44

64 16 1
                                    

"Bagaimana caranya untuk tidak terlihat oleh orang lain?"

"Apa kau mendapatkan masalah, Kak?" Sebuah tangan dengan khawatir memegang kedua tangan Dayeon, menangkupkan keduanya sedangkan tangan yang lain dari si pemuda kini tengah berada di keningnya. "Kakak tidak sakit, lalu, apa Kakak sedang banyak pikiran sekarang ini?"

"Sunwoo Kim."

"Iya Kak?"

Rasanya aneh. Dayeon pikir dia selalu satu langkah lebih cepat dan teliti dalam memperkirakan sesuatu, tapi kenapa dia bisa kecolongan seperti ini? Tidak sadar bila posisinya tidaklah benar-benar sebagai titik yang dituju oleh panah argumen negatif para pembenci keluarga Kim. Meski itu memang ada benarnya, Dayeon seperti merasa posisi itu bukanlah dirinya secara pasti.

Bila Sunwoo adalah sebuah lentera yang menyala dalam gelapnya malam, maka Dayeon hanyalah sesuatu yang berdiri di depannya. Menghalangi jalur cahaya dari si lentera lalu menimbulkan bayangan guna menakut-nakuti hewan malam yang datang tak diundang.

"Apa Beomgyu Choi masih menganggu Kakak?" tanya Yeseo yang juga ada di ruangan itu. Ruangan yang dipesan oleh Taehyun yang beberapa waktu lalu izin keluar guna menjemput Ksatria Nishimura dari pos pemeriksaan.

Sunwoo yang merasa bingung memutuskan untuk bertanya. "Memangnya ada masalah apa dia dengan Kakak?"

Bukan. Bukan masalah.

Beomgyu hanya menyadarkan Dayeon bila orang-orang yang selalu gadis itu pikir memperhatikannya, sebenarnya tidak benar-benar merasa tertarik atau pun berpikir bila Dayeon itu sesuatu yang patut dipertimbangkan. Mungkin jika bukan karena dibantu dengan nilai tambah dari Sunwoo, Dayeon tidaklah seperti gadis yang dianggap suka mencari perhatian.

Hidup Dayeon hanya untuk Sunwoo. Entah sejak kapan hal itu mulai terjadi hingga membuat si pemilik hidup tidak sadar karena mulai terbiasa. Sedikit benci memang, tapi jika bukan karena itu, untuk apa Dayeon hidup?

"Lihatlah adik yang selalu kau lindungi ini, Kak. Bisa-bisanya dia lebih memperhatikan orang lain daripada Kakak yang bahkan harus beberapa kali menyamar sebagai pelayan untuk mencari tahu siapa si anonim." Yeseo menggunakan nada yang terbilang menyindir, sedikit mendekatkan tubuhnya pada Dayeon. "Kak, apa Beomgyu Choi benar-benar menganggumu? Aku bisa menyuruh Kak Taehyun membereskannya jika kau mau."

"Memangnya apa yang bisa dilakukan Kak Taehyun pada bungsu Marquess Choi?" tanya Sunwoo penasaran.

"Mematahkan lengannya?" jawab Yeseo dengan sedikit berpikir. "Tapi Kak Sunwoo ada benarnya, bagaimanapun dia bungsu dari seorang Marquess, cara seperti itu tidak bisa digunakan."

"Bagaimana dengan kecelakaan? Aku bisa mengajaknya berkuda dan diam-diam memasukkan obat-obatan pada kuda yang dia tunggangi."

Melirik pada pemandangan taman yang ada di sisi kanan ruangan, bukannya Dayeon tidak ingin menginterupsi dua pasangan muda ini. Hanya saja dia ingin menikmati, Sunwoo dan Yeseo, keduanya itu sama-sama terlalu suci untuk terlahir di tengah-tengah keluarga bangsawan yang penuh dengan instrik. Tak ayal bila Dayeon menyarankan keduanya untuk bertunangan, dua sosok polos itu ada baiknya untuk selalu bersama. "Setidaknya lebih baik untuk dibodohi bersama-sama alih-alih sendirian."

Dayeon melakukan semua itu untuk Sunwoo.

Dayeon hidup hanya untuk Sunwoo.

Putra tunggal mendiang bibinya. Yang seharusnya menjadi aib karena statusnya sebagai seorang anak di luar hubungan pernikahan, namun berkat kelicikan Earl Grafinya dalam menggiring opini masyarakat, menjadikan sosok itu sebagai sang putra yang kelak akan meneruskan gelar Kim dari Grafinya. Memberikan pengakuan bila Sunwoo adalah saudara kembar dari Dayeon yang terlambat diperkenalkan kelahirannya dengan dalih bila si putra memiliki kondisi fisik yang lebih lemah dari kebanyakan putra bangsawan lainnya.

I Love How I'm CalledWhere stories live. Discover now