79

66 14 0
                                    

Xiaojun tidak peduli seperti apa tanggapan saudara-saudari sepupunya, tapi dia benar-benar menikmati musim debut. Meski bagaimanapun juga sebagai Duke dari Gertsog dia masih harus mengawasi jalannya peradangan sutra, dan sebagai salah satu anggota persekutuan Asad yang dipercaya oleh Tuan Putri Kerajaan Chaehyun Kim. Sejauh ini musim debut adalah suatu yang menyenangkan untuknya. Tidak benar-benar semenakutkan yang diceritakan oleh Xiaoting.

"Ohjun tidak akan percaya bila para orang tua akan mirip seperti para pemilik barang dalam acara lelang. Memoles putri mereka dengan sangat cantik untuk menarik satu, dua, atau bahkan jika bisa beberapa pemuda hingga mengajukan lamaran. Dan baru melepas putri mereka bila telah mencapai harga tertinggi."

Meskipun ucapan Xiaoting juga ada benarnya dan Xiaojun sering melihat praktek hal itu. Pemuda ini merasa bila musim debut adalah sesuatu yang lebih sakral. "Ohting, kau terlalu berlebihan."

"Kau tidak paham rasanya karena para tetua tidak menuntutmu untuk segera mendapatkan lamaran."

"Mereka menuntutku." Xiaojun akui dia dan si saudari sepupu sejak beberapa tahun ini memang jarang bertemu, kalaupun ada kesempatan itu hanya akan terjadi pada acara formal yang mana tidak akan bisa benar-benar leluasa membicarakan urusan pribadi mereka. "Mereka juga menuntutku, untuk melamar seorang gadis dari keluarga terpandang dan menyarankan bila mungkin gadis yang aku sukai tidak menyukaiku balik, aku tetap harus menikah guna memberikan keturunan." Jadi seperti dikala keduanya masih kanak-kanak, mereka akan sedikit berdebat karena perbedaan pendapat sebelumnya menyadari bila nasib keduanya itu sama.

"Kita sama-sama dituntut," ucap Xiaojun menekankan.

"Setidaknya dirimu lebih baik karena tidak perlu seharian memakai korset." Untuk yang ini memang mengerikan, Xiaojun sudah hampir ingin mematahkan tiap tulang rusuk yang dia punya hanya karena mengenakan benda terkutuk itu selama pesta puncak musim debut. "Maaf karena lagi-lagi aku membuat diriku terkesan yang paling tersiska disaat kenyataannya dirimu juga merasakan hal yang sama."

"Itulah gunanya sepupu."

Meski bila ingin benar-benar jujur, Xiaojun tahu bila hidup saudari sepupunya ini benar-benar berat. Pernah dalam sebuah bincang-bincang santai bersama dengan Kun, Xiaojun menanyakan tentang maksud dari para leluhur mereka dengan menempatkan orang-orang seperti Xiaoting sebagai penjaga perjanjian kerja sama dengan Tsaritsa. "Saudari sepupu Xiaoting itu sebenarnya apa?"

"Apa maksudmu? Tidakkah sopan untuk menyandingkan nama seseorang dengan kata yang identik atas benda?"

"Tapi jika aku bertanya siapa, bukankah jawabannya sudah jelas bila dia adalah Xioating Shen, calon Duke dari Herzogin."

Tanpa ingin merendahkan derajat sang saudari sepupu, Xiaojun hanya ingin tahu. Xioating itu, sebenarnya dia milik siapa?

Nama keluarga yang dia sematkan pada akhir namanya adalah satu dari beberapa nama keluarga bangsawan lama kerajaan Kaiserin, namun wilayah kekuasaannya berada di Tsaritsa. Xiaojun kadang merasa daripada memperhatikan krisis wilayahnya, Xiaoting seharusnya memperhatikan dirinya terlebih dahulu. Berkaca dari pada pemimpin Herzogin yang tidak pernah sadar bila mereka sebenarnya tengah dilanda krisis identitas. Mereka bukanlah Tsaritsa, tapi juga bukan Kaiserin, lalu apa?

Belum lagi politik kotor terkait keterlibatan perempuan dalam sistem kepala keluarga. Ini menyedihkan tapi juga termasuk dalam fakta.

Di antara tiga kerajaan besar yang berasa di wilayah semenanjung, Kaiserin menjadi yang pertama dalam memberikan kesempatan bagi para perempuan untuk memperoleh hak yang setara dengan laki-laki. Namun meski sudah beberapa ratus tahun, hingga saat ini sistem itu belum bisa berjalan secara sempurna. Mungkin dalam perkara pewarisan gelar kebangsawanan serta seleksi masuk dalam beberapa lembaga pemerintahan hal itu sudah terlaksana, namun pada prakteknya?

Tidak juga.

Contoh saja kakak-kakak dari Hendery Wong yang meski juga turut serta dalam beberapa kesempatan pemungutan suara. Namun tidak sama artinya bila suara yang mereka berikan juga sama kuatnya dengan suara yang diberikan oleh kaum laki-laki.

Kaiserin sendiri seperti ini, apalagi dengan Tsaritsa yang hanya menerapkan aturan khususnya pada wilayah Herzogin.

"Ohjun, kau tidak perlu khawatir. Aku bisa mengatasi hal ini."

"Aku tidak yakin bila kalimat itu aku dengar dari gadis yang sama yang beberapa tahun lalu menangis diam-diam akibat bersinggungan dengan seorang Marquess tua."

Marquess Ezaki, entah apa motif bangsawan itu yang seakan suka sekali menyerang para gadis muda yang kelak akan mendapatkan gelar ataupun posisi yang menjanjikan.

Tuan Putri Kerajaan Chaehyun Kim.

Nona muda Seo dari Burggraf.

Lalu Xiaoting.

Xiaojun berpikir bila mungkin pria tua itu merasa tidak terima dengan keberuntungan yang didapatkan gadis-gadis ini sedangkan putri semata wayangnya justru bisa dihapuskan dari daftar keluarga dengan mudah.

"Itu adalah Tuan Putri Xiaoting dari Herzogin, sosok itu telah berisitirahat dan tidak akan kembali dalam waktu yang cukup lama." Tapi kalau dipikir-pikir Xiaoting memang sedikit banyak berubah. Xiaojun masih ingat bila pada awal pengangkatannya sebagai Duke, Xiaoting masih menggunakan gaun sewarna putih, hal kesukaannya sedari kecil. Bahkan para tetua keluarga Shen yang ada di Kaiserin selalu menyuruh dirinya untuk mencarikan gaun putih terbaik guna dikirimkan ke kediaman si sepupu beberapa minggu sebelum ulang tahun Xiaoting.

Meski sama-sama gaun, Xiaojun bisa melihat ada satu atau dua perbedaan. Gaun yang tidak lagi mengembang seperti dahulu kala, kini hanya jatuh menjuntai ke bawah. Itupun tidak benar-benar sampai menyapu lantai, alih-alih sekedar menyentuh lantai atau setara dengan telapak kaki, gaun yang dikenakan Xiaoting kini bahkan tidak sampai menutupi mata kaki gadis itu. Seakan ingin menunjukkan sepatu ala prajurit dan ksatria yang sering dia kenakan saat ini.

"Aku adalah kepala keluarga Shen untuk kerajaan Tsaritsa, Duke Xiaoting dari Herzogin."

Bukannya ingin terlihat nyentrik apalagi menarik perhatian. Terlebih Xiaoting lebih sering terlihat mengepang rambutnya dengan hiasan sederhana alih-alih menguraikannya selayaknya kebanyakan gadis. Itu semua tidak lebih untuk membuat dirinya dapat lebih leluasa dalam melakukan sesuatu.

Selain itu juga termasuk dalam wujud pemberontakannya terhadap golongan tua yang dulu meremehkan dirinya. Mungkin hingga saat ini juga masih.

Kembali dia dan Kun yang tengah sarapan bersama di teras, alasan mengapa Xiaojun menanyakan hal ini pada Kun adalah karena sosok itulah yang menemani Xiaoting dalam pertemuan pada awal kedatangan mereka di Tsaritsa. Dari Marquess Choi mendengar pengakuan bila Xiaoting kini sering datang ke pertemuan dengan pakaian selayaknya seorang laki-laki.

"Terlepas dari statusnya sebagai seorang Duke maupun seorang Putri, bagaimanapun juga kita tidak bisa melihat saudari sepupu Xiaoting dari satu sisi saja. Dia bukanlah milik Kaiserin maupun Tsaritsa karena yang berdiri di antara keduanya tidak bisa diklaim atas sebuah kepemilikan. Satu-satunya hal yang pasti ialah Xiaoting Shen adalah milik dirinya sendiri. Dia berhak atas otoritas tubuhnya sendiri tanpa pengaruh dari orang lain."

"Apa saudara Kun akan mendukung semua tindakannya?"

"Kenapa kau bisa berpikir seperti itu?"

"Karena selama ini saudara Kun selalu seperti itu. Entah apakah itu akan menguntungkan Kaiserin atau tidak, apakah itu akan merepotkan diri saudara Kun atau tidak. Bila itu tentang sepupu Xiaoting, saudara Kun pasti akan selalu melakukannya."

"Kekuasaan dan seorang perempuan adalah hal yang berbahaya, terakhir kali aku melihat sepupu Xiaoting dia tidak lebih seperti sebuah anggur hijau yang bersembunyi dibalik rimbunnya dedaunan. Dan kini? Dibagaikan minuman anggur, berbahaya dalam tiap langkah yang aku ambil disekitarnya. Apa menurutmu aku bisa dengan begitu saja melepaskannya?"

Dan pagi ini, pada hari pemeriksaan para tamu, Xiaojun melihatnya.

Bagaimana gagahnya seorang Xiaoting dalam balutan pakaian Duke dari Herzogin yang identik dengan warna putih dan hijau. Menunjukkan dengan sangat seberapa lebar dan kuat pundak gadis itu.

I Love How I'm CalledWhere stories live. Discover now