38

68 21 0
                                    

"Lama tidak berjumpa, Tuan Putri Kerajaan Tsaritsa, Chaehyun Kim."

Hal yang sebenarnya Chaehyun yakini bila Riena dan Tsaritsa bisa berdamai dengan mudah adalah dikarenakan kedua kerajaan tersebut sebenarnya sudah saling damai sejak lama.

Yang ada di perbatasan, Chaehyun sebenarnya tidak begitu yakin, tapi wilayah itu lebih mirip seperti dikendalikan. Disaat kakeknya maupun Raja Shim terdahulu telah sepakat untuk mengedarkan surat perjanjian damai, selalu saja ada masalah yang ditimbulkan oleh salah satu pihak.

Pada mulanya terjadi masalah dimana para petani melakukan mogok kerja karena prajurit dari Tsaritsa mengambil hasil panen secara paksa. Masalah terselesaikan dengan ditangkapnya beberapa bangsawan namun masih ada titik buta pada kasus itu. Lalu saat kondisi mulai membaik terjadi wabah aneh yang disinyalir disebarkan oleh para ksatria sihir dari Riena. Tuduhan yang tidak terbukti, namun korban berjatuhan.

Untuk saat ini sendiri dari apa yang dilaporkan Marquess Choi padanya, Chaehyun ketahui bila baik Riena maupun Tsaritsa sebenarnya tengah bekerja sama untuk menangkap para prajurit palsu. Prajurit gadungan dari kedua belah pihak kerajaan yang membuat kekacauan dengan mengadu domba satu sama lain. Termasuk siapa sebenarnya dalang dari masalah ini.

"Pangeran Jake Shim dari Riena," balas Chaehyun sedikit membungkukkan badan. "Maaf bila lancang tapi bila aku tidak salah, aku melihat kehadiran Ksatria Sihir Lee sedari awal debut. Aku pikir hal itu semata-mata bukan hanya untuk keamanan Anda, bukan?"

Meski bukan seorang yang berpengalaman dalam sihir, bahkan tidak memiliki bakat di dalamnya, Chaehyun setidaknya cukup tahu bila pemasangan tabir sihir pelindung tidaklah memakan waktu sebanyak itu.

Marquess Choi memang menjelaskan bila tujuan pemasangan tabir itu bertujuan khusus untuk menghalau orang-orang yang berniat jahat pada Pangeran Jake.

Ide bagus sebenarnya mengingat pemuda itu sebenarnya memang sengaja diumpankan untuk datang ke Tsaritsa dengan pengawalan yang terbilang agak minim. Sengaja mengundang si dalang utama yang menginginkan pertumpahan darah di antara Riena dan Tsaritsa. Jika ada yang bertanya, ini adalah ide Duke Kai Huening, gila memang. Tapi bukankah Pangeran Jake juga sama gilanya karena menyetujui hal ini?

"Ksatria Lee merasakan adanya indikasi sebuah sihir asing. Sepertinya ada sebuah tunas muda di antara para debutan dan pelayan pada musim ini."

"Itu tidak mungkin." Tidak seperti Riena yang terkenal sebagai kerajaan serta surga atas sihir, Tsaritsa sedari lama memiliki tata peraturan tentang larangan dalam memiliki maupun mempergunakan sihir.

"Aku rasa Anda tidak begitu mendengarkan," ucap Jake dengan bibir yang ditipiskan. "Dia tunas muda, maka ada kemungkinan bila dia sendiri bahkan tidak tahu akan hal itu. Tidak berbahaya memang, tapi melihat ketertarikan Ksatria Lee yang benar-benar menyelidikinya, aku jadi ikut penasaran."

Sedikit bingung sebenarnya bagi Chaehyun untuk memahami perkataan itu, tapi dia tetap memutuskan untuk tersenyum. "Aku harap Anda dan Ksatria Lee bisa segera menemukan sosok itu, entah seorang pemuda atau seorang gadis, aku yakin posisinya akan lebih dihargai dan bermanfaat bila berada di Riena," ucap Chaehyun mendoakan. "Dan bilamana sosok itu seorang gadis, aku cukup berharga bila dia bisa merubah rasa penasaran Anda menjadi sesuatu yang lebih."

Mengehentikan langkahnya, Jake menoleh ke samping. "Anda berniat menjodohkanku, Putri?" tanyanya. "Terdengar cukup aneh kala sosok yang akan dijodohkan denganku justru mengatakan hal itu."

"Dan aku tahu Anda paham bila meski tidak diberitahukan secara resmi bila aku dan Duke Huening dari Kniagina telah ditakdirkan untuk berjodoh dengan satu sama lain."

"Tentu saja, aku paham itu. Duke Huening adalah milik Anda, tapi apakah Anda juga milik Duke Huening?"

"Aku tidak paham dengan apa yang Anda bicarakan." Chaehyun menghindari adanya pemilihan kata yang sekiranya bisa merugikan dirinya di masa yang datang. Dia rasa semua gadis dari bangsawan telah diajari oleh ibu masing-masing untuk berhati-hati dalam ucapan maupun perilaku mereka.

Dalam sebuah komunitas besar yang konon kata pada masa awal terbentuknya kerajaan menganggap seorang gadis sebagai kutukan, agaknya pengamalan nilai-nilai buruk yang berujung pada standarisasi ganda pada anak gadis bisa dikatakan cukup sulit untuk dihilangkan.

Gadis yang baik adalah dia yang polos dan juga pemaaf mungkin?

Chaehyun tidak bisa menggambarkannya sebagai sesuatu yang pastinya. Tapi jika bisa memilih. Hal itu paling mendekati dengan sosok Yeseo Kang.

"Jika Anda tidak paham dengan kalimat itu Anda seharusnya tidak mengklaim diri Anda paham tentang sesuatu yang mengikat di antara Anda dan Duke Huening," ucap Jake yang mengingatkan Chaehyun atas Bahiyyih.

Ah, menyebalkan sekali. "Apa Anda mencari cinta dari pasangan Anda?"

Menggelikan sekali rasanya bagi Chaehyun bila bisa jujur kala mengetahui seorang Pangeran nyatanya percaya akan cinta.

"Apa Anda berniat untuk mencemooh bila jawabannya adalah iya?"

Menggelengkan kepala sambil tersenyum tipis. "Tidak, aku menghargai pilihan Anda selayaknya seorang teman," ucap Chaehyun. "Pertanyaan tadi sebenarnya bertujuan untuk memastikan saja. Sebagai sosok yang batal akan dijodohkan dengan Anda, aku tentu harus bertanggung jawab dengan mencarikan calon yang bisa memahami Anda dengan baik. Sosok itu pastinya akan Anda bawa pergi dari Tsaritsa dan di negeri asing nanti, satu-satunya yang bisa dia anggap kawan hanyalah Anda."

Chaehyun sebenarnya tidak peduli dengan apa yang akan keluar sebagai tanggapan dari Jake. Namun dia tetap memandang ke arah pemuda itu, selain untuk menjaga kesopanan tapi juga sedikit mengambil kesempatan menatap wajah tampan itu.

Ah, jika dia gadis yang gila akan cinta. Chaehyun rasa dia akan menerima hubungan perjodoahan ini dengan senang hati.

Sayangnya, Kai lebih menarik untuknya.

"Aku percaya pada cinta, meski kedua orang tuaku menikah karena politik," ucap Jake. "Apa jawaban itu cukup bagi Anda?"

"Mengapa Anda bertanya seperti itu? Anda terdengar seperti akan menyudahi percakapan ini." Meski nada bicaranya terdengar cukup sedih, aslinya Chaehyun ingin bersorak ria. Bahagia karena dia bisa kembali ke kamar lebih awal dengan catatan, Jake yang terlebih dahulu menyudahi percakapan. Terbayang sudah bila dia nanti akan meminta izin agar tidak ada yang menganggu, beralasan kalau dia tengah berada dalam dilema karena harus memutuskan untuk memilih Pangeran kedua Riena atau Duke Huening.

Padahal aslinya, hanya ingin tidur.

"Anggota bangsawan golongan tua mungkin akan merasa sedikit sedih bila tahu kita tidak memenuhi harapan mereka."

"Aku tidak pernah tahu bila Anda mengkhawatirkan hal-hal seperti itu," ucap Jake dengan sebuah kekehan. "Anda bukan seorang yang membosankan, ada banyak hal yang sebenarnya ingin aku ceritakan dengan bahasa yang sedikit lebih santai, namun ada seseorang yang sudah menunggu Anda."

Menunjuk ke belakang Chaehyun, sebuah titik buta yang nyatanya diisi oleh seseorang yang sedari tadi telah mengawasinya.

Sedari lama sebenarnya. Sedari keduanya bertemu dan tidak pernah pergi dari posisinya, entah seberapa jauh Chaehyun melangkah.

Sosok yang selalu ada di belakangnya.

Mengabaikan apakah Jake sudah pergi atau masih berdiri di sebelahnya. Chaehyun tahu bila dia tidak sopan. Mengabaikan sang Pangeran dan memilih untuk berlari pada sosok yang selalu merentangkan tangannya, siap memeluk Chaehyun kapan saja meski faktanya selama ini gadis itu selalu berhenti beberapa langkah di depannya.

"Kau ingin membalasku ya?" ucapnya dengan nada yang benar-benar riang. "Setelah kemarin aku menemui Nona Seo lebih dahulu, kini kau membalasnya dengan berjalan bersama Pangeran. Tidak masalah, kita impas sekarang."

Kai tidak mungkin hanya sekedar menampakkan dirinya. Belasan tahun Chaehyun pahami bila Kai hanya akan mengambil langkah untuk mendekatinya kala ada sesuatu yang mengancam dan benar-benar membuat Duke muda itu harus turun tangan.

"Yeonjun memberitahu," ucapnya sedikit menjeda sekaligus memberitahu bila yang akan dibahas adalah tentang persekutuan mereka. "Beberapa waktu lalu Ksatria Lee pingsan, pengakuannya mungkin belum sampai terdengar ke telinga Pangeran, tapi Soobin memberitahu kakaknya lebih dahulu. Penyihir yang mereka cari, sosok itu adalah si anonim."

I Love How I'm CalledWhere stories live. Discover now