34

79 20 0
                                    

"Mashiro, ada kalanya sebagai penyampai pesan semesta kita harus berbohong."

Karena para bangsawan hanya peduli dengan apa yang ingin mereka dengar, sebuah kepala bisa saja digantung di pintu masuk sebuah kota hanya karena sebuah ramalan buruk. Alasan utama mengapa keluarga Sakamoto memilih untuk diam terkait apa yang sempat Mashiro ramalkan meski kedengarannya cukup bagus.

Kelahiran seorang putra, Pangeran.

Yang sayangnya tidak kunjung terwujud.

Mashiro sedikit merasa takut kini jujur saja. Takut bila seorang yang lihai seperti Yeonjun Choi bisa saja mengetahui rahasia terkait ramalannya itu.

"Anda tidak perlu merasa tegang, ini permintaan pribadiku. Bukan sebagai Marquess pemilik Boyar, tapi sebagai seorang Yeonjun Choi. Jika Anda ragu, aku juga bisa menjaminkan diriku."

Tegang? Oh, sudah pasti.

Mashiro rasa dirinya tidak lebih mirip seperti leluhurnya yang dahulu kala menurut cerita berhasil menyatukan seluruh Tsaritsa hanya dengan sebuah ramalan. Sesuatu yang sebenarnya hanyalah sebuah kebohongan, bagi anggota keluarga Sakamoto yang diberi kepercayaan untuk masuk ruangan rahasia yang ada di perpustakaan, alih-alih ramalan kalimat itu lebih mirip seperti kalimat diplomasi yang diperjualbelikan. Sebuah kalimat yang dibeli dari seorang Pendeta Tertinggi namun miskin dan berkewajiban menafkahi lima orang anaknya.

Seharga sebuah gelar kebangsawanan setingkat Earl.

"Keluarga kita mungkin memang menghubungkan antara semesta dan manusia, namun sebagai seorang manusia sesuci apapun jiwa kita, yang akan menjadi prioritas adalah keselamatan bersama."

Dan sebagai wujud pertobatan, keluarga Sakamoto telah bersumpah untuk tidak lagi ikut campur dalam urusan politik.

Lalu Mashiro?

"Aku tahu tentang sumpah pertobatan keluarga Anda."

Dia tahu?

"Leluhurku adalah salah seorang yang menjadi saksi atas sumpah itu."

Oh, begitu. Rasanya kini jadi lebih mengancam Mashiro.

Tunggu sebentar, agaknya Mashiro kini sedikit paham dengan masalah yang tengah dihadapi. Keluarga kerajaan, mungkin mereka mengutus Yeonjun Choi sebagai perwakilan untuk mengajukan perjanjian baru.

Jabatan Earl Sakamoto dari Condessa telah sejak lama diputuskan akan diwariskan pada Riki Nishimura, putra dari Viscount Nishimura yang menikah dengan putri tertua dari Earl Sakamoto terdahulu. Hal yang sebenarnya cukup lumrah terjadi kala tidak ada seorangpun gadis dalam sebuah keluarga dan sepupu laki-laki terdekat dari pihak ayahlah yang akan ditetapkan sebagai penerus. Dengan Mashiro yang kemungkinan akan menjadi Sakamoto terakhir sebelum merubah nama keluarganya menjadi nama keluarga sang Suami.

Bersama dengan itu pula perjanjian antara kerajaan dengan keluarga Sakamoto akan berakhir.

Perbaruan kontrak?

"Bisakah Anda, memberikan peringatan kepada Youngeun Seo?"

Putri Viscount Seo dari Burggraf, debutan baru yang memberikan kesan sebagai seorang yang certia bahkan terhadap orang asing bagi Mashiro. Seorang gadis yang siapapun itu nanti yang akan dia nikahi konon kata tetap tidak merubah fakta bila putra gadis itulah yang nanti akan menyandang gelar sebagai Viscount Seo dimasa yang akan datang.

Meski tidak begitu pandai dalam pelajaran Geografi di kala sekolah, Mashiro setidaknya tahu bila Burggraf terbilang sebagai wilayah paling miskin di Kniagina. Yang bila dibandingkan dengan wilayah lain sebenarnya masih terbilang memiliki pertumbuhan yang signifikan. Tempat dimana akademi dan area penyokong pendidikan para bangsawan berada di sana, bukan tanpa alasan, tapi dikarenakan banyak cendekiawan yang berasal dari tempat itu.

"Tolong peringatkan Youngeun, yang seharusnya dia lakukan adalah mendorong Johnny Seo untuk segera melamar kakakku alih-alih membuat Kak Yujin harus menunda debut hingga tahun depan."

"Youngeun Seo, apa?" Mashiro rasa dia sedikit mengerutkan kening. Kala Yeonjun mengatakan bila ini adalah sesuatu yang pribadi, tidak terpikirkan di otak Mashiro bila yang dimaksudkan adalah benar-benar urusan pribadi.

"Maaf bila ini terdengar tidak begitu formal, aku tidak, belum terbiasa," ucap Yeonjun meminta persetujuan yang mana mungkin bila Mashiro menolak pun dia tetap akan melakukan hal itu. "Kai memberitahuku bila Youngeun bercerita padanya, oke sedikit berbelit, sesuatu yang mana bisa disimpulkan jikalau gadis itu ingin agar kakakku menjadi kakak iparnya. Menikah dengan Johnny Seo tentunya, memang siapa lagi?"

"Apa keduanya saling mencintai?" tanya Mashiro sebagai sebuah spontanitas. "Maaf, bila menyela."

"Tidak masalah, itu normal. Dan ya, itulah hal yang kuragukan dengan Kai." Sedikit mencondongkan punggungnya yang semula tegak, Yeonjun menyatukan kedua tangannya, seperti hendak memohon. "Aku tahu Anda pasti berpikir ucapanku ini ada hubungannya dengan sesuatu yang berbau politik. Choi dari Boyar, tangan kanan Archduke yang selalu menjadi otak mana kala kerajaan tengah melakukan ekspansi, pertemuan kita kali ini yang terjadi di luar jam kelas mungkin juga akan menjadi buah bibir. Tapi percayalah Nona Sakamoto, aku melakukan hal ini semata-mata hanya karena aku adalah seorang adik laki-laki tertua dari seorang perempuan yang teramat luar biasa."

"Ini mengejutkan. Anda benar-benar seorang yang mengejutkan, Marquess Choi," ucap Mashiro tanpa ragu langsung mengeluarkan apa yang tengah dia pikirkan. "Jika itu adalah ketakutan Anda, maka aku akan mencoba meramalkan nasib untuk Kak Yujin dan juga Johnny Seo, aku akan mengabari Anda segera setelah mengetahui hasilnya. Oh, apakah Kak Yujin sudah memberi tahu Anda bila ini mungkin menjadi musim terakhir debutnya?"

Menganggukkan kepala mantap. "Ya, dan karena itu aku berusaha untuk tidak ada hama yang akan menghalangi jalannya," ucap Yeonjun dengan sedikit anggukan kepala pertanda bila dia mungkin bisa mempertaruhkan apapun untuk hal ini.

"Cukup lega buatku sebenarnya karena Kak Yujin dikelilingi orang-orang seperti Anda dan Youngeun, yang peduli terhadap masa depannya," ucap Mashiro yang sebenarnya agak mirip karena tidak ada yang benar-benar memperdulikan dirinya selain sebagai seorang peramal dan pembawa keberuntungan. "Boyar adalah wilayah tambang yang pastinya sangat kaya, jikalau pun ada yang menaruh hati pada Kak Yujin, bilamana dia adalah seorang yang bukan Duke atau Marquess aku rasa mereka akan berpikir dua kali."

"Keluarga Choi dari Boyar tidak pernah mempermasalahkan hal-hal seperti itu sayangnya."

"Sayangnya juga aku hanya mencoba untuk memahami pola pikir dari Johnny Seo. Jika dia benar-benar menyukai Kak Yujin aku justru takut dia tidak akan segera melamar Kak Yujin dikarenakan permasalahan status sosial itu."

"Johnny Seo seorang Viscount, bila dibandingkan dengan wilayah yang setingkat Burggraf sebenarnya terbilang cukup makmur."

"Namun Burggraf bukanlah miliknya," tolak Mashiro dengan secangkir teh di tangan kanan. Nada bicaranya sedikit berubah dengan intonasi yang agak dalam seakan mencoba menekankan sesuatu pada Yeonjun. "Anak laki-lakinya tidak akan mewarisi apapun selain nama keluarga Seo, bila itu yang dijadikan pertimbangan, aku pun setuju dengan sikapnya yang memilih untuk mundur. Anda sendiri?" Yeonjun menaikkan sebelah alisnya penasaran dengan apa yang diucapkan lawan bicaranya. "Karena percakapan kita telah usai dan Anda mungkin akan segera beranjak dari ruangan ini, apakah tidak ada sesuatu yang ingin Anda tanyakan tentang takdir Anda?"

"Aku rasa tidak, karena aku sudah bisa melihatnya."

***

Teruntuk Nona Sakamoto,

Maaf bila aku memberitahu Anda dengan cara yang tidak begitu sopan dengan menyelipkan sesuatu di bawah cangkir teh. Aku yakin ada beberapa noda teh di bawah kertas ini, itu salahku dan maaf. Namun tidak ada cara lain karena Ksatria Yang memberitahu bila beberapa pelayan mulai menunjukkan gelagat yang aneh.

Kita mungkin bisa membedakan para bangsawan yang berasal dari tiap wilayah tapi untuk pelayan, aku rasa tidak.

Aku sarankan untuk berhati-hati. Dan bila Anda mau, mulailah untuk membentuk persekutuan.

Tertanda,

Marquess Yeonjun Choi dari Boyar.

I Love How I'm CalledWhere stories live. Discover now