2

228 46 0
                                    

Apa yang lebih menyenangkan daripada fakta bila Putri Kerajaan kita akan debut tahun ini?

Sang Putri telah mengulur waktu hingga dua tahun dan baru akan bergabung tahun ini bersama dengan gadis-gadis muda. Dengan antusias para bangsawan dan pelamar yang konon kata telah mengantri sebelum waktu debutnya diumumkan, sedikit banyak dicurigai jika gadis idaman seluruh perempuan di negeri itu sebenarnya tengah menanti seseorang. Kita semua tentu telah tahu pada edaran sebelumnya telah dituliskan tentang kedatangan putra Archduke dari Kniagina pada akhir tahun ini, apakah ini suatu hal yang kebetulan?

Tapi penulis yakin jika kita semua tentu tidak akan lagi terkejut bilamana tersiarkan berita jikalau sang Putri nyatanya menikahi yang kini berstatus sebagai Earl Commitisa.

Justru akan lebih menghebohkan bilamana sang Putri ternyata menolak ataupun Earl Commitisa yang sudah lebih dahulu jatuh cinta pada gadis lain.

Ini semua tentu hanya pendapat penulis sebagai seorang awam, atau mungkin seorang yang suka mengamati dari kejauhan.

Surat Kabar Angin Edisi XII

***

"Kau membaca harian itu?" tanya Raja kala menyambangi perpustakaan. Mendapati sang putri yang biasa akan menunggu para pengajar dengan membaca buku pelajaran, tapi hari ini justru duduk dalam diam dengan kepala tertunduk pada sebuah lembar kertas surat kabar mingguan. "Ayah pikir kau tidak menyukai omong kosong dan pemikiran orang lain."

Chaehyun akui ayahnya mengenal dirinya dengan sangat baik, dia memang seperti yang baru saja dikatakan. "Tapi ini bukan omong kosong biasa," ucapnya namun tetap menurunkan surat kabar dari atas meja. "Setidaknya dia mampu membantuku untuk memahami kondisi yang ada di luar sana tanpa perlu harus keluar dari istana. Bukankah Ayah lebih suka aku yang seperti itu? Sang penulis seperti adalah salah seorang rakyat yang berbakat terlihat seberapa mudah dia menggambarkan kondisi sosial yang ada."

"Kau yakin? Ayah rasa dia mungkin seharusnya adalah seorang bangsawan terpelajar." Raja mengambil surat kabar itu, membacanya secara cepat pada beberapa paragraf acak. "Pemilihan kata dan bahasanya sudah pasti dia adalah salah seorang bangsawan, tidak ada rakyat yang bisa membuat hal ini apalagi menjualnya dengan harga murah terlebih harga percetakan kertas sedang naik bulan-bulan ini."

Chaehyun menganggukkan kepalanya paham. Rumor dan gosip adalah sesuatu yang selalu diminati oleh para bangsawan terlebih golongan wanita, rakyat biasa tentu tidak akan memikirkan hal seperti ini. Alih-alih menulis, mereka pasti akan lebih sibuk dengan pekerjaan mereka. "Bagaimana dengan pelayan?" tanya Chaehyun memikirkan kemungkinan lainnya karena sejauh ini dia selalu melihat para bangsawan selalu saja sibuk dengan banyak pertemuan dan acara semacamnya. Tidak memiliki waktu luang dan punya banyak beban pemerintahan tersendiri.

Meski menjadi pelayan juga sama sibuknya, penyebaran gosip melewati telinga dan bibir pelayan bukanlah hal yang baru.

Namun sepertinya Raja sedikit salah sangka. "Apa dia menulis hak buruk tentangmu?"

"Tidak. Sama sekali tidak, dia bahkan beberapa kali memujiku bukan berdasarkan seperti apa rupa selayaknya bangsawan yang secara tidak sengaja bertemu denganku di istana. Dia memuji karakterku dan lukisanku yang dipajang di aula utama."

"Tidak masalah sebenarnya bila kau ingin bertemu dengannya secara langsung Ayah bisa menyuruh beberapa pengawal untuk mencarinya."

Chaehyun tahu itu terdengar menggiurkan. "Terima kasih, tapi tidak. Pada edisi pertama surat kabar penulis itu mengatakan jika dia menyukai anonimitas."

"Dan itu membuat putri ayah penasaran?"

