70

83 23 0
                                    

Dalam hidupnya Sunwoo tidak pernah membayangkan bila dia akan bertemu dengan Tuan Putri Kerajaan Chaehyun Kim dalam kondisi yang cukup ramah.

Ralat, dengan agak hangat. Karena sebenarnya sedari tadi yang ada di antara dua saudara tiri satu ayah itu hanyalah kecanggungan.

Ini bisa dikatakan kali pertama keduanya berpapasan secara langsung. Sunwoo memang sering menghadiri acara pertemuan formal antar para bangsawan maupun keluar masuk istana guna memenuhinya panggilan pelaporan, namun Chaehyun tidak pernah terlihat. Seakan menarik diri dari pergaulan kalangan atas, bahkan Sunwoo tidak jarang pernah berpikir bila Chaehyun mungkin memang sudah mengetahui kehadirannya sejak lama dan memutuskan untuk menghindari segala sesuatu acara yang Sunwoo hadiri.

Meski ada benarnya, gadis itu tahu, tapi untuk ketakutan selanjutnya, itu hanya ada di dalam otak Sunwoo.

"Maaf bila kau mungkin merasa sedikit tidak nyaman tapi bisakah kita berbicara dengan bahasa yang tidak formal?" tanya Chaehyun dengan suara yang mengalun lembut. Sunwoo sebenarnya selalu mengamati sang Kakak selama berada di musim debut, hanya dari kejauhan tanpa berani mendekat demi menjaga perasaan. "Selama bertahun-tahun pada awal hidupku, temanku hanyalah Bahiyyih dari keluarga Huening, jadi aku sedikit terbawa oleh dirinya yang tidak begitu nyaman dalam memakai bahasa formal."

"Iya, tidak masalah," ucap Sunwoo diikuti sebuah anggukan.

Sesuatu yang membuat Chaehyun tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum karena adiknya ini sungguh menggemaskan. "Dayeon dan keluarga Kim lainnya membesarkan dirimu dengan baik rupanya," ucap Chaehyun yang dijawab dengan anggukan kepala. "Jujur aku tidak pernah marah saat mengetahui keberadaanmu."

"Apa?" Belasan cepat yang dilakukan Sunwoo sebagai wujud keterkejutan. "Maksudku, sejak kapan Kakak tahu atas hal itu. Apa sewaktu debut?" Membenarkan posisi duduknya, Chaehyun menggelengkan kepala sambil berguman panjang. "Berarti sebelum itu ya?"

Kini menganggukkan kepalanya. "Jauh sebelum itu," ucap Chaehyun. "Beberapa bulan sebelum kepergian Kai ke Riena untuk belajar, dia memebritahuku. Sebenarnya ini ada sangkut pautnya dengan ibuku, sang Ratu. Dia tahu fakta bila Ayah memiliki anak selain diriku, itu cukup mengejutkan diriku kala aku ingin memebritahunya dan justru dia memberiku pengertian secara perlahan, seperti yang bisa kau tebak aku sama sekali tidak bisa merasa marah padamu. Justru sedikit merasa bersalah kala memikirkan kehidupan berat macam apa yang harus kau lalui untuk menyembunyikan kebenaran atas kelahiranmu."

"Yang Mulia Ratu memiliki hati yang baik dan itu menurun pada Kakak."

Chaehyun menghabiskan banyak waktunya di istana, mendapatkan gambaran kisi atas dunia ini dari cerita-cerita yang dibawakan oleh kakak beradik Huening. "Jujur ibuku pernah berpikir untuk membawamu, mengambil dirimu dari keluarga Kim Grafinya. Pertama, karena naluri seorang ibu yang pastinya tidak akan membiarkan seorang bayi tak berdosa harus menanggung apa itu hukum karma. Kedua, karena ibuku takut bila mereka yang bermaksud jahat pada keluarga kerajaan akan memanfaatkan dirimu." Terdengar masuk akal di telinga Sunwoo karena bagaimanapun juga seorang keluarga kerajaan tidak akan melakukan sesuatu yang justru merugikan dirinya. "Namun mengingat ancaman pandangan buruk terhadap dirimu paling kuat pasti akan berasal dari dalam istana, ibuku mengurungkan hal itu."

Entah disadari oleh orang lain atau tidak, Yang Mulia Ratu sebenarnya sering menaruh sedikit minat pada Sunwoo. Dan yang bersangkutan sadar atas hal itu. Tidak sekali dua kali dia merasa mendapatkan keberuntungan dan saat diusut lebih jauh, hal itu ada sangkut pautnya dengan istana.

Countess Kim dari Grafinya mungkin memberikan figur seorang ibu yang cukup unik dan cenderung dinamis, maka kala mendapatkan perhatian dari kejauhan oleh seorang perempuan yang sang suami telah direbut oleh mendiang ibu kandungnya, Sunwoo merasa dia telah diberkati.

I Love How I'm CalledDonde viven las historias. Descúbrelo ahora