1

420 53 4
                                    

Apa yang paling dinanti-nantikan oleh kerajaan selain kelahiran pewaris sah?

Pesta perayaan yang meriah pastilah termasuk dalam serangkaian acara yang diadakan di segala penjuru kerajaan. Namun untuk kelahiran seorang Putri, semua kolega dari kerajaan tetangga pastilah sedikit banyak akan berkomentar jika itu adalah hal yang berlebihan. "Dia tidak akan menjadi Raja di kemudian hari," itu kata mereka yang sayangnya tidak dapat menghentikan kerajaan Tsaritsa untuk memenuhi taman pada setiap istana dengan banyak bunga mawar bahkan hingga membuka aula utama untuk mengadakan perayaan selama hampir tujuh malam.

Para Duke selaku Adipati bahkan tidak ingin tinggal diam untuk sedikit cari muka dengan memberikan sumbangan pada rakyat sambil mengatasnamakan nama sang Putri.

Kelahiran Chae Hyun Kim, Putri Kerajaan, pada penghujung musim dingin seperti yang dikatakan oleh para tukang roti yang pada hari kelahirannya mendapatkan perintah untuk membuat banyak hidangan manis guna dibagikan gratis kepada rakyat "Bayi itu luar biasa". Bayi itu agaknya disamadengankan dengan beberapa ksatria punggawa kerajaan karena telah berhasil menjadi angin segar bagi keberlangsungan pemerintahan yang ada.

Tidak akan ada yang berbohong bila yang terjadi beberapa bulan sebelumnya bukanlah kehamilan pertama Ratu, dan Chaehyun juga bukan anak pertama dari pasangan nomor satu di kerajaan Tsaritsa. Bagi para Adipati kepercayaan Raja yang ditugaskan untuk mengerahkan banyak pasukan untuk meningkatkan keamanan pada masa kehamilan Ratu, banyak rakyat yang yakin jika mereka secara diam-diam mulai menghitung. Ini adalah kehamilan keempat Ratu, dengan riwayat pernah mengalami dua kali keguguran dan yang sebelum ini justru terlahir seorang putra namun hanya dapat bertahan selama beberapa hari.

Hingga sempat beredar kabar tentang Raja yang mengalami cukup banyak ketakutan yang berujung trauma kala hendak menggendong Chaehyun. Tujuh malam pesta namun rakyat hanya bisa saling bertaruh untuk memperkirakan seperti apa rupa bayi cantik itu.

Beberapa rumor mengatakan jika sang Putri memiliki rupa yang cantik seperti Ratu, selayaknya seekor kelinci yang dirawat dengan baik. Namun tidak jarang pula ada yang percaya jika sang Putri memiliki paras serupa Raja yang berkharisma layaknya harimau.

Sayangnya euforia itu hanya bertahan selama lima bulan. Desas desus mulai terdengar di tiap-tiap kedai yang ada di jalanan utama kerajaan, segera setelah kedatangan keluarga Earl dari Candesa yang terkenal mampu mendatangkan nasib baik. Bukan, ini bukan tentang apakah keluarga itu akan mendoakan sang Putri tapi tentang tujuan lain yang belum terpenuhi. Kerajaan ini memerlukan pewaris, para pelayan tentu akan berbohong jika mereka pada akhir musim dingin sibuk mendoakan keselamatan sang Ratu alih-alih jujur jika secara manusiawi mereka tengah berdoa untuk kelahiran seorang putra. Yah, Ratu memang selamat tapi dia melahirkan seorang putri.

"Kenapa aku harus berduka?" tanya Raja itu pada salah seorang bangsawan yang mencoba bersikap jujur atas kekhawatirannya dan bangsawan lain. "Dia putriku. Dia sempurna." Namun diumur Raja yang tidak lagi muda, semua orang pastilah akan paham dengan ketakutan para bangsawan itu terkait kemungkinan keguguran yang lebih tinggi bila perencana untuk adik laki-laki Putri Chaehyun tidak dilakukan dalam waktu dekat.

Sikap Raja tentu juga tidak bisa disalahkan karena dipenghujung hari kemarin dia telah mendatangkan dokter terbaik yang ada di seluruh Tsaritsa untuk memeriksa keadaan Ratu pasca melahirkan. Sebuah pemeriksaan yang ditutup dengan beberapa kantung emas guna membungkam mulut sang dokter agar tidak menyebar luaskan kondisi sang Ratu yang tidak dianjurkan untuk hamil lagi. "Nyawa Ratu bisa melayang." Sang Raja mungkin memang tidak pernah benar-benar bisa mencintai Ratu, keduanya hanya sepasang pemuda awam yang dipertemukan oleh ikatan pertunangan, namun dua puluh tahun bukanlah sesuatu yang singkat hingga kedua anak manusia itu tidak bisa menjadi seorang teman. Bagaimana pun juga Ratu adalah temannya, teman yang bersama dengannya di masa susah sebagai sesama korban atas pertunangan itu.

Maka dari itu, pada malam hari bersama dengan dikeluarkannya perintah agar para pelayan secara berkala mengganti bunga mawar yang ada di kamar Chaehyun agar tetap terlihat segar, sang Raja mengucap sebuah sumpah pada temannya. Dia yang berlaku sebagai seorang penonton saja dapat mengalami yang namanya trauma tiap kali menunggu proses persalinan, lalu bagaimana kabar Ratu yang menjadi si pelaku utama?

Apa yang bisa sang Raja lakukan untuk mengobati semua rasa trauma yang mungkin juga dimiliki Ratu?

Tidak ada. Tapi setidaknya, si Pengausa mampu memberikan jaminan berupa masa depan yang kuat bagi putri mereka.

Jika ada yang bertanya tentang apa yang dia inginkan, Chaehyun kini hanya menjawabnya dengan senyuman "Aku sudah mendapatkan semuanya." Hidupnya sempurna, gadis itu tahu betul akan hal itu bahkan pada usianya yang baru menginjak angka tujuh dia tahu bila semua gadis di Tsaritsa mengharapkan kehidupannya sebagai hadiah ulang tahun.

Kehidupan yang sudah ditata dengan sempurna sedari lama. Chaehyun tidak ingat kapan tapi sejauh ingatannya, dia hanya tahu bila alih-alih memasukkan dirinya pada sekolah terbaik yang ada Raja lebih suka untuk memanggil semua guru terbaik untuk yang ada di Tsaritsa untuk datang di istana. Bahkan seorang pelukis ternama dari wilayah luar dengan senang hati menerima undangan Raja yang menghadiahinya sepetak tanah di kawasan ibu kota hanya untuk mengajari Chaehyun.

Bagaikan kehidupan tokoh utama dalam sebuah kisah klasik, tidak ada seorangpun di kerajaan yang bisa menandingi Chaehyun. Meski namanya selalu saja disematkan sebagai pembanding oleh para wanita kelas atas tiap kali membicarakan putri salah seorang Duke yang konon dikata memiliki keterlambatan dalam berbicara. Chaehyun tentu tidak menyukai hal itu namun tidak ada keuntungan yang bisa dia dapatkan dari mengurus ucapan orang yang bahkan ditujukan pada orang lain yang sama sekali tidak dia kenal.

"Putri Kerajaan Chaehyun, apa kau tidak menginginkan seorang adik?" Karena untuk masalah itu Chaehyun tidak bisa melindungi dirinya sendiri.

Pada usia sepuluh atau sebelas tahun, gadis itu telah belajar sedikit banyak bersama dengan dokter yang mengurus keadaan Ratu pasca melahirkan. Membuatnya sedikit tahu tentang permasalahan yang terjadi hingga tidak ada anak lain selain dirinya di istana. Tapi itu bukan masalah besar sebenarnya karena Chaehyun juga tidak menyukai kehadiran sebuah makhluk baru dalam hidupnya, dia sudah terbiasa hidup sendiri. Pernah sekali ada seorang pelayan datang bersama dengan membawa anak gadisnya yang sepantaran dengan Chaehyun, di awal usia belasan, dan Chaehyun sama sekali tidak menemukan ketertarikan selain fakta jika gadis itu tidak memiliki bakat lain selain terus menerus memujinya.

"Wah! Putri Kerajaan memang hebat."

Terlalu lama berada di lingkungan yang dipenuhi oleh orang dewasa seakan membuat Chaehyun lebih nyaman berada pada posisi yang membuatnya berpikir jika dia adalah yang paling bodoh. Masih perlu banyak belajar dari yang lainnya dan seorang teman yang membuatnya sadar jika dia seorang yang pintar bukanlah sesuatu yang dia perlukan. Chaehyun bukannya malas untuk beradaptasi, dia hanya malas untuk mengajari. Bukannya pelit, tapi hanya ah, entahlah hanya Chaehyun yang tahu.

Memasuki usia enam belas tahun dengan teman baik adalah ayahnya, sang Raja itu sendiri, Chaehyun secara perlahan mulai mengenal istilah debut dan debutan sebagai julukan bagi mereka yang lajang di usia yang mendekati umur kepala dua, tidak jarang pula sudah berkepala dua.

"Putri Kerajaan pastilah akan bersama dengan Duke."

"Aku dengar putra Archduke dari Kniagina tengah melakukan perjalanan ke kerajaan tetangga."

Putra Archduke dari Kniagina, ya?

Dari buku literatur terkait silsilah leluhur para keluarga bangsawan yang tamat dibaca Chaehyun pada usia kesepuluh, gadis itu sedikit banyak tahu terkait keluarga yang dimaksudkan. Berada di urutan kedua dalam daftar isi tepat di bawah keluarga kerajaan Kim. Pendiri keluarga itu adalah adik laki-laki Raja pertama Tsaritsa yang menikah dengan saudara jauh dari pihak ibu, lalu secara turun-temurun entah karena tradisi atau apa para putra keluarga itu pastilah akan menikah dengan putri dari Raja, atau paling tidak dengan saudara jauh Raja.

Yang terbaru adalah ibu dari Archduke yang rupanya adalah kakak perempuan dari Raja terdahulu.

Sesuatu yang membuat Chaehyun meminta pada sang Raja selaku seorang putri pada ayahnya untuk menunda debutnya selama dua tahun. Satu tahun bukanlah waktu yang cukup untuk mempelajari keluarga Archduke, Chaehyun hanya mengantisipasi, karena bila mana tidak ada putra di antara hubungan kedua orang tuanya maka sudah pasti putra dari sang Archduke-lah yang akan naik tahta.

Bukankah itu kesempatan yang bagus? Chaehyun bisa saja menaikkan posisi dirinya sebagai seorang Ratu.

I Love How I'm CalledWhere stories live. Discover now