47

67 16 0
                                    

"Sendirian saja? Aku pikir kau akan kembali bersama Viscount Kang?"

"Kakakku masih ada keperluan di pos pemeriksaan," jawab Yeseo sambil memasang senyuman. Sesuatu yang selalu merekah bersamaan dengan kedua pundak yang ikut naik selama beberapa saat. Bukan sesuatu yang sengaja, hanya sebuah kebiasaan tiap kali tersenyum. "Kakak mau keluar? Ingin kutemani?"

"Hanya jalan-jalan membosankan di halaman depan, kau tidak akan menyukai," ucap Chaehyun sambil menepuk pundak Yeseo. "Jangan khawatir, tenang saja. Aku tidak sendirian. Duke Huening bersamaku."

Sebuah gerakan yang mungkin akan dinilai menggemaskan oleh Chaehyun dilakukan oleh Yeseo sebagai respon. Sosok Putri Kerajaan dari Tsaritsa itu mengepalkan tangannya seperti menahan diri untuk tidak mencubit pelan Yeseo kala gadis itu menutup mulutnya yang terbuka kala menyadari sesuatu. Meski sebenarnya secara jujur Yeseo itu sedang mendecih kesal, kenapa tidak langsung bilang kalau akan kencan?

"Jangan buat aku merasa bersalah karena tidak mengajakmu," ucap Chaehyun. "Kak Xiaoting ada di dalam, kau pasti akan dimanjakan olehnya."

Menganggukkan kepalanya keras.

Meski seorang Xiaoting Shen yang menjabat sebagai Duke Herzogin terkenal sebagai seorang yang bertangan dingin. Seorang gadis tak tersentuh yang konon kata memiliki kecenderungan untuk memenggal leher seseorang hanya karena merasa bosan. Entah seberapa keras para pelayan kiriman keluarga Kang mencoba menyakinkan Yeseo bila itu bukan sekedar rumor belaka, gadis itu seakan tidak peduli.

Yeseo menyukai Xiaoting.

Ingin menjodohkan gadis itu pada kakaknya yang mana seorang lain bertangan dingin yang dia kenal.

Xiaoting itu, entahlah, dia sosok penuh misteri. Yeseo tidak menyalahkan hal itu, keluarga Shen memang seperti itu, menutup rapat diri mereka dan sedikit condong pada pihak Kaiserin. Ada banyak rahasia yang tersembunyi pada dinding-dinding kastil yang mereka miliki, ada banyak rumor yang juga belum tentu benar atau tidaknya karena tidak pernah mendapatkan konfirmasi. Yeseo setidaknya hanya tahu bila sebuah rumor yang amat sangat dipercayai oleh rakyat, itu salah.

Rumor bila Xiaoting adalah putri sulung.

Menjadi calon Duke yang kelak akan menggantikan ayahnya, siapapun itu pasti yakin bila Xiaoting berhak atas hal itu karena dia adalah putri sulung. "Di Herzogin aku selalu dilihat sebagai anak kecil, aku itu bungsu. Aku memiliki seorang Kakak." Perkataan itu keluar langsung dari mulut Xiaoting pada malam pertama Yeseo menjadi teman sekamarnya. "Kakakku itu dia, gadis yang pemalu."

"Jadi karena itu kakak sangat menyukaiku?" Bukannya terlalu percaya diri, Yeseo hanya jujur pada keadaan.

Xiaoting mungkin berada dalam sebuah dilema. Antara dirinya yang seorang adik hingga terus-menerus dimanja dalam lingkup keluarga, namun saat berada di antara masyarakat dia harus bertindak selayaknya seorang Duke. Dua sisi dari dirinya yang pasti sangat bertolak belakang. "Aku selalu ingin punya adik karena aku selalu jadi yang termuda," ucap Xiaoting menjelaskan bagaimana caranya kala menatap Yeseo.

Posisi dimana dia tidak perlu berusaha terlalu kuat sebagai seorang Duke, tapi juga bukan yang paling muda.

Posisi netral.

"Sendirian saja? Aku pikir pemeriksaan data pelayan tidak akan memakan waktu lama karena pihak Kaiserin juga memberikan bantuan." Xiaoting baru saja selesai menuangkan secangkir teh kala Yeseo masuk ke dalam ruangan, menuangkan lagi pada sebuah cangkir kemudian menawarkannya pada yang lebih muda. "Apa masalahnya lebih rumit dari yang diperkirakan?"

