terhadap sinar matahari. Benar, vampir yang telah mati, bisa dihidupkan kembali, yaitu dengan cara, memberikan darah segar, pada jasadnya. Dan darah segar tersebut, akan mengalir ke seluruh tubuhnya, dan juga jantungnya, sehingga membuatnya bisa hidup kembali. Maka dari itu, vampir adalah makhluk yang abadi, karena tidak bisa benar-benar mati. Meskipun sudah mati, bisa dihidupkan kembali. Sedangkan Werewolf yang sudah mati, tidak bisa dihidupkan kembali, meskipun memakai cara apa pun".

"Jadi, aku tidak akan terbakar oleh sinar matahari, jika aku sudah menjadi vampir, selama puluhan tahun?" ujar Franc.

"Benar" jawab Count, sambil mengganggukkan kepalanya, dan beralih menatap Franc, "Lalu soal tempat tinggal kalian, saya mempunyai sebuah kastil, yang berada di negeri ini, yang bisa kalian tempati. Jangan khawatir, kastil itu tidak akan dimasuki oleh orang lain, karena saya akan membuat kastil itu, tidak terlihat oleh siapa pun, bahkan oleh bangsa vampir, atau werewolf sekalipun" tuturnya.

"Itu artinya, kastil itu tidak dapat dilihat oleh manusia?" tanya Xandre.

Count pun langsung mengganggukkan kepalanya, dan beralih menatap Xandre, "Benar sekali" jawabnya.

"Lalu, kalau aku boleh tahu, bagaimana ceritanya, kau bisa menjadi seorang Dracula?" tanya Dervla, dengan hati-hati. Namun hal tersebut, membuat Franc dan Xandre, langsung menoleh ke arahnya, "Ah maaf, tidak seharusnya aku menanyakan hal itu" ucapnya, sambil menundukkan kepalanya.

Namun Count malah menyunggingkan senyuman, dan berjalan menghampiri Dervla. Lalu ia berhenti di dekat Dervla, dan memegang bahunya, "Anda mengingatkan saya, pada seseorang, yaitu Anna Steinhäuser. Ia adalah seorang manusia, yang seharusnya menjadi teman hidup saya, tapi ia malah melarikan diri, dengan seorang vampir, yang merupakan tangan kanan saya. Dan kini, mereka berdua telah menikah, dan mencintai satu sama lain" tuturnya, sambil memalingkan pandangannya, dari Dervla.

"Sekali lagi, maafkan aku Count. Ah, maksudku, tuanku" ujar Dervla, sambil menundukkan kepalanya, dan merasa bersalah, karena sudah lancang, menanyakan hal tersebut, pada Count.

Count pun kembali menatap Dervla, dan menyunggingkan senyuman, "Tidak apa-apa, Dervla. Wajar, jika Anda ingin mengetahuinya. Dan, Anda benar-benar sangat mirip, dengan Anna. Ia sama seperti Anda, keingitahuannya cukup besar. Bahkan, selama ia tinggal di sini, ia banyak bertanya pada saya. Dan salah satu pertanyaannya, seperti yang tadi Anda katakan. Bagaimana ceritanya, saya bisa menjadi, seorang Dracula?" tuturnya, sambil menyunggingkan senyuman, yang mengerikan, dan menatap Dervla, dari jarak yang cukup dekat, sehingga membuat Dervla menundukkan kepalanya, dan tak berani, untuk menatap Count.

Melihat hal tersebut, membuat Franc langsung mengepal tangannya, dengan begitu kuat, bahkan matanya langsung memancarkan kemarahan.













To be continue. . .

Vampire vs Wolves [COMPLETE]Onde histórias criam vida. Descubra agora