Chaehyun menggelengkan kepalanya. "Lebih ke arah, aku rasa aku menginginkan seorang teman seperti penulis itu. Meski tidak menyebutkan seperti apa gendernya, pada beberapa bagian tulisannya yang memuji seperti apa sikap wilayah Herzogin terhadap para penerus perempuan, aku cukup yakin jika dia adalah seorang yang sama sepertiku. Tidak banyak laki-laki di kerajaan ini yang benar-benar paham seperti apa rasanya atau sedilema apa kehidupan seorang perempuan. Perempuan bangsawan." Chaehyun sedikit berkaca pada hidupnya yang selalu identik dengan impian para gadis seumurannya, yang pada tiap ulang tahun akan dirayakan seluruh negeri. "Kecuali Ayah tentunya," imbuh Chaehyun. "Untuk sementara ini hanya Ayah yang bisa memahami hal itu."

Raja hanya tersenyum. "Karena Ayah memiliki seorang anak gadis," ucapnya dengan percaya diri. "Tapi bagaimanapun Ayah harus mencari tahu siapa penulis asli surat kabar itu. Ibumu bercerita jika beberapa bangsawan mulai merasa jika si penulis sedikit banyak mulai menyindir mereka." Karena Surat Kabar Angin memang bukan hanya sebuah omong kosong, tidak jarang akan dimasukkan beberapa berita yang sebenarnya coba ditutup-tutupi oleh keluarga bangsawan. Seperti kasus pungutan pajak hingga diskriminasi yang diterima oleh keluarga bangsawan yang dulu sempat diduga adalah pemberontak dalam perang.

Alasan kuat mengapa Chaehyun berpikir dia adalah seorang rakyat. Tidak ada seorangpun bangsawan yang benar-benar jujur terlebih loyal pada kerajaan. Sejarah agaknya sudah banyak mengajarkan jika para aktivis kemanusiaan kebanyakan berasal dari golongan mereka yang terabaikan, dalam kasus ini adalah rakyat atau mungkin keluarga bangsawan yang miskin. Chaehyun bukannya memberikan stigma buruk pada para bangsawan lain, hanya saja dia sedikit berhati-hati. Para bangsawan pintar mencari muka.

Mungkin karena ini si penulis menginginkan anonimitas.

"Tapi untuk teman Ayah rasa kau tidak perlu khawatir. Kau akan memulai debutmu tahun ini, dan sesuai tradisi kau akan pergi ke Rumah Putri. Ayah yakin kau akan bertemu bahkan menjalin pertemanan dengan banyak gadis baik lainnya." Entah mengapa Chaehyun seperti dapat merasakan sebuah pesan tersirat dari ucapan Raja, sebuah nada sendu agaknya juga menjadi pendukung pendapat itu. 'Putri Ayah sudah besar dan sebentar lagi akan keluar dari istana. Kau harus kuat.'

Membuat tidak ada hal lain yang bisa Chaehyun katakan selain, "Ayah tidak perlu khawatir. Aku sudah meminta data delapan gadis lain yang akan dipindahkan ke Rumah Putri. Tapi jika bisa bolehkah aku meminta bantuan Ayah? Aku ingin sekamar dengan putri Viscount dari Vikontessa."

***

Beralih dari ibu kota yang ada di wilayah Kniagina yang dilimpahi oleh kemakmuran, penulis agaknya yakin jika para pembaca mulai bosan dengan pemberitaan yang cenderung monoton. Maka pada kesempatan kali ini penulis ingin sedikit mengajak untuk pergi ke wilayah Grafinya yang kecil di ujung tepi pantai Tsaritsa.

Aroma laut yang khas dengan ikan agaknya adalah hal pertama yang terpikirkan tiap kali mendengar nama itu.

Tapi jika bisa disarankan. Apakah ada yang mau sedikit menengok fakta sejarah bila di sanalah ide pada pemberontak untuk menyatakan perang pertama kali dicetuskan?

Penulis bukanlah ahli sejarah hanya saja dalam beberapa literatur kuno yang disimpan pada perpustakaan kota Gravinya agaknya cukup menarik. Yang dieksekusi pada tiang pancung apakah benar para pemberontak? Atau mereka yang dijadikan kambing hitam dalam perebutan kekuasaan?

...

Surat Kabar Angin Edisi XIII

***

"Ayah benar. Penulis ini mungkin seorang cendikiawan tapi bila dia tidak memiliki latar belakang yang kuat, para bangsawan akan lebih dulu membunuhnya." Entah mengapa Chaehyun sedikit merasa kasihan, seorang anonim yang telah dia anggap sebagai teman pena meski komunikasi hanya berjalan dari satu pihak nyatanya tidak akan bisa berumur panjang.

I Love How I'm CalledWhere stories live. Discover now