39

77 22 0
                                    

Bahiyyih rasa semalam dia tidak bermimpi buruk.

Mimpi yang normal dengan dia yang langsung melupakan hal itu tidak sampai satu jam setelah bangun.

Tapi mengapa harinya bisa sesial ini?!

Dimulai dengan seorang pelayan yang bertugas untuk menyiapkan gaunnya yang tiba-tiba saja tidak kelihatan batang hidungnya. Bukan masalah yang besar dikarenakan Yujin dengan sigap memberikan beberapa pelayannya untuk dialihkan pada Bahiyyih, meski Youngeun sudah ingin melayangkan protes pada Lady Freifrau.

"Dan lucu sekali karena kisah para pelayan yang hilang dimuat dalam Surat Kabar Angin edisi terbaru," komentar Youngeun. Gadis itu telah melanggar banyak sekali tata Krama, dan untuk kali ini berjalan sambil membaca dengan posisi punggung sedikit membungkuk. "Si jenius ini mulai keterlaluan sepertinya."

Menghentikan langkahnya. Bahiyyih yang berada selangkah di depan Youngeun berbalik dengan raut bingung. "Keterlaluan?" tanyanya. "Aku pikir kau menyukai sikapnya." Penulis anonim itu bagaikan idola tak tercela di mata Youngeun, termasuk pada alasan mengapa dia dan Bahiyyih membuat tim pencari calon istri untuk Hendery Wong. Alasan mengapa dua gadis muda itu ada dalam perjalanan menuju Rumah Putra.

Dengan beberapa lembar kertas berisikan nama serta data diri seorang gadis debutan. Pekerjaan yang mereka lakukan semalaman. Lebih tepatnya Youngeun yang mencatat dan Bahiyyih yang hampir tertidur di sampingnya. Bungsu keluarga Huening itu sebenarnya sudah mengingatkan, tidak masalah sebenarnya bagi Yujin untuk dilamar oleh Hendery, namun Youngeun seakan memiliki pandangan lain.

"Kita tidak bisa melepaskan kakak kesayangan kita begitu pada seorang asing."

Bahiyyih yang kala itu sudah benar-benar mengantuk hanya bisa bergumam dengan suara yang teredam bantal. Beruntung saja Yujin adalah seorang yang disiplin dan akan tidur sesuai jam malam bila tidak ada yang mengajaknya untuk begadang. "Tapi Kak Yujin sendiri yang mengatakan jika latar belakang keluarga Wong sangatlah menghargai perempuan." Dan entah apa balasan Youngeun, Bahiyyih tidak begitu mendengarnya karena lebih dahulu terlelap dalam mimpi.

Harusnya dia tahu bila Youngeun bukanlah seorang gadis yang mudah mengubah keputusannya dalam hidup. Akan sedikit sia-sia untuk menasehati gadis ini. Dan perubahan sudut pandangnya terhadap si penulis anonim ini—"Tunggu! Apa kau bertemu Duke Park?!" sergap Bahiyyih teringat. "Pagi ini! Kemana kau pagi ini?"

Youngeun tidak ada saat Bahiyyih dengan panik kehilangan pelayannya, baru tahu dan sedikit terlambat karena Bahiyyih telah selesai dengan masalahnya. Pagi-pagi sekali gadis itu sudah keluar dari kamar, bahkan beberapa pelayan yang ditanyai oleh Yujin menjawab dengan gelengan kepala pada pertanyaan 'kemana gadis itu pergi?'.

"Aku menyelinap kau puas?" ucap Youngeun dengan nada kesal yang secara tidak langsung memberitahu Bahiyyih bila gadis ini secara tidak sengaja ditangkap basah oleh Duke Park. "Aku mengantuk tapi juga tidak bisa tidur dengan tenang, saat melihat jam yang menunjukkan pukul tiga aku rasa ada baiknya bagiku untuk jalan-jalan."

Adegan yang hampir tergambarkan dalam benak Bahiyyih sebenarnya mirip seperti sebuah pertemuan dalam kisah romansa lama dimana dua debutan dari kedua rumah secara tidak sengaja bertemu di kebun pembatas. Berlatarkan cahaya matahari pagi yang masih mengintip pelan. Udara dingin yang pastinya membuat situasi terasa hening pastinya menjadi bumbu penyedap lainnya.

Tapi mengingat pelakunya adalah Youngeun dan Duke Park, itu pasti jauh dari yang namanya romansa.

"Aku kini lebih penasaran bagaimana cara kalian berdua menyudahi perdebatan kalian itu, kakakku sering bercerita tiap pulang sekolah kalau temannya itu selalu menganggumu."

"Dan dia begitu karena Kak Johnny sialnya ada di pihaknya. Arg! Sudahlah! Jangan sebut namanya lagi!"

Dalam catatan kecil yang dibuat Bahiyyih di otaknya terkait Youngeun, selain Beomgyu, ada satu sosok lagi yang bisa membuat gadis itu menjadi memiliki kecenderungan untuk membunuh seseorang. Youngeun sendiri yang kala itu baru keluar dari ruangan konseling, "AKU INGIN MENCEKIK LEHERNYA! BENAR-BENAR!". Perbedaannya, mungkin jika Beomgyu, gadis itu masih bisa memaafkannya. Selayaknya hubungan anjing dan kucing yang memiliki timbal balik.

Sedangkan untuk Duke Park, Bahiyyih rasa ini lebih mirip seperti hubungan musuh yang benar-benar musuh.

Duke Park sebenarnya juga bukan orang yang usil terlebih lagi jahat. Bahiyyih cukup dekat dengannya mengingat pemuda itu berada pada angkatan sekolah yang sama dengan Kai, terlebih lagi bernasib sama sebagai penerus gelar Duke. "Aku tidak percaya Kak Jay seperti itu," ucap Bahiyyih yang pastinya dilontarkan kala si pemuda belum naik tahta. Pada hari pertama Youngeun mulai menceritakan seberapa menyebalkannya sosok itu kala merusak kepangan rambutnya.

Dan dua atau tiga hari selanjutnya, Bahiyyih melihatnya.

Bagaimana Duke Park menjahili Youngeun dengan merusak mainan boneka yang baru saja gadis itu dapatkan dari Ibu Johnny.

Tapi perlu Bahiyyih akui, Duke Park mungkin menjadi alasan paling kuat mengapa Youngeun bisa menjadi kuat seperti ini.

Pemuda itulah yang dibanting Youngeun hingga mengalami cedera.

"Masih aneh saja buatku karena Duke Park itu orang baik, hanya padamu saja dia seakan menjadi orang lain."

Jadi, apakah itu yang membuat hari Bahiyyih sial?

Tidak juga.

Meski mendengarkan celotehan Youngeun juga sesuatu yang buruk.

Semula bermula pada saat keduanya hendak melintasi kebun dan secara tidak sengaja berpapasan dengan Soobin Choi. Sosok yang pastinya keduanya kenal dan akan sangat tidak sopan bila tidak disapa atau mungkin sedikit basa basi.

"Tuan Choi," sapa Bahiyyih dan Youngeun hampir bersamaan.

"Nona Seo. Putri Bahiyyih. Aku melihat Ksatria Park beberapa waktu lalu, apa kalian berdua ada janji dengannya?"

"Ya," jawab Bahiyyih dengan singkat namun nada yang digunakan terbilang sopan. Berlawanan dengan Youngeun yang memang sedikit menambahkan beberapa kata yang membaut ucapannya terdengar sedikit sumbang. "Sebenarnya juga dengan adik Anda, tapi sepertinya dia sedang tidak dalam mode yang minat."

Soobin tentu sudah terbiasa dengan sikap Youngeun yang terlampau jujur mengucapkan apa isi hatinya. Gadis yang jujur. Namun orang asing tentu bisa menyalahpahami hal itu, seperti seorang yang sedari tadi berdiri di samping Soobin. Menatap pada Youngeun dengan raut tidak biasa. "Oh, kenalkan dia Ksatria Sihir Heeseung Lee dari Riena. Dia sudah ada di sini sedari awal musim debut tapi sepertinya kalian baru melihatnya hari ini." Dan Soobin serta pengalamannya sebagai salah seorang pengurus organisasi pengumpulan karya seni pastinya paham cara untuk mengalihkan suasana. "Ksatria Sihir Heeseung Lee, mereka Nona Youngeun Seo dari Burggraf dan Putri Bahiyyih Huening dari Kniagina."

"Apa Anda sakit?" Celetukan itu keluar dari belah bibir Youngeun sebelum dengan agak lancang sedikit mengambil langkah maju. Mengamati raut wajah Heeseung. "Astaga! Anda terkena demam burung Kolibri?!"

"Demam apa?" tanya Heeseung yang agak terkejut kala Soobin tiba-tiba mengambil jarak darinya.

Sedangkan Bahiyyih secara refleks mendekat pada Youngeun. Ikut mengamati raut wajah yang tidak pucat, namun sedikit memerah dengan beberapa bintik samar dan bibir yang kering. "Maaf sebelumnya, apa Anda pernah berkontak fisik pada salah seorang pelayan atau bangsawan dari wilayah Furstin?" Bahiyyih dan Youngeun pernah mengalami demam ini, pastinya memiliki kekebalan tambahan untuk itu. Lain dengan Soobin dan keluarga Choi lain yang belum pernah mengalaminya. "Kakakku bilang ada gejala ringan untuk demam ini di wilayah Furstin tapi karena warga sana terbilang memiliki kekebalan yang kuat."

"Aku minum teh bersama Duke Park beberapa waktu lalu," ucap Heeseung sebagai pengakuan dan tidak sampai beberapa detik kemudian tubuh pemuda itu seakan limbung dan hampir mencium tanah bilamana tidak ditahan.

"Kak Soobin!" pekik Bahiyyih reflek saja.

"Apa?! Aku belum pernah kena demam Kolibri."

Bahiyyih memutar bola matanya tidak sopan. Tidak mungkin juga meminta bantuan Youngeun.

"JUNGWON YANG!"

Karena gadis itu tidak suka direpotkan dan lebih memilih untuk menyuruh orang lain saja.

I Love How I'm CalledDonde viven las historias. Descúbrelo ahora