37

79 22 0
                                    

"Tolong batalkan perjodohan Kakak dengan Kakakku."

Secara samar Chaehyun hanya ingat jika kala itu usianya belum sampai sepuluh tahun saat seorang gadis kecil dengan gaun yang mengembang dengan berani datang ke kamarnya dengan sebuah permintaan yang terbilang sulit.

Kenapa tidak menyuruh kakaknya saja?

"Kakakku terlalu naif, dia mengharapkan banyak dalam hubungan perjodoahan ini, dia menyukai Kakak."

"Baiklah, aku akan membicarakannya denganku. Tapi mungkin hanya sebatas pengunduran, tidak sampai pembatalan." Bagi Chaehyun yang dilimpahi banyak kasih sayang, disukai seseorang bukanlah hal yang besar. Kehilangan seseorang yang menyukainya bukanlah hal yang besar, pikirnya kala itu.

Pemikiran sederhana dimana Chaehyun benci dengan semua orang yang mengatakan jika mereka menyukainya. Tanpa tahu bila yang sebenarnya dia benci adalah perhatian orang-orang itu, orang-orang yang menganggap Chaehyun sebagai seorang Tuan Putri Kerajaan Tsaritsa.

Bukannya sebagai Chaehyun saja, atau mungkin jika tidak bisa, sebatas Chaehyun Kim.

Dunia Chaehyun terasa hambar dengan banyak tipu muslihat para penjilat keluarga inti kerajaan. Maka kala Bahiyyih dengan jelas dan jujur menyatakan perbedaan pendapat dengan apa yang telah menjadi ketetapan para leluhur langsung pada Chaehyun, gadis itu tidak bisa berbuat banyak selain mengusahakan hal itu.

Meski begitu Chaehyun tidaklah teramat bodoh untuk bisa melepaskan Kai Huening dengan mudahnya.

Bahiyyih boleh saja mengatakan Kai menyukainya, hanya saja selaras dengan tulisan tangan pada buku catatan harian Chaehyun yang selalu berubah tiap lembarnya, perasaan seseorang pastilah akan bisa berubah.

Kai mungkin menyukainya kala itu. Tapi bisa jadi pula menyukai seseorang lain setelahnya.

Dan Chaehyun bukan tipikal yang mudah merelakan seseorang yang telah menghabiskan banyak waktu dengannya. Kai yang bahkan dengan rajin selalu mengiriminya surat setiap akhir pekan kala pemuda itu menempuh pendidikannya di Riena. Hal yang dilakukan bertahun-tahun bahkan meski Chaehyun tidaklah sesering itu mengirimkan balasan.

"Mewakili kakakku aku mengutarakan permintaan maaf," ucap Bahiyyih yang duduk di depan Chaehyun, berjarak sebuah meja bundar rumah kaca di Rumah Putri.

"Tidak masalah, acara pertemuan para Duke adalah hal wajib untuk dirinya hadiri. Aku bahkan merasa kasihan karena dia bahkan belum bisa mengistirahatkan dirinya," balas Chaehyun sambil menyesap tehnya. Kondisi penghuni Rumah Putri yang kini menyusut menjadi tiga puluhan membuat suasana menjadi sedikit lebih sepi, sesuai dugaan Chaehyun dan seperti tahun-tahun sebelumnya, para gadis dari keluarga Baron dan Viscount adalah golongan mereka yang cepat dalam mendapatkan lamaran.

Terbukti dari yang diamati Chaehyun dia hanya bertemu dengan putri dari Viscount Seo dan Viscount Kang.

Ah, putri Viscount Seo sudah bertunangan.

Sisanya adalah beberapa dari golongan Earl dan kebanyakan adalah Marquess serta Duke.

Semakin tinggi derajat keluarga asal sang gadis, semakin tinggi pula kriteria calon pasangannya.

Dan untuk Chaehyun, hanya ada dua pemuda yang memiliki kemungkinan menjadi calon pasangannya. Duke Kai Huening dari Kniagina atau Pangeran kedua dari Riena, Jake Shim.

"Hanya saja aku cukup terkejut karena rumor mengatakan kalau beberapa debutan melihat Kai bersama temanmu, putri Viscount Seo."

"Itulah asalan mengapa kakakku memintaku untuk menyampaikan permintaan maafnya, karena dia tidak segera menemui Kakak."

"Jadi rumor itu benar?" Bahiyyih mengangguk. "Aku tidak ada masalah sebenarnya. Kedatanganmu menunjukkan jika Kai cukup merasa bersalah."

Meski dalam diam, Chaehyun cukup tahu bila Bahiyyih sebenarnya tetap akan datang kepada dirinya secara suka rela meski tidak diperintahkan sang Kakak. Alasannya? Karena gadis itu ingin tahu, apakah Tuan Putri Kerajaan merasa cemburu atas kakakknya.

"Kakakku, dia masih menyukai Kakak." Lihat, Chaehyun selalu tahu bila Bahiyyih tidaklah pernah berubah. Dia dan Kai memiliki sebuah kesamaan, yang mana mungkin adalah efek dari dibesarkan oleh keluarga Huening yang penuh cinta. Archduke Huening dan istrinya adalah pasangan yang saling mencintai, paling jarang terkena rumor perselingkuhan ataupun sebagainya meski ada pula rumor yang mengatakan pasangan suami istri itu sudah berpisah kamar sejak Bahiyyih kecil.

Tumbuh dalam keluarga penuh cinta adalah latar belakang paling kuat mengapa ada seseorang yang mengharap cinta pada hubungannya.

Dan meski Chaehyun tahu Raja Kim sangat menyayangi Ratu. Itu bukan sama artinya bila dia bisa membalas perasaan Kai.

Sesuatu yang tidak bisa Bahiyyih pahami.

"Dia berusaha untuk mempertahankan Kakak agar tetap berada di Tsaritsa."

"Aku tahu itu," jawab Chaehyun tenang. "Tapi ini bukan hanya tentang perasaan suka kakakmu saja Hiyyih. Entah menyukaiku atau tidak, dan entah Kau adalah temanku atau tidak, dia tetap harus melakukan hal itu sebagai seorang Archduke yang dipercayai oleh kerjaaan. Kai harus melindungiku sebagai salah seorang pewaris kerjaan yang posisinya lebih strategis daripada diriku. Usulan para bangsawan golongan tua mungkin terdengar sebagai jalur diplomasi paling mujur, hanya saja, akan seperti apa masa depanku nanti? Itulah yang ada dipikiranku dan Kai saat ini."

Bahiyyih tentu tidak akan memikirkan hal ini karena demi apapun Chaehyun bahkan juga tidak sampai kepikiran hal ini bila Kai tidak memberitahunya.

Pangeran kedua, berarti tidak akan menjadi pengganti Raja, meski sang Putra Mahkota bersih keras jika dia tidak ingin menjadi penerus tahta. Hal yang paling mungkin terjadi kedepannya adalah menjadikan sosok pemuda itu sebagai Duke, atau Archduke, bagi wilayah baru yang menandai perdamaian dengan Tsaritsa.

Seorang Putri Kerajaan yang dijadikan alat diplomasi. Sebenarnya itu bukan hal baru. Namun Kai agaknya tidak ingin harga diri sang kawan terluka.

Terlibat dalam pernikahan dengan seorang asing. Jika Chaehyun menyukainya pemuda itu, Kai mungkin tidak akan bermasalah, tapi kondisinya seperti ini.

"Jika kau bersedia, kau bisa bersama dengan si Pangeran kedua."

"Kakak!"

***

"Aku dengar dari pelayan Bahiyyih tadi mampir kemari. Pertemuan kalian berdua sepertinya tidak berjalan dengan baik," ucap Xiaoting kala dia dan Chaehyun berada di kamar dengan Yeseo yang masih membersihkan diri.

Bersyukur malam ini tidak ada jadwal pesta dansa, sebuah angin segar bagi para debutan yang sepatunya telah hampir rusak dengan kaki yang lecet di sana sini.

"Sepertinya itu tidak berjalan baik."

"Oh, sebegitu terlihat, kah?" Chaehyun tidak ingin menutupi sesuatu pun.

"Itu hanya tebakan beruntung," jawab Xiaoting. "Tapi karena sudah terlanjur, dan karena aku juga penasaran." Sedikit mendekatkan duduknya hingga berada pada ranjang yang sama dengan Chaehyun. "Di antara kau dan Duke Kniagina, apa benar tidak ada hubungan apa-apa? Selama pertemuan tadi dia mengatakan sesuatu yang menurutku hampir sama dengan dia yang bisa mempertaruhkan segalanya hanya untukmu."

Chaehyun rasa ada sebuah kesalahan dengan sistem perubahan gaya tulisan antar lembar. Tulisannya memang berubah tapi bukannya berganti objek, yang ditulis masihlah sama. Dan itulah Kai dan perasaan pemuda itu padanya saat ini.

"Duke Kniagina seperti melihat dirimu dengan cara yang lain."

Kai. Pemuda itu seakan bisa melihat Chaehyun bukan sebagai dirinya.

Sebagai sesuatu yang lebih kompleks dan entahlah, namun itu membuat Chaehyun merasa nyaman karena kehadirannya seperti dihargai.

Chaehyun sebenarnya tidak masalah untuk menceritakan sudut pandangnya terkait sebuah hubungan dengan cinta yang bersumber dari salah satu pihak saja. Namun sebelum itu, ada hama yang harus dibereskan. "Yeseo Kang, bukankah akan lebih sopan bagimu untuk ikut bergabung?"

I Love How I'm CalledHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin