62

79 16 1
                                    

"Bukankah Anda sepertinya menjadi terlalu ikut campur dan jauh melenceng dari rencana utama Anda?"

Heeseung baru saja menutup pintu aula yang berada di Rumah Putra. Pertemuan telah berakhir dengan kesepakatan bila edisi terbaru Surat Kabar Angin akan tetap beredar seusai jadwalnya. Sebagai seorang yang akan membatalkan mantra penghubung antar dua ruangan, Heeseung sudah sepatutnya menjadi yang terakhir keluar dari dalam aula. Tentu tidak terpikirkan bila dari balik salah satu pilar terdapat salah seorang yang peserta pertemuan yang menunggu dirinya.

Mengembangkan senyuman kala berbalik, mencoba bertingkah seperti Heeseung telah memperhitungkan bila hal ini akan terjadi. "Aku pikir Anda telah mengatakan semua yang Anda inginkan sewaktu pertemuan," ucapnya. "Duke Park. Jika Anda merasa keberatan seharusnya Anda menentang keputusan ini tadi."

"Aku sama sekali tidak merasa keberatan." Pastinya Jay akan menjawab hal itu, sebagai seorang Duke yang pastinya akan sangat menjunjung tinggi yang namanya demokrasi antar keluarga bangsawan, dia tidak akan mungkin dengan jelas menunjukkan rasa tidak setujunya pada sebuah keputusan. "Hanya saja ada beberapa hal yang ingin aku tanyakan kepada Anda, sebagai orang asing pastinya."

Heeseung masih tersenyum. Dianggap asing oleh tanah kelahirannya dan justru lebih dihargai oleh orang asing. "Aku tidak peduli dengan bagaimana cara Anda memandangku sebenarnya, tapi tidak masalah. Mari." Memberikan gestur mempersilahkan. "Anda seharusnya beristirahat, segera setelah pertemuan tadi selesai. Aku yakin besok pagi akan ada banyak hal yang harus Anda selesaikan, dengan pengawal ataupun tim penyidikan."

Pesta telah selesai dan Heeseung sebenarnya tidak benar-benar menaruh perhatian untuk hal itu. Suasana yang sepi membuat langkah kaki kedua pemuda itu terdengar bersahutan dengan api yang menyala dari obor pada tiap lorong. Beberapa pelayan maupun penjaga yang berkeliaran tidak lebih adalah para penyamun kaki tangan Dayeon. Area teras tempat dimana kamar Heeseung berada tepat menghadap halaman belakang, bersebalahan dengan kamar Pangeran Jake. Tidak jauh dari posisi keduanya kini.

Tanpa obor maupun lentera, hanya berpaku pada cahaya mentari yang mulai mengintip.

"Anda tidak seperti yang aku perhitungkan," ucap Jay. Alasan mengapa Jay sangat mendukung dan menerima keberadaan Heeseung pada awal musim debut adalah karena si Ksatria Sihir diperintah untuk membawa si tunas menuju Riena. Seperti yang menjadi topik pembahasan keduanya pada sesi minum teh, Jay menyukai ide itu, terlebih bila dia tidak perlu cuci tangan untuk membunuh si anonim. "Anda sebenarnya bisa membawa anonim itu pergi tanpa melakukan ini semua."

"Itu ide yang bagus sebenarnya, terlebih lagi bijak." Dalam dua langkah Heeseung menoleh pada Jay. "Namun aku bukan seorang yang bijak, aku penyihir." Lalu kembali menatap lurus ke depan. "Orang-orang menyebut kami licik dan yang kami lakukan hanyalah membuktikan hal itu."

Heeseung tidak ingin balas dendam. Dia sudah cukup lama melupakan permasalahan terkait masa lalunya sebagai anak terdampak perang hingga hampir menjadi korban perdagangan manusia. Tapi ayolah, lihat sisi baiknya di masa sekarang, tanpa hal-hal mengerikan seperti itu dia tentu tidak akan menjadi seorang penyihir sekuat sekarang.

Meski posisinya juga hanya salah seorang anjing kerajaan Riena.

"Aku tidak berpikir Anda adalah seorang yang suka kala ada orang asing yang tiba-tiba berpikir sangat mengenal Anda dan coba membuka luka lama." Jay berucap kala benar-benar berada di depan pintu kamar dari kaca milik Heeseung.

"Aku memang tidak pernah menyukai hal itu, termasuk ke dalam perbuatan Anda kali ini," balas Heeseung mencoba mengingatkan bila Jay juga melakukan hal yang hampir sama. "Duke Jay Park, menurut Anda apa yang akan terjadi bila kita semua yang ada di Kniagina masih menunggu Anda dan Marquess Choi membenahi pemberontakan ini? Tanpa dirinya, hingga saat ini kita semua pasti akan berpikir bila Ehzerhogin adalah lawan disaat mereka adalah penyedia pasukan terlatih selain para Ksatria. Bahkan pemberontakan yang selama bertahun-tahun terjadi di bawah pengawasan Anda tanpa adanya kendali ataupun pendisiplinan justru menunjukkan lemahnya pengaruh Anda di sana."

"Aku hanya menunggu," elak Jay. "Marquess Ezaki dan semua keluarga Ezaki bukanlah sesuatu yang bisa dilengserkan secara mudah. Bahkan dengan pengakuan dari Hikaru Ezaki, itu bisa berakhir sebatas pencemaran nama baik dengan kekuatan yang mereka miliki. Jika menurut Anda kalian para penyihir adalah seorang yang benar-benar licik, harusnya Anda bisa memperhitungkan apa saja yang menjadi perhitunganku selama ini."

Sedikit firasat, menurut Heeseung ini bukan hanya tentang sebatas bukti. Ada banyak bukti bahkan meski ada beberapa oknum yang terlibat dalam penggelapan data, dukungan dari kerajaan Tsaritsa secara langsung pasti lebih kuat pengaruhnya.

Maka kemungkinan terbesar adalah sesuatu yang tidak pernah Heeseung bayangkan, sesuatu yang hanya diketahui oleh para bangsawan. "Marquess Ezaki adalah tidak lebih seperti pemimpin pasukan untuk wilayah Furstin, pembentukan pasukan rahasia hingga penyelundupan dapat dia putar balikkan menjadi sesuatu yang ditujukan untuk melindungi keluarga kerajaan. Bahkan untuk perdagangan anak, dia bisa beralasan bila itu semua dilakukan untuk memulihkan kas kerajaan guna menutupi anggaran perang." Dengan kepalan tangan dan sorot mata yang menatap tajam.

"Selain itu, bila aku sebagai pemegang kekuatan tertinggi wilayah Furstin secara tiba-tiba melepas gelar kebangsawanan dari Marquess Ezaki tanpa adanya persiapan akan satu atau dua hal atau mungkin beberapa sebagai dampak dari tindakan itu, aku hanya akan mempertaruhkan nama baik keluarga Park beserta Furstin dan seisinya."

Menyadarkan Heeseung bilamana sedekat apapun dia dengan Pangeran Jake, itu tidak akan merubah latar belakangnya sebagai seorang dari kalangan rakyat biasa. Tidak akan paham dengan rumitnya beban yang harus terselesaikan dalam sebuah nama keluarga. "Orang-orang seperti Anda akan berpikir bilamana kami para bangsawan tidak pernah memikirkan nasib kerajaan ini, hanya sibuk mengisi lumbung kekayaan keluarga masing-masing. Dan meski itu memang ada benarnya, kami hanya melakukan tugas kami sesuai dengan tata peraturan serta hukum sopan santun."

Bila Marquess Ezaki diturunkan secara sepihak, perdebatan di antara tubuh keluarga bangsawan jelas saja akan terjadi. Perpecahan yang seperti itu justru akan membuat opsi tidak percaya pada keluarga inti kerajaan dan semakin meningkatkan kemungkinan untuk melakukan kudeta dengan bantuan rakyat yang dimanipulasi. Selain itu, kekosongan jabatan Marquess untuk wilayah Markgraf bukanlah hal yang bagus. Jay pasti juga telah mempertimbangkan hal itu.

Mencari pengganti si Marquess juga bukanlah hal yang mudah.

"Pergantian kekuasaan? Oh, maksud Anda tentang hukum pewarisan gelar bilamana hanya ada anak perempuan dalam garis keturunan." Ksatria Nishimura yang menjadi teman mengobrol Heeseung di pos pemeriksaan berbicara menanggapi. Demi menyanggupi kecurigaan Xiaoting, Dayeon dan Sunwoo sepakat untuk membiarkan para Ksatria tersumpah untuk memeriksa para penyamun yang diselundupkan ke dalam rumah debutan.

Heeseung sebenarnya tidak melakukan banyak hal, hanya menunggui jimat permata yang akan menunjukkan apakah si penyamun itu memiliki rasa kesetiaan yang cukup pada Dayeon atau pada Tsaritsa. Bila berkhianat benda itu secara otomatis akan mengeluarkan pendar nyala kemerahan, dan untuk sementara ini belum.

Ksatria Nishimura sendiri menjadi perwakilan dari pihak persekutuan Kala. Agak mengejutkan memang.

Namun Heeseung tetap bersyukur karena pemuda itu adalah narasumber yang tepat, calon pengganti Earl Condessa. "Berdasarkan hukum bilamana tidak ada anak laki-laki, maka gelar akan diturunkan pada putra laki-laki dari adik yang bersangkutan. Namun pada zaman ini beberapa keluarga seringkali mengajukan permohonan terkait wasiat khusus. Contoh mudah adalah Keluarga Shen, tidak peduli laki-laki atau perempuan, anak sulung dari Duke Herzogin-lah yang akan mewarisi gelar itu. Namun ada pula wasiat sementara seperti keluarga Seo, gelar memang diturunkan pada Johnny Seo namun selanjutnya dipertunjukkan bagi anak laki-laki Youngeun Seo."

Ya, mungkin itulah alasan utama mengapa Marquess Ezaki membenci Youngeun.

"Untukku sendiri bisa dikatakan sebagai wasiat sementara namun aku adalah putra dari adik perempuan Earl Condessa. Anda bertanya terkait surat kabar pagi ini, kan?"

Menganggukkan kepalanya. "Semakin lama aku justru semakin pusing dengan Duke Jay Park, dia itu sebenarnya ada di pihak siapa?"

Ksatria Nishimura menarik sebuah kursi untuk duduk di dekat Heeseung. "Maaf sebelumnya, tapi Kak Dayeon memberitahuku bila Anda dulunya adalah rakyat dari wilayah Furstin," ucapnya sengaja dengan nada pelan guna tidak diketahui ksatria lain. "Jika memang benar begitu, harusnya pertanyaan tadi hanya dapat dijawab oleh Anda. Anak-anak korban terdampak perang, alih-alih dibiarkan tewas, apakah benar mereka diperjualbelikan atau ada beberapa dari mereka yang berhasil diselamatkan namun keberadaannya terpaksa ditutup-tutupi."

I Love How I'm CalledWhere stories live. Discover now