29

78 21 0
                                    

"Bukankah dia itu hebat?"

Pelayan yang berdiri di dekat Yeseo sedikit mendekat. "Apa Anda memerlukan bantuan Nona Kang?"

Menggelengkan kepalanya pelan. Yeseo sudah siap dengan entah gaun keberapa yang telah dia gunakan khusus untuk musim ini. Tidaklah sopan bagi seorang gadis bangsawan untuk mengenakan gaun yang sama di acara yang sama dan terbilang berdekatan.

Sekitar lima menit yang lalu, Yeseo baru saja menyelesaikan kesibukannya untuk bersiap. Meski niat hati bukan untuk mencari seorang pemuda untuk dijadikan calon suami karena terlebih dahulu telah ditunangkan, apa salahnya bagi Yeseo untuk sedikit cuci mata.

Kadang kali dirinya merasa iri dengan Dayeon ataupun gadis-gadis lain yang bisa menentukan pada siapa mereka ingin menikah. Atau mungkin juga, apakah mereka ingin menikah atau tidak. "Bukan apa-apa, hanya saja Kak Dayeon, bukankah dia itu hebat?"

Yeseo tidak tahu sedari kapan dia menghabiskan malam tahun barunya dengan berdoa untuk bisa menjadi sosok yang sangat kuat seperti Dayeon. "Jangan berdoa untuk menjadi sekuat diriku, alih-alih mendapatkannya, kau justru akan tertimpa musibah," ucap Dayeon. Gadis yang malam ini ditugaskan untuk selalu berada di dekat Yeseo itu terlihat mengenakan gaun yang terbilang paling sederhana di antara gadis bangsawan lainnya, namun bukan itu poin terpenting yang Yeseo lihat.

Yeseo justru melihat sebuah rasa nyaman?

Gaun yang dia kenakan mungkin bagus dan sedikit lebih meriah daripada kepunyaan Dayeon, tapi yang lebih tua seakan tidak tersentuh. Terlalu tinggi untuk bisa dia samai.

"Taehyun akan bersama para pemuda yang berkerumun di dekat pintu utama guna melihat akan seperti apa nasib dari surat terbuka itu. Dia tentu tidak akan membawa adik kecilnya ini pada sarang para binatang itu," ucap Dayeon sambil menerima segelas kecil anggur yang dihidangkan seorang pelayan.

"Menurut Kakak, siapa yang waktu itu tengah Kakak kejar?" tanya Yeseo memulai percakapan.

Mendekatkan bibir gelas itu di guna mencium aroma anggur yang sewarna seperti larutan mawar, Dayeon sedikit menggoyang-goyangkan gelasnya. "Kau juga bisa merasakannya ya?" ucap Dayeon lalu meminum barang seteguk. "Kau lebih menakutkan daripada Taehyun rupanya, kakakmu itu, di bahkan tidak menyadari hal ini."

Sedikit menundukkan kepalanya. "Kakak mungkin tahu, tapi dia tidak memiliki cukup bukti," jawab Yeseo. "Lagipula apa gunanya bila dia tidak kunjung ditemukan?"

Dayeon tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum, namun daripada mendatang prasangka bila dia tengah menyudutkan gadis termuda dalam debut ini, sebuah seringai agaknya tidak masalah. "Seperti yang kuharapkan, seorang Kang. Aku kini penasaran haruskah aku takut bila sewaktu-waktu kau yang selama ini selalu mengamati dari jauh ternyata jauh lebih cakap dari Sunwoo. Ah, adikku yang satu itu, bukannya semakin dewasa dia kini justru semakin menyebalkan. Tunanganmu itu, apa selama debut ini dia pernah menemuimu?"

Yeseo menganggukkan kepalanya. "Iya, tadi tidak terlalu sering untuk menghindari kecurigaan dari teman-teman sekamarku," jawabnya.

"Baguslah, setidaknya dia masih mendengarkan ucapanku." Pertunangan atas perjodohan antara keluarga Kang dari Viskontessa mungkin terdengar biasa saja bagi orang awam, bahkan beberapa kerabat juga akan memikirkan jika hal terburuk dari perjodohan itu adalah tentang urusan politik.

Beberapa sudut pandang akan mengatakan bila Yeseo adalah seorang korban, anak dibawah umur yang terpaksa mengingatkan benang takdirnya pada seorang nan asing, meski lambat laun gadis itu sadari bila pertunangan yang dia jalani tidak lebih seperti jaminan untuk segala macam kenyamanan yang telah dia terima sebagai putri seorang Viscount. Sebenarnya juga tidak merasa keberatan karena si Tunangan adalah seorang yang baik, teman masa kecil yang baik, dan kini tumbuh menjadi pemuda yang tegap dan sosok yang bisa dijadikan Yeseo sebagai sandaran.

Hanya saja,

Kenapa harus terahasiakan?

Yeseo sempat berpikir. Merahasiakan hubungan pertunangan antar kalangan bangsawan sebenarnya bukan lagi hal yang baru, kerap kali dilakukan untuk menutupi hubungan politik yang telah dibangun. Dan dalam praktek untuk hubungan pertunangannya, itu bisa saja terjadi.

Selama ratusan tahun keluarga Kang tempat Yeseo berasal terkenal sebagai bangsawan kelas menengah yang tidak begitu ingin ikut campur dalam politik wilayah Ibu Kota. Sebuah tindakan yang bukan hanya menunjukkan citra tidak memihak di antara pihak Kerajaan maupun Rakyat, tetapi juga sebuah tanda tanya tentang apa yang sampai bisa membuat keluarga itu bertahan?

Bagaimana bisa sebuah keluarga Viscount di wilayah perbatasan bisa tetap bertahan dan tidak lengser tanpa adanya bantuan dari sisi politik?

Dulu Yeseo tidak menganggap hal seperti ini sebagai suatu hal yang penting. Pekerjaan yang berat pastilah akan diselesaikan para laki-laki yang ada di keluarganya, namun lambat laun gadis itu mulai sadar bila perkara hal-hal yang licik dan dibalik layar adalah tanggung jawab dari tiap perempuan bangsawan. Dan itulah yang menjadi cara serta alasan mengapa keluarga Kang tetap bisa mempertahankan gelarnya tanpa memanfaatkan hubungan politik, dengan menggunakan hubungan yang lebih erat dan menguntungkan.

Pernikahan yang berlandaskan perjodohan.

"Tapi bukannya itu tetap perkara politik ya?"

"Iya? Ada apa?" Dayeon yang mendengar gumaman pelan Yeseo menoleh.

"Ah, bukan apa-apa," ucap Yeseo canggung. "Mmm. Kak Dayeon, menurut Kakak, kenapa tunanganku dirahasiakan?"

Sedikit ragu memang, tapi menurut Yeseo orang dengan otak selicik Dayeon pasti bisa memberikannya jawaban.

Hal yang aneh adalah mengapa sosok pemuda itu yang dirahasiakan, disaat pada umumnya justru sosok gadis yang ditunangkanlah yang akan dirahasiakan.

Yeseo pernah mendengar kemungkinan bila seorang pemuda keturunan bangsawan bisa saja disembunyikan karena dia adalah anak di luar nikah, hasil hubungan terlarang juga bisa. Intinya sesuatu yang membuatnya hanya bisa mendapatkan satu wujud ahli waris yang diturunkan dari Ibu. Tapi pemuda ini, Yeseo mengenalnya dengan baik, sama sekali tidak dirahasiakan.

Bahkan seluruh kerajaan Tsaritsa juga mengenalnya sebagai seorang putra meski ada beberapa rumor yang simpang siur terkait penurunan nama keluarga yang dia pakai.

"Kenapa? Apa kau mulai meras ragu dengannya?" tanya Dayeon tidak sesuai dengan perkiraan Yeseo.

"Tidak, bukan apa-apa."

"Tapi itu wajar-wajar saja, pertunangan kalian akan diumumkan pada publik sebentar lagi yang mana itu artinya penikahan pasti akan terlaksana dalam satu atau dua musim. Wajar bagimu untuk merasa takut ataupun ragu."

"Tapi kenapa sekarang?"

"Sekarang apanya?"

"Kenapa baru diumumkan sekarang? Apa karena Tuan Putri Kerajaan debut tahun ini?"

Karena sungguh jauh di dalam sana, Yeseo tahu bila musuh sang tunangan adalah Chaehyun Kim.

Yang mana berarti juga musuhnya.

I Love How I'm CalledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang