#54

282 21 0
                                    

Segera Xandre menoleh ke arah sang Alpha itu, dan menepuk bahunya, "Tidak apa-apa Joe, itu bukanlah salahmu" katanya.

"Dan maaf juga, karena aku sempat berniat, untuk membunuh adikmu" ujar Joe, yang masih menundukkan kepalanya, "Tapi jujur, ini bukanlah rencanaku, karena aku tidak tahu, jika Rebecca sudah hidup kembali, dan berniat untuk membunuh Franc" sambungnya.

Xandre pun mengganggukkan kepalanya, dan kembali menepuk bahunya Joe, "Aku sudah memaafkan hal itu, Joe. Dan aku yakin, ini memanglah bukan rencanamu. Karena aku tahu, kau tidak pernah, benar-benar ingin membunuh adikku. Kau begitu baik Joe, aku tahu benar, bagaimana dirimu" tuturnya.

"Terima kasih Xandre, kau sudah mau memaafkanku" ucap Joe, yang masih menundukkan kepalanya.

Sebuah senyuman pun mulai terukir di wajahnya Xandre, lalu ia menoleh ke arah Dervla, dan berkata, "Dervla, sebaiknya untuk sementara waktu, kau dan Draven, tinggal di rumahnya Joe. Agar, saat Rebecca datang ke sini, ia tidak bisa menemukan kalian".

Segera Dervla menggelengkan kepalanya, dan menoleh ke arah Xandre, "Tidak Xandre! Aku akan tetap tinggal di sini, untuk menemani Franc" ucapnya.

"Tapi Dervla, Rebecca berniat untuk membunuhmu, dan aku yakin, ia pasti datang ke sini, untuk mencarimu. Jadi kumohon, ikutilah saran dariku ini, demi keselamatanmu dan juga Draven. Karena aku tak bisa menyelamatkan adikku, jadi aku tidak ingin, jika kau sampai terbunuh juga, sama seperti Franc" tutur Xandre, sambil menatap Dervla, dengan tatapan memohon.

"Tapi Xandre, aku ingin tetap berada di sini, dan tak ingin, jauh dari Franc" ujar Dervla, sambil menatap Xandre, dengan mata yang berkaca-kaca.

Xandre pun mengganggukkan kepalanya, dan menepuk bahunya Dervla, "Aku paham hal itu, Dervla. Tapi saat ini, keadaannya sedang tidak aman, karena Rebecca sedang mengincarmu. Dan kuyakin, ia pasti akan melakukan segala cara, untuk membunuhmu. Jadi kumohon, jangan keras kepala. Kau tak mau kan? Jika Franc jadi bersedih, karena kau dibunuh, oleh Rebecca juga" ucapnya.

Mendengar apa yang baru saja Xandre katakan, membuat Dervla langsung terdiam, dan beralih menatap tengkoraknya Franc.



***********************



Saat ini, Dervla dan Draven, sudah berada di rumahnya Joe, yang berada di dalam hutan, di dekat kastilnya Franc.

Setelah sempat mengalami perdebatan, akhirnya Dervla mau juga, mengikuti saran dari Xandre.

"Dervla?" ucap Joe, sambil mendudukkan tubuhnya, di sebelah vampir, yang ia cintai itu.

"Iya, ada apa?" ucap Dervla, sambil mengangkat kepalanya, dan menoleh ke arah Joe.

"Kau pasti, masih memikirkan Franc, ya?" ujar Joe, sambil menatap Dervla, dari samping.

Segera Dervla menggangguk, dan menundukkan kepalanya, "Iya, aku masih tak menyangka, jika hal itu, akan terjadi pada Franc. Dan, aku tidak tahu, bagaimana aku bisa menjalani hidupku, tanpa dirinya. Karena bagiku, Franc adalah seorang master. Dan seorang slave, tidak bisa hidup, tanpa masternya, bukan?" ucapnya.

Joe pun langsung mengganggukkan kepalanya, dan merangkul bahunya Dervla, "Aku tahu, bagaimana perasaanmu saat ini, Dervla. Pasti, kau merasa sangat kehilangan, Franc. Karena kau begitu mencintailah. Dan, Franc lah yang telah menyelamatkanmu, dan mengubah hidupmu, dengan cara merubahmu, menjadi seorang vampir" tuturnya.

Namun Dervla hanya mengganggukkan kepalanya saja, dan masih menundukkan kepalanya.

"Tapi kau jangan khawatir Dervla, aku akan berusaha, untuk selalu menjagamu, dan juga Draven. Dan aku tak akan membiarkan, Rebecca atau siapapun, melukai kalian sedikit pun" ujar Joe, sambil menatap Dervla, dari samping.

Perlahan, Dervla mengangkat kepalanya, dan menoleh ke arah Joe, "Terima kasih banyak, Joe. Tapi maaf, aku jadi merepotkanmu" ucapnya, dengan disertai sebuah senyuman, yang begitu tipis.

Joe pun langsung mengganggukkan kepalanya, dan menyunggingkan senyuman, "Sama-sama Dervla. Dan, aku sama sekali, tidak merasa direpotkan" katanya.

Namun Dervla hanya tersenyum, sambil menatap Joe. Tapi tiba-tiba, ia teringat dengan sesuatu, dan ingin menanyakannya, pada Joe. Lalu ia pun berkata, "Oh ya Joe, ada yang ingin kutanyakan padamu".

"Ada yang ingin kau tanyakan padaku?" ucap Joe, dan Dervla langsung mengganggukkan kepalanya, "Apakah itu?" tanya Joe, dengan dahinya yang mengerut, dan terlihat mulai penasaran. Bahkan, di dalam hatinya, ia mencoba menebak-nebak, apa yang ingin Dervla katakan.

"Bolehkah aku mengetahui, bagaimana ceritanya, kau bisa menjadi seorang Werewolf?" tanya Dervla, sambil menatap Joe dengan begitu dalam, sehingga membuat Joe, langsung menundukkan kepalanya, dan mengulum bibirnya. Melihat raut wajahnya Joe, membuat Dervla menjadi bingung, dan mengerutkan dahinya.

Dengan berat, Joe menghela nafasnya, dan menoleh ke arah Dervla, "Sama seperti para werewolf lainnya, aku menjadi werewolf, karena digigit oleh seorang werewolf. Namun, tidak ada satu pun yang mengetahui, tentang cerita jelasnya, terkecuali Count Dracula, dan juga ibuku. Dan, aku memang sengaja, tak pernah menceritakannya pada siapa pun, karena bagiku, hal itu tidaklah penting. Namun, karena kau yang memintanya, maka aku akan menceritakannya padamu" tuturnya.

Mendengar apa yang baru saja Joe katakan, membuat Dervla langsung menundukkan kepalanya, dan merasa bersalah, karena ia sudah lancang, menanyakan hal tersebut, pada Joe, "Maafkan aku Joe, tidak seharusnya aku menanyakan hal itu. Dan, kau tak perlu menceritakannya padaku" katanya.

"Tidak Dervla, kau tidak salah. Dan, aku akan tetap menceritakannya, padamu" ujar Joe, sambil meraih tangannya Dervla, dan menggenggamnya, sehingga membuat Dervla, langsung menatapnya. Lalu dengan berat, Joe menghela nafasnya lagi, dan melepaskan genggamannya, pada tangannya Dervla. Dan kemudian, ia menundukkan kepalanya, dan berkata, "20 tahun yang lalu, aku sedang menikmati udara malam, di belakang rumah ibuku, yang merupakan hutan, karena rumah ibuku, berada di dalam hutan juga, seperti rumahku ini. Namun--"

Belum selesai Joe bercerita, namun Dervla malah memotong ucapannya, "20 tahun yang lalu? Itu artinya, saat ini kau sudah berumur 44 tahun? Bukankah, kau seumuran denganku, yaitu 24 tahun?" ucapnya, dengan dahinya yang mengerut, dan menatap Joe dengan bingung.

Joe pun langsung menatap Dervla, dan menghela nafasnya lagi, "Aku belum selesai bercerita, Dervla" katanya.













To be continue. . .

Vampire vs Wolves [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang