66

82 19 0
                                    

Ini semua kacau. "Aku tidak ingin menikah dengan seseorang hanya karena hal konyol seperti ini!" Bahiyyih berucap tegas meski dari pola napasnya kentara sekali bila dia baru saja menangis.

"Jika menurutmu ini hal yang konyol harusnya kau tahu dan sadar untuk tidak melakukannya, Bahiyyih Huening!"

Jake lebih memilih untuk bungkam. Dia tidak tahu apa yang bisa dia katakan atau apa yang seharusnya menjadi resolusinya kali ini. Jake tidak ingin dicap sebagai seorang yang tidak bertanggung jawab, tapi Bahiyyih tidak mau menerima satu-satunya solusi yang ada. Maka yang bisa Jake pikirkan pada waktu ini hanyalah berharap dan berdoa bilamana mungkin Bahiyyih mengetahui ide lain dan sekiranya tidak merugikan gadis itu, Jake akan mendukungnya.

Namun meski begitu Jake tetap memberikan respon kala si kawan itu terlihat benar-benar tidak bisa mengendalikan diri. Hampir melayangkan sebuah tamparan pada Bahiyyih yang terlampau keras kepala. Meski Jake tahu itu hanya untuk menakuti si adik, dia tetap menahan tangan kanan Kai yang masih berada di udara. "Kebanyakan dari para pengawal dan pelayan mungkin telah berada di pihak kalian, tapi para bangsawan tempat ini pastinya tidak akan melewatkan keributan antar dua saudara kandung."

Jake merasa bersyukur kala Bahiyyih ternyata tidak benar-benar sendiri. Gadis itu mungkin berdiri dengan tegap serta sedikit bergetar kala memejamkan mata. Namun dua temannya secara sigap berdiri di depannya. Jake pernah mendengar dari Heeseung bila Bahiyyih dan dua temannya ini bersama Beomgyu Choi dan Marquess Wong membentuk sebuah persekutuan untuk mencari calon istri bagi si Marquess. Agak menggelikan memang, tapi ada sebuah poin yang menurut Jake persekutuan itu akan bertahan dalam jangka waktu yang lama.

"Aku akan membawa Hiyyih kembali ke kamarnya," ucap Youngeun. Bermaksud baik guna setidaknya membawa sang teman untuk menjauh dari permasalahan. Ralat, bukan menjauhi tapi mencari ketenangan.

"Para bangsawan tidak akan berpikiran baik kala melihat seorang gadis dengan latar belakang bagus keluar dengan penampilan seperti itu," ucap Kai menolak.

Namun seakan tidak ingin mendengarkan, Youngeun masih kukuh pada ucapannya. "Akan jauh lebih tidak sopan bila Anda berdua menganggap kami para gadis sebagai sebuah barang," ucapnya kemudian menarik Bahiyyih untuk pergi dari ruangan setelah mengambil sebuah jubah. "Aku akan menjaga Hiyyih, aku menjaminkan hidupku atas keselamatannya serta reputasi keluarga Huening."

Meninggalkan Jungwon bersama dengan dua pemuda bangsawan yang terpaut usia dua tahun lebih tua. Membuat yang paling muda akhirnya berdeham dengan sebuah senyuman canggung. "Jika kakak-kakak masih ingin berkelahi, aku tidak akan menghentikannya." Mirip seperti istilah kehabisan kata-kata karena ditatap dengan tajam dan lekat oleh dua orang yang terdiam menatap padanya. "Jika tidak, maka, bisa kita duduk sekarang?"

Jake sedikit mengambil jarak dari Kai, membiarkan Jungwon untuk duduk di tengah-tengah keduanya. Pasti rasanya sangat tidak mengenakkan, berada di antara dua orang dengan salah satu dari mereka tengah menatap tajam yang satunya. Kai itu ramah, sosok yang hangat, dan selayaknya dunia yang seimbang wajahnya itu juga bisa berubah menjadi sedingin ini.

"Ngomong-ngomong." Jungwon berucap pelan, menanti reaksi apakah dia dipersilahkan atau tidak. Bagaimanapun dia hanyalah seorang teman, sama saja seperti pihak luar. Dan kala baik Kai maupun Jake tidak memberikan respon berupa keberatan, dia baru melanjutkan. "Bahiyyih sudah menceritakan semuanya padaku dan Youngeun, dan kami berdua mendukung keputusannya." Memberikan jeda takut-takut akan disembur oleh amarah dari Kai. "Kami berdua setuju bila apa yang mereka lakukan semalaman sama sekali tidak melanggar satu pun norma yang ada. Pangeran Jake." Memberikan kode pada si Pangeran untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, dengan sejujur-jujurnya.

"Sebelumnya, aku benar-benar minta maaf dan aku sama sekali tidak mempermasalahkan pukulan ini. Aku tahu aku berhak mendapatkannya," ucap Jake yang dibalas dengan helaan napas dari Kai. Pundak si Duke dari Kniagina itu setidaknya sedikit merosot, tidak setegang sebelumnya. "Aku yakin kalian berdua sudah mendengar kabar tentang kematian nenekku, aku sebenarnya tidak ingin mengatakan hal ini, tapi aku rasa tidak ada hal lain untuk menjelaskan situasinya. Jujur aku dalam kondisi yang tidak bagus, entah fisik karena berada di tempat asing ditambah kabar duka itu. Mentalku serasa seperti diputar balikkan dengan fakta bila ada seseorang yang mungkin mengancam nyawaku dan Heeseung yang kena getahnya."

Meski alasan Heeseung dirawat di ruangan kesehatan awalnya dikarenakan oleh si anonim, sihir yang sebenarnya digunakan sosok itu sebenarnya tidaklah cukup besar. Yang memperburuk sebenarnya adalah pewangi ruangan dari bunga terompet, yang kebetulan saja juga diletakkan pada kamar si penyihir dan Jake sebelum kejadian itu terungkap.

"Bahiyyih menenangkanku, sentuhan yang kami lakukan terhadap satu sama lain hanyalah sebuah pelukan, tidak lebih." Jake memejamkan matanya, mengingat bagaimana semalam dia dan Bahiyyih seakan saling berbagi masalah satu sama lain dalam keheningan malam. Tidak, hanya Jake saja, Bahiyyih hanya diam. Namun ada sebuah perasaan yang membuatnya yakin bila adik dari sosok yang baru saja menghajarnya itu benar-benar mendengarkan, entah apakah itu dari elusan pelan atau tepukan dipunggung guna memberikan kekuatan. "Kami tidak melakukan apa-apa. Maaf bila semisal aku sedikit lancang karena mengendong tubuh adikmu untuk menidurkannya di kasur, tapi percayalah, semalaman aku tidur di sofa ini. Sama sekali tidak berbagi ranjang dengannya."

Dalam hatinya. Jake ingin memberikan kesan kuat bila dia amat sangat menghargai Bahiyyih.

"Sebuah pernikahan tentunya tidak perlu dilakukan hanya dikarenakan hal itu," ucap Jungwon memberikan sebuah penutup serta kesimpulan sambil menatap pada Kai.

"Tidak bisakah kalian berdua melihat masalah ini dari sudut pandang seorang perempuan?" tanya Kai dengan nada pelan. "Meski kalian berdua tidak melakukannya, dan anggaplah aku percaya, apa kata orang-orang bila sampai tahu kalau Bahiyyih keluar dari kamar seorang pemuda yang bahkan bukan tunangannya?"

"Youngeun menjamin keselamatan Bahiyyih." Jungwon berucap yakin.

"Youngeun mungkin pintar menyembunyikan hal itu dari orang-orang, tapi apakah dia juga pintar menyembunyikan hal ini dari di anonim?"

"Anonim tidak akan melakukannya," ucap Jake yang meski Heeseung belum mengatakan siapa sosok itu, tapi berdasarkan firasat serta fakta yang ada dia memiliki keyakinan bila anonim itu tidak akan berani melakukannya. "Dia ada di pihak kita, dia tidak akan menyerang kita."

"Seharusnya tidak menyerang kita," koreksi dari Kai dengan nada seakan mempermainkan.

Membenarkan posisi duduknya. "Bolehkah aku sedikit berpendapat?" tanya Jungwon. "Tidak bisa kita mengabaikan semua ketakutan terhadap si anonim dan memikirkan masalah sesuai dengan apa yang akan kita hadapi? Mendengarkan percakapan kalian berdua perlahan membuatku menyadari bila yang ditakutkan sebenarnya bukanlah apakah Pangeran Jake dan Bahiyyih benar-benar melakukan hal itu, tapi pandangan orang asing. Kenapa kita harus melibatkan mereka?"

"Karena Bahiyyih seorang Huening, Jungwon. Dia lahir sebagai adik seorang Duke, itu beban yang akan selalu dia bawa," ucap Kai. "Adikku selalu memimpikan sebuah pernikahan yang dilingkupi oleh cinta dan perasaan, aku tidak ingin menghancurkan mimpi itu. Tapi aku juga tidak rela untuk melihatnya hidup dalam pandangan buruk masyarakat."

Jake tahu bila Kai menyayangi sang adik lebih dari apa pun yang ada di dunia ini. Tindakan yang seperti ini pastinya juga beralasan. Dia memiliki ketakutan.

Kai tidak akan membiarkan adiknya menikah dengan sembarang pemuda dengan latar belakang yang tidak jelas. Namun Kai akan dengan mudah mendukung sang adik bila itu memang kebahagiaannya. Tapi bagaimana bila sekarang?

Dari awal mula kesalahpahaman dimana Kai yang tidak kunjung melontarkan ucapan bila Jake harus menikahi Bahiyyih, ada sebuah rasa curiga bila dia sebenarnya juga tidak menyukai solusi itu. Pernikahan bukanlah solusi penyelesaian, itu hanyalah batu loncatan sementara yang akan berbuah masalah lain bila kedua pihak tidak memiliki fondasi yang kuat.

"Tapi aku tidak main-main tentang pernikahan," ucap Jake. "Aku tetap akan menikahi Bahiyyih dengan ada atau pun tidaknya kejadian ini."

Karena Jake telah menentukan pada siapa dia akan mengajukan lamaran.

Dan gadis itulah yang menjadi alasannya datang ke Tsaritsa memenuhi undangan dari Chaehyun.

Mungkin terdengar konyol, tapi Jake telah tertarik pada gadis itu bahkan sebelum pertemuan mereka. Menyukai bagaimana gadis itu menuliskan kata-kata yang terdengar ramah dan menghibur pada surat yang dia kirimkan pada Kai. Dan Jale semakin menyukai gadis itu kala melihatnya secara langsung.

I Love How I'm CalledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang