42

67 16 0
                                    

Ucapan maaf yang teramat sangat besar dan tulus dariku agaknya masih kurang untuk bisa mendapatkan pengakuan dari Ksatria Sihir Lee. Dengan berbesar hati penulis akui kesalahannya karena dengan lancang tanpa etika telah memantrai Anda hingga kini jatuh sakit. Namun itu semata-mata tidak lebih dari bentuk perlindungan diri si penulis ini.

Sebagai salah seorang anggota bangsawan yang konon kata dianggap terhormat, penulis ini pastinya akan bertanggung jawab. Hanya saja, bagaimana cara penulis ini tetap menjaga namanya?

Dengan senang hati, surat ini akan dibiarkan terbuka guna penulis ini mendengarkan curahan para bangsawan muda yang mungkin saja tengah dimabuk cinta.

Saya usahakan untuk menjawab semua pertanyaan yang ada dan bagi pemberi pertanyaan yang paling membuat saya tertarik, mungkin akan berkesempatan untuk merima penawar untuk Ksatria Lee.

Yujin menggelengkan kepalanya tidak percaya, terutama dengan sikap bersemangat yang terlalu kekanak-kanakan dari Beomgyu yang entah sudah berapa kali menempelkan kertas guna melontarkan pertanyaan yang mungkin saja bisa membuat si anonim merasa tertarik. Beberapa debutan memang dengan mudah terhibur selayaknya anak kecil. Namun perlu diperhatikan satu hal, tidak ada seorangpun dari pihak kerajaan, atau anggota inti dari kerajaan, yang terlihat peduli akan hal itu.

Maupun iming-iming obat penawarnya.

"Aku lihat kau sedikit dekat dengan Nona Sakamoto, apa dia terlihat mencurigakan?" tanya Yujin pada Yeonjun yang kebetulan saja secara tidak sengaja berpapasan dengannya. Seperti tahun-tahun sebelumnya, musim debut membuat dua kakak beradik ini cukup sulit untuk bertemu dari biasanya. "Berapa kali perlu aku tekankan bila kau harus mulai mengendalikan dirimu agar tidak lagi memberikan harapan pada debutan gadis."

Menaikkan sebelah alisnya, Yujin tahu sedari lahir Yeonjun itu menyebalkan. Tapi dia masih saja tidak merasa terbiasa atas hal itu dan ingin sekali memukul kepala si adik bila itu tidak melanggar tata krama. "Aku tidak mempermainkan Nona Sakamoto."

"Musim lalu kau juga mengatakan hal itu."

"Itu mungkin benar, tapi Nona Sakamoto adalah temanku. Kami memiliki janji untuk membuat banyak proposal bersama." Memberikan tatapan melasnya yang menurut Yujin justru menjijikkan, Yeonjun baru berhenti saat beberapa pelayan tidak sengaja melintas. "Oh, Yujin Choi kakakku. Tidakkah kau tidak mengenali adikmu sendiri?"

"Justru karena aku sangat mengenal dirimu aku sarankan untuk berhenti bertingkah brengsek seperti itu," ucap Yujin mecoba menyadarkan sang adik yang seakan memiliki dua kepribadian bersandingan. Marquess Choi yang terkenal sebagai gudang informasi dan Yeonjun Choi si pemuda yang suka mempermainkan gadis. "Tidakkah kau berpikir tingkahmu itu akan membuatmu jatuh dalam masalah suatu saat nanti? Gadis yang kau sukai bisa saja salah paham dan berpikir bahwa kau hanya akan menjadikan dirinya sebuah tantangan."

"Ya, dan faktanya itu sudah terjadi."

"Baguslah kalau begitu. Kini kau seperti mendapatkan karma, bukan?" Entahlah, Yujin sangat menyukai momen dimana dia bisa sedikit mengatai adiknya. Bohong rasanya bila ada seorang kakak yang mengatakan jika dia tidak pernah sedikit menggoda adiknya. "Kini kau sedang jadi buah bibir karena mendekati Tuan Putri Kerajaan dan menjadikan Nona Sakamoto sebagai cadangan."

Sedikit berjengit dengan tatapan mata penuh akan sorot tidak terima. "Kakak juga percaya dengan hal itu? Aku tidak percaya. Aku pikir hanya Beomgyu saja yang bodoh." Berakhir dengan mengaduh karena sebutan cubitan agak kencang di pinggang. "Astaga Kak, bukan maksudku mengataimu bodoh tapi apa kau masih juga tidak paham? Duke Kai Huening adalah temanku, dan bagaimanapun itu Tuan Putri Kerajaan akan bersama dengan dirinya. Sebagai teman aku hanya menjaga Tuan Putri Kerajaan disaat temanku itu tidak bisa berdiri di sisinya."

"Jadi yang kau sukai adalah Nona Sakamoto?"

"Aku tidak bisa mendefinisikannya semudah itu."

Yeonjun sudah mengambil ancang-ancang untuk menjauh. Wujud antisipasi karena Yujin pasti akan mencubit pinggangnya lagi. Dan demi apapun cubitan kakaknya itu mengerikan.

"Marquess Choi." Sedikit menolehkan kepalanya, Yeonjun agaknya sedikit berpikir kala seorang Johnny Seo memanggil namanya dengan sapaan gelar.

"Viscount Seo," ucap Yujin menyapa. "Apa ada pembicaraan penting yang ingin Anda sampaikan pada Marquess Choi? Jika iya, aku akan undur diri."

"Tidak perlu Nona Choi, keberadaan Anda di sini justru membantu," ucap Johnny yang membuat dua kakak beradik Choi bertukar pandangan selama beberapa saat. Viscount Seo itu mengeluarkan sebuah kertas yang sepertinya berisi coretan kasar yang dia buat secara tergesa-gesa dari balik kemeja yang dikenakan. Khas sekali gaya para bangsawan yang tengah menyembunyikan barang bukti. "Menyusul pemeriksaan kesehatan baik pelayan maupun bangsawan yang berasal dari Furstin yang aku awasi, data lapangan yang dicatat oleh petugas pemeriksaan dengan apa yang diberikan oleh Duke Park berbeda."

"Anda yakin itu?" tanya Yeonjun sedikit tidak percaya. Raut wajah yang justru diragukan oleh Yujin. Gadis itu tahu bila Yeonjun kini tengah berbohong, adiknya itu sebenarnya sudah tahu kejanggalan ini, hanya saja dia belum tahu cara mengatasinya. "Aku akan memeriksanya langsung, apakah mereka sudah dipisahkan?"

Johnny menganggukkan kepala. "Untuk sementara ini semua pelayan dari wilayah Furstin dibebastugaskan dan berkumpul di pos depan dengan pengawasan dari Viscount Kang dan Ksatria Yang."

"Baguslah kalau begitu." Helaan napas lega dari Yeonjun terdengar. "Entah kebetulan atau keberuntungan, tapi penulis anonim itu telah membantu kita. Kak Yujin, tolong peringatkan debutan di Rumah Putri lainnya untuk melaporkan apakah ada pelayan mereka yang berasal dari Furstin. Penyebaran demam burung Kolibri ini bisa kita gunakan sebagai alasan pembersihan."

"Sebelum itu, bisakah aku meminta tolong?" tanya Yujin yang sebenarnya berasal dari sedikit rasa curiga yang dia miliki akan beberapa kejadian yang terlihat saling berhubungan. Tentang hilangnya salah seorang pelayan Bahiyyih dan cerita Soobin tentang Heeseung yang tidak sengaja melihat seorang bangsawan laki-laki menyeret sebuah tubuh. "Beberapa pelayan di Rumah Putri menghilang, pagi ini salah seorang pelayan Bahiyyih menghilang dan Soobin berkata padaku jika dia curiga hal ini memiliki pola. Bisakah kalian berdua mencari tahu apakah hal ini berhubungan dengan pihak Furstin atau tidak?"

Perlukah Yujin mencatatkan apa saja yang telah dilakukan penulis itu sepanjang edisi Surat Kabar Angin?

Mulai dari membersihkan nama baik keluarga Kim dari Grafinya, yang selama ini kenal sebagai lawan padahal sebenarnya hanyalah kambing hitam. Dan kini agaknya bermaksud mengalihkan prasangka buruk yang selama ini diterima keluarga itu pada mereka yang seharusnya. Pemberontak yang sebenarnya.

Furstin?

Entah apakah si anonim memiliki dendam terhadap pihak Furstin atau apa, Yujin tidak bisa menahan dirinya untuk tidak penasaran. "Apa sebenarnya tujuanmu?"

"Kakak bicara padaku?" Youngeun menyahut gumaman pelan dari Yujin yang kini tengah merendam kakinya di air hangat.

"Tidak. Aku hanya sedikit lelah karena membantu Yeonjun dan Kak Johnny untuk mendata para pelayan dari Furstin," jawab Yujin sambil memejamkan matanya. Tidak tidur, hanya beristirahat. "Aku dengar kau, Bahiyyih, dan Jungwon masuk ke ruangan kesehatan. Apa kalian baik-baik saja?"

"Ya? Begitulah. Aku bisa keluar lebih awal karena sedikit melakukan kontak. Bahiyyih dan Jungwon tidak kenapa-kenapa tapi ada ketakutan mereka bisa menjadi pembawa demam di Rumah Putri."

I Love How I'm CalledWhere stories live. Discover now