56

81 15 0
                                    

Dayeon dan Sunwoo menyudahi dansa mereka, tidak ingin melirik ke kanan atau pun ke kiri guna mencari pasangan baru. Dua saudara kembar itu secara sepakat setuju untuk kembali ke meja tempat Taehyun dan Beomgyu tengah menunggu.

"Coba lihat apa yang terjadi," ucap Sunwoo yang menarik sebuah kursi di dekat Beomgyu. "Kau sepertinya orang pertama yang berhasil menundukkan Taehyun Kang, Kak Beomgyu."

"Perhatikan lidahmu, Kim!" Taehyun berujar, hendak memberikan peringatan lebih tentang seberapa liciknya seorang Choi namun gerakan pelan yang dilakukan oleh Dayeon membuatnya urung.

Jadi siapa yang sebenarnya tengah jatuh dalam permainan siapa?

"Jangan lupakan pertaruhan kita," ucap Dayeon bermaksud menyindir Taehyun.

Beomgyu yang mendengar hal itu sedikit mendekat pada Sunwoo. "Taruhan apa?" Sosok yang menjadi pemilik dinding selanjutnya yang harus ditaklukkan oleh Beomgyu itu memang terlihat dan memberikan kesan pertama yang ramah, cukup terbuka atas kehadirannya. Sunwoo sendiri yang meminta Beomgyu untuk tidak berbicara dengan aksen formal bila itu hanya di antara mereka berdua.

Dan dengan senyuman serta semangat, Sunwoo menjawab hal itu dengan nada cukup riang. "Taruhan atas dirimu. Apakah kau bisa bertahan atau gugur seperti pemuda kebanyakan? Dan Kak Dayeon pemenangnya!" Satu hal yang bisa disimpulkan Beomgyu kali ini, Sunwoo adalah adik yang akan selalu mendukung apa pun itu keputusan sang Kakak. Harusnya tidak sulit untuk mengatasi hal itu, kecuali jika sosok ini benar-benar seorang Kim. "Kak Beomgyu tidak perlu khawatir, aku mendukung rencana Kakak untuk mendapatkan hati Kakakku."

"Aku yakin kita memiliki banyak kesamaan karena sama-sama seorang bungsu dengan banyak Kakak." Meski Taehyun sibuk dengan pembicaraannya dengan Dayeon, indera pendengarannya tidak terlalu buruk untuk bisa menangkap suara Beomgyu. Serta keganjilan dalam ucapan si pemuda. "Taehyun Kang juga kakakmu, bukan?" Dan entah apakah kalimat terakhirnya yang berposisi sebagai pelengkap itu memang bermaksud seperti itu atau menyimpan sebuah ungkapan lain, Beomgyu bagaimana pun juga tengah menguatkan citranya sebagai seorang Choi.

Keluarga Choi yang terkenal memiliki banyak sekali bayangan. "Anda sepertinya mengetahui banyak hal, Beomgyu Choi," ucap Taehyun menyela. "Mungkinkah Anda mengenal si Anonim? Atau mungkin sosok itu adalah Anda sendiri?"

Sebuah tawa agak hambar terdengar dari belah bibir si pemuda Choi. "Kita semua mengenal gadis itu, Tuan Kang. Tapi perlu aku akui, Anda seorang yang jeli. Aku pernah bekerja padanya untuk mengumpulkan beberapa informasi," ucap Beomgyu lalu menoleh pada Sunwoo. "Target utama gadis itu bukanlah kalian, dendam atau ambisi yang ingin dia tuntaskan ada di tempat lain. Musuhnya adalah mereka yang tengah mencoba mengusik apa yang kalian sayangi. Bukankah begitu, Sunwoo Kim?" Selanjutnya adalah sebuah bisikan. "Atau mungkin, Pangeran Kim."

"Sunwoo, pergi temui Yeseo!" Dayeon memberikan perintah seperti sebuah sentakan. Tidak berteriak memang, namun bila dia tidak bertindak seperti itu maka sang adik tidak akan segera bergerak meski pemuda itu sebenarnya ingin. "Taehyun Kang, tolong awasi keduanya dari kejauhan. Ada sesuatu yang harus aku selesaikan dengan Beomgyu Choi."

Bertindak sesuai arahan, tentu tidak akan ada yang membantah karena bagaimana pun Dayeon itu kuat. Gadis licik dan lihai seperti ular, penuh tipu daya.

Daripada melindungi seorang yang memang sudah kuat dan pastinya siapa pun itu yang mengincar pasti akan berpikir dua kali. Yeseo tentu saja target yang agak rawan.

Apa yang baru saja dikatakan Beomgyu pastinya bukan hanya sekedar omong kosong belaka. Dia seorang Choi, yang pastinya Yeonjun secara samar mungkin saja pernah menyindir tentang pemberontakan yang secara tidak sengaja pemuda itu tangkap.

I Love How I'm CalledWhere stories live. Discover now