73

73 18 0
                                    

"Berikan salam, dia pamanmu. Earl Sakamoto, dari Condessa."

Sedari kecil seorang Riki Nishimura telah cukup menyadari bila dia berbeda dari putra teman-teman ksatria sang Ayah lainnya. Niki memang akan meneruskan garis keturunan keluarga sebagai ksatria untuk wilayah Condessa. Nama keluarga gadis yang dilepaskan oleh sang Ibu sewaktu mengucapkan janji pernikahan bukanlah sesuatu yang mungkin tidak dapat dengan mudah diabaikan.

Sang Ibu merupakan salah satu keturunan keluarga Sakamoto yang diberkahi kemampuan suci yang diturunkan oleh leluhur mereka, seorang Pendeta. Mampu meramalkan masa depan, hanya saja Niki tidak seberuntung itu untuk dapat menerimanya.

Adik dari Earl Sakamoto yang dinikahkan oleh seorang ksatria yang tengah menjalankan pendidikan untuk naik pangkat menjadi Jenderal. Hal yang tidak diketahui oleh sembarang orang bila Niki lahir dan menghabiskan beberapa tahun pertama dalam hidupnya di Viskontessa. Alasan mengapa dia cukup mengenal Taehyun Kang.

Dia diterima baik di Frustin maupun Kniagina, di tengah-tengah ketegangan akibat tingkah bodoh Viscount Seo. Sebuah keistimewaan atau juga sebagai peluang yang bisa dikatakan bodoh bila Niki tidak memanfaatkannya.

Namun di antara itu semua, agaknya satu hal ini adalah yang paling istimewa. Fakta bila Niki adalah satu-satunya laki-laki digenerasi terakhir keluarga Sakamoto. "Dia akan tetap memakai nama Nishimura." Bukan sebagai sebuah keistimewaan, melainkan agar anak cucunya nanti akan tetap selalu ingat bila gelar yang diwariskan kepada mereka didapatkan dengan cara yang seperti ini.

Peraturan yang seperti ini.

Peraturan dimana seorang gadis tidak dapat melanjutkan garis keluarganya.

"Dia Mashiro, kakak sepupumu. Sosok yang harus kau lindungi bahkan bila itu sampai mengorbankan nyawamu."

Mashiro Sakamoto.

Sosok kecil yang menurut Niki benar-benar merana karena selain memiliki bakat yang diwariskan oleh Earl Condessa, tapi juga beban akibat menjadi Sakamoto terakhir. Niki sebenarnya bukan seorang yang dapat dengan mudah pada yang namanya takhayul, dia seorang ksatria dan sudah sewajarnya lebih percaya atas yang namanya ketekunan serta tekad alih-alih meletakkan harapan pada yang namanya ramalan.

Bahkan meski Mashiro secara suka rela sering membacakan kisi masa depan miliknya, Niki masih teguh untuk tidak merasa percaya. Hanya berpikiran bila sang Kakak sepupu adalah seorang yang pintar hingga mampu memprediksikan sesuatu.

"Kau akan mendapatkan sesuatu lewat sebuah pertemuan."

"Benarkah? Apa itu?"

"Bisa jadi keberuntungan, atau mungkin kutukan tapi aku rasa orang-orang ini akan bermanfaat bagimu di masa yang akan datang, jadi berhati-hatilah."

Seperti biasa, Niki akan mendengar Mashiro selayaknya seorang adik yang patuh. Lalu melaporkan pada sang Kakak bilamana dia merasa telah mendapatkan jawaban atas ramalan atau petuah itu.

"Apa menurut Kakak orang-orang itu adalah Nona Kim dari Grafik dan adik laki-lakinya? Taehyun Kang mengenalkanku pada mereka, dan setidaknya hanya mereka yang memberikan ciri seakan hubungan kami kedepannya akan berakhir dengan kutukan." Ada kepercayaan tersendiri dari Niki bila alasan mengapa Taehyun mengenalkan dirinya pada mereka adalah karena Dayeon Kim merasa tertarik padanya. Ingin merekrut Niki menjadi salah satu bagian dari persekutuan yang gadis itu bentuk. "Menurut Kakak, apa yang harus aku lakukan?"

Mashiro tidak menjawab, lebih memilih untuk meminum tehnya. Niki juga sama, memutuskan untuk ikut terdiam dan menghabiskan teh yang dihidangkan untuknya. Bukan apa-apa, dia cukup mengenal Mashiro. Cukup tahu bila sang Kakak bukannya tengah mengacuhkan dirinya, tetapi justru kini tengah berpikir. Menimbang-nimbang keputusan terbaik macam apa yang bisa diambil oleh Niki. Hal yang biasa bagi Mashiro untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang ditujukan padanya setelah menyeduh secangkir teh, setidaknya itu tenggang waktu yang paling cepat. Orang-orang sering menyebut hal ini sebagai fase dimana seorang Sakamoto tengah berkomunikasi dengan semesta.

Ada sebuah cerita tentang Niki yang harus menemani keterdiaman Mashiro hingga tiga hari kala gadis itu ditanyai langsung oleh pihak kerajaan Tsaritsa. Mashiro tetap makan, menghadiri kelas sore, maupun aktivitas lainnya, namun gadis itu akan benar-benar diam atau bahkan untuk beberapa kasus mengurung diri di kamar. Menghabiskan waktu untuk menambah lukisan kasar yang dipajang di salah satu dinding kamarnya.

Hal yang diamati Niki, semakin lama kakaknya terdiam maka semakin besar pula efek yang mungkin akan ditanggung kedepannya.

Dan kurang lebih satu hari sendiri Niki baru mendapatkan jawabannya. Kala Mashiro berhasil menyelesaikan sebuah lukisan yang tidak lebih menggambarkan sosok bertopeng binatang dengan tubuh yang tidak begitu jelas. "Jika mereka menjadikanmu bayangan, maka terima saja. Tapi jika mereka ingin menjadikanmu berdiri bersama mereka, maka tolak saja."

Maka Niki menerima ajakan untuk menjadi salah satu bagian dari persekutuan Kala. Hanya sebatas persetujuan dari Mashiro.

Dan bila ada tempat untuk mengakui sebuah dosa, maka Niki ingin mengatakan bila selama ini dia telah berbohong pada Mashiro. Dia tahu bila Sunwoo adalah anak haram dari Raja Kim, sosok Pangeran Rembulan yang selama ini Mashiro cari.

"Kau tidak perlu setegang ini, aku tidak marah karena bagaimanapun kau tetap menjalankan perintahku untuk melindungi sosok itu." Kembali pada pagi hari selepas pertemuan rahasia dengan si anonim yang diwakilkan oleh Ksatria Sihir Lee, Niki selalu tahu bila Mashiro pasti akan memanggil dirinya untuk menghadap. "Salahku juga tidak sesegera mungkin bertanya. Pasti berat ya?"

Niki yang semula menundukkan wajahnya kini mengangkat pandangannya dengan penuh tanya.

"Pasti berat bagimu untuk menjadi jembatan penghubung di antara dua pihak. Ah tidak, tiga pihak karena kau juga seorang kepercayaan dari Dayeon Kim."

Hanya saja merasa lega karena dalam sebuah kebohongan yang bahkan tidak bisa dilihat oleh sang Ibu, Mashiro selalu hadir sebagai seorang yang paling mengerti Niki. "Hubungan antara keluarga Park dan keluarga Choi bisa dikatakan cukup baik, aku tidak begitu merasa terganggu berkat hal itu, namun tetap berusaha berhati-hati karena utusan Marquess Ezaki bisa berada di mana saja."

Oh, selain pada Mashiro. Niki juga ingin meminta maaf pada Hikaru. Dalam pertemanan itu, Niki sama sekali tidak pernah benar-benar melakukannya secara murni. Ada satu dua alasan termasuk guna mengetahui siapa saja yang sering keluar masuk kediaman Ezaki.

"Hubungan antara Duke Park dan Nona Seo, kau juga sudah tahu?"

Menganggukkan kepalanya. "Aku mengetahui pertunangan mereka beberapa bulan yang lalu. Duke Park sebenarnya meminta Nona Seo untuk menunda debutnya hingga musim selanjutnya karena bagaimana pun juga Lady Freifrau ada di pihak Frustin, dia tidak yakin apakah Nona Seo mampu menghadapi hal itu atau tidak."

"Dan nyatanya musuh terbesar dari Nona Seo tetaplah dirinya, Duke Park sendiri. Nona Seo sosok yang kuat, dia hanya lemah bila berhadapan dengan Duke Park."

"Atau mungkin Duke Park terpaksa melakukan hal itu agar Nona Seo tidak akan mudah tersakiti." Menyampaikan pandangannya, Niki hanya merasa bila meskipun terkesan kejam, Jay adalah alasan terbesar mengapa Youngeun bisa sekuat ini. Untuk melakukan ini semua. "Kakak sendiri, tahu mengenai pertunangan mereka sejak kapan?"

"Sedari sejak lama mungkin?" Mashiro sedikit berpikir, mencoba untuk mengingat-ingat. "Maaf karena tidak memebritahumu lebih awal, aku pikir saat itu kau masih terlalu muda untuk memahami perkara seperti ini dan secara tidak sadar justru menyembunyikan kebenaran ini dari dirimu."

"Tidak masalah, Kakak memiliki alasan yang kuat untuk itu." Niki mengulum senyumannya, dia sangat menyukai perasaan hangat tiap kali dia memanggil Mashiro dengan sebutan Kakak. "Kalau boleh tahu, apa Kakak masih ingat kapan?"

"Untuk itu, bagaimana mungkin aku melupakannya? Itu adalah haru terakhir dalam rentetan hari terdingin dalam musim dingin di Frustin, beberapa hari setelah Youngeun terjatuh di danau es yang membeku. Hari pertunangan mereka." Sebuah senyuman tipis yang alih-alih terkesan menyenangkan justru dirasakan Niki sebagai sebuah seringai. "Bagaimana bisa aku melupakan hal itu disaat aku adalah saksi pertunangan mereka?"

Di antara dirinya dan Mashiro, kini Niki bertanya-tanya. Siapakah yang sebenarnya menyimpan lebih banyak rahasia?

I Love How I'm CalledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang