6

145 34 0
                                    

Surat Kabar itu datang lagi.

Tidak, Yujin meralat. Yang datang bukanlah lembaran surat beraroma bunga kering khas percetakan yang ada di perbatasan antara wilayah Boyar dan ibu kota Kniagina, yang datang hanyalah selembar kertas berwarna biru laut yang sepertinya dicetak di wilayah luar selain Kniagina. Intinya, Yujin tidak pernah melihat percetakan di wilayah ini yang menggunakan jenis kertas seperti itu. Sebuah kertas tersampaikan melalui tangan-tangan para pengantar susu, semakin menunjukkan bilamana mungkin saja si anonim kini mengambil langkah lain, antisipasi bila kaum bangsawan yang kontra terhadap dirinya mulai merencanakan prosesi pembunuhan.

Yujin tidak akan menyalahkan rakyat yang memiliki pola pikir buruk pada kaum bangsawan seperti dirinya. Karena berdasarkan fakta, di dalam tubuh kebangsawanan hal itu masih sering terjadi. Yang paling baru dan seakan tutup-tutupi adalah tentang kematian adik perempuan dari Earl Grafinya dari Ehzerhogin, meninggal karena serangan jantung katanya, tapi dari pelayan Yujin sempat mendengar rumor panas tentang kehamilan tidak terencana si mendiang.

"Keluarga itu sempat memecat beberapa orang pelayan dan mulai menjaga jarak beberapa bulan sebelumnya. Salah seorang mantan pelayan mengatakan jika Earl Grafinya memanggil seorang dokter untuk memeriksa seorang perempuan, kebetulan saja saat itu istrinya sedang hamil namun melihat gerak-gerik aneh sang dokter yang tidak diperbolehkan keluar dari kediaman keluarga itu sedikit memunculkan kecurigaan."

Yujin awalnya tidak ingin percaya dengan ucapan si pelayan yang dipanggil ibunya untuk menceritakan rumor apa yang membuat para pelayan lain seperti tidak fokus pada pekerjaan mereka. Terdengar seperti omong kosong memang terlebih karena sang dokter setahu Yujin kini telah meninggal. Seakan rencana Tuhan atau memang ada yang ingin membungkam kebenaran lewat kematian pria itu.

"Earl Grafinya, tidak memiliki seorang putra. Itu adalah rumor yang sering beredar di sana, pada awal bulan Maret dengan saksi belasan ksatria yang terlahir adalah seorang perempuan." Untuk perkara ini Yujin sedikit percaya karena para ksatria pastinya telah di sumpah. Para ksatria yang sekali lagi, nyatanya telah tiada.

Kematian selalu berjabat tangan dengan sebuah keluarga bangsawan yang kuat.

Lalu darimana lahirnya si putra yang kini bergelar sebagai calon Earl Grafinya di masa depan?

Dengan keyakinan kuat, Yujin berharap bila Surat Kabar Angin yang ditulis anonim akan membahas tentang rumor itu. Meski kenyataannya, si penulis nyatanya tahu yang lebih baik.

"Orang itu licik sekali," ucap Marchioness Boyar, istri dari Marquess Boyar sekaligus Ibu dari Yujin dan ketiga adik laki-laki. Yujin sebenarnya sudah berlari dair kamarnya secepat yang dia bisa kala pelayan memberitahukan kedatangan surat itu. Tapi secepat apa dirinya, Nyonya Rumah ini pastilah akan menjadi yang pertama dalam urusan mengetahui sebuah rumor. Yujin tentu tidak bisa mengelak kala yang dia dapatkan hanyalah sebuah kertas yang sebelum telah diremat kesal oleh si Ibu. "Orang itu pikir dia siapa berani memeras kaum bangsawan hanya untuk beberapa lembar kertas omong kosong."

"Itu apresiasi Ibu, anggaplah itu bayaran yang sepadan untuknya karena telah menjadi telinga kita di rumah bangsawan lain," ucap Yujin mencoba menenangkan sang Ibu di saat Beomgyu memberitahu pelayan untuk memberikan secangkir teh sebagai penenang. Laki-laki lain yang ada di rumah ini sudah lebih dahulu pergi setelah acara sarapan, entah mengurus wilayah perbatasan dengan kerajaan lain atau tentang hasil panen yang biasanya mulai rentan terhadap serangan binatang liar.

Saat sang Ibu mulai bisa duduk dengan tenang Yujin kembali fokus pada selembar kertas itu. Dituliskan di sana bilamana si penulis menginginkan adanya sedikit dukungan finansial berupa upah karena telah menuliskan rumor yang mulai menjadi candu oleh para bangsawan. Terasa familiar tentunya bagi Yujin terkait rencana pembantu urusan finansial melalui penjualan sebuah karya, membuatnya seketika saja teringat pada Youngeun. Bukan hanya tentang pemikiran gadis itu yang kini jadi kenyataan, tetapi juga detail-detail lainnya, seperti harga tiap edisi yang sejumlah lima koin emas.

"Tapi kalian tidak perlu khawatir, Ibu tidak akan mengeluarkan uang hanya untuk membeli lembaran kertas itu. Kalian tidak perlu khawatir, fokus Ibu kali ini adalah pada kalian berempat, apa kata tetangga bila Ibu justru tergila-gila pada rumor disaat ada empat lajang yang harus Ibu jodohkan musim ini?"

Yujin mengulum senyumnya. "Ibu tidak perlu khawatir, apapun yang terjadi aku akan tetap bahagia, seperti tahun-tahun sebelumnya. Ibu dan Ayah tidak pernah gagal dalam perkara membuat anak-anak kalian bahagia."

Marchioness tersenyum lembut, memberi gestur pada sang putri untuk mendekat dan mulai mengusap pelan rambut gadis itu sambil merapalkan banyak doa termasuk, "Ibu harap ini adalah tahunmu." Dia tahu selama hampir tujuh tahun ini Yujin telah melewati semuanya dengan kuat, hanya saja dia tidak tahu sampai kapan karena setiap tahunnya masyarakat akan semakin menjatuhkan dirinya.

Sedangkan Beomgyu, dia hanya mengambil langkah untuk undur diri secara perlahan. Tidak ingin menganggu kedekatan antara dua perempuan yang paling dia hargai di dunia ini. Si bungsu putra Earl Grafinya itu memilih untuk menunggu waktu yang tepat untuk berbicara serius dengan sang Kakak, hanya berdua saja sebelum keberangkatan malam ini menuju Rumah Putri, meski itu artinya adalah beberapa menit sebelum keberangkatan.

"Kau tidak banyak berbicara denganku dua hari ini, aku pikir kau marah karena aku lupa tidak membawakan makanan manis," ucap Yujin sambil mengusap rambut sang adik yang tiba-tiba saja masuk ke kamarnya. Memeluk dirinya penuh rindu.

Yujin paham. Sebagai bungsu, Beomgyu memang memiliki pemikiran yang sedikit berbeda dari yang lainnya. Dia terlihat pada kondisi yang membuatnya harus sedikit lebih perhatian pada sekitar serta diwajibkan untuk pintar-pintar membaca situasi. Membuat yang lebih muda itu justru menjadi yang paling memahami Yujin dalam artian ketakutan si sulung tentang kondisinya. "Rumah Pangeran hanya berjarak sebuah perkebunan dari Rumah Putri, tiap malam sebelum memasuki jam malam seperti tahun lalu aku akan mencoba menyelipkan beberapa surat berisikan karakter pemuda yang juga melakukan debut." Beomgyu adalah satu-satunya yang memberi semangat Yujin alih-alih menenangkan gadis itu karena tidak kunjung dilamar. "Ini mungkin terdengar sedikit gila, tapi Kak, saranku saja. Apa salahnya dirimu untuk mengambil langkah lebih dahulu?"

Beomgyu juga yang berjanji pada Yujin jika dia mungkin tidak akan mengikuti jejak kedua kakaknya yang lain. Dia akan melamar seorang gadis bila ada yang benar-benar menarik dirinya. Bukan karena egois, tapi karena dia tidak mau membuat Yujin semakin sedih karena menjadi alasan adik-adiknya yang tidak kunjung menikah.

"Oh, aku dengar tahun ini akan ada rombongan dari kerajaan tetangga. Jika Kakak mau, aku bisa mencoba mendekatkan Kakak pada mereka, hanya memata-matai apakah mereka akan berbuat baik selayaknya seorang yang beradab."

"Tidak perlu. Terima kasih banyak. Cukup seorang pemuda yang bisa melihatku bukan sebagai sebuah barang. Kau bisa mencarikannya?"

I Love How I'm CalledWhere stories live. Discover now