"Terima kasih," ucap Yeseo mendudukkan diri pada kursi di dekat Xiaoting. "Aku tidak begitu tahu, tapi Earl Kim memberitahu bila Kak Taehyun mengambil alih tugas Viscount Seo yang pergi ke ruangan kesehatan. Adiknya, Nona Seo, apa Kakak mengenalnya?" Xiaoting menganggukkan kepala, tanda bila dia mendengarkan sambil berpikir akan skenario apa yang sebenarnya terjadi. "Youngeun Seo pingsan setelah mendapati bukti ada pelayan yang coba mengancam nyawa Ksatria Sihir Lee."

"Pelayan dari Furstin?"

"Aku tidak tahu, Earl Kim hanya memberitahu bila masalahnya menjadi runyam karena pelayanan itu bunuh diri."

"Si pelayan pasti bukan dari Kniagina."

Mengehentikan gerakannya. "Kakak tahu darimana?" tanya Yeseo.

"Orang-orang dari Kniagina, mereka itu bergerak tanpa terorganisir, para bangsawan di wilayah ibu kota hanya peduli pada nama baik mereka. Jika salah seorang dari kaki tangan mereka tertangkap, biasanya hanya akan berakhir di penjara dan baru akan dibebaskan oleh keluarga yang menyokong mereka." Xioating hanya menatap permukaan teh miliknya yang entah dapat berarti sesuatu atau tidak. Yang bisa Yeseo pikirkan kala ikut menatap permukaan berwarna merah sedikit kecoklatan itu hanyalah Mashiro.

Nona peramal teh dari keluarga Sakamoto yang akhir-akhir ini terlihat dekat dengan Marquess Choi.

Mungkin hanya kebetulan karena Mashiro berasal dari Furstin.

"Alasan kenapa pelayan itu bunuh diri adalah rasa kesetiaan dan sadar bila dia nantinya mungkin akan disiksa bila tidak kunjung mengaku keluarga bangsawan mana yang yang menyuruhnya. Kematian seketika pasti terlihat jauh lebih menggiurkan daripada dibunuh secara perlahan." Satu hal yang Yeseo kagumi dari Xiaoting adalah bagaimana sosok itu menceritakan sesuatu yang sebenarnya sedikit tidak sopan untuk dikatakan oleh perempuan dengan kesan yang menyenangkan. Agak lain dari Dayeon yang memang identik dengan suasana mencekam penuh tipu daya. "Singkat cerita. Ini adalah rencana bunuh diri. Keluarga yang menyokong mungkin kuat namun Kniagina bukan tandingan mereka. Tidak bisa membayar tebusan dan pengaruh yang tidak akan banyak menolong. Menurut Yeseo, kira-kira mereka berasal dari mana?"

Sedikit bingung sambil menunjuk dirinya canggung. "Aku? Aku tidak begitu mengenal karakteristik penduduk wilayah lainnnya selain Ehzerhogin."

"Tidak masalah, aku selalu memulainya dari yang terdekat."

Dalam sebuah senyuman Xiaoting terlihat mencoba memberikan dukungan pada Yeseo untuk mengucapkan apa yang tengah dia pikirkan. "Pelakunya bukan dari Ehzerhogin."

"Kenapa?"

"Karena kami suka keterbukaan. Leluhur Ehzerhogin adalah seorang nelayan, bandit pelabuhan, dan beberapa pedagang. Kami mungkin licik, terkenal sebagai wilayah berisi orang-orang paling manipulatif di seluruh Tsaritsa, namun kami selalu melakukan hal itu secara terang-terangan. Kenapa?" Yeseo sedikit takut sebenarnya, anggaplah seperti membuka rahasia sebuah wilayah yang selama ini hanya diketahui oleh warga setempat. "Seperti nelayan, kami sebenarnya tidak memiliki apa-apa selain beradu nasib pada lautan. Seperti bandit pelabuhan, kami yang tidak punya ini hanya memanfaatkan ketakutan orang lain. Dan seperti pedang, kami memperjualbelikan itu untuk bertahan hidup."

Dalam ungkapan dari mulut ke mulut yang pernah Yeseo tidak sengaja dengar, Ehzerhogin itu mirip dengan istilah keras di luar namun lemah di dalam.

Dalam hal yang sama, maka Kniagina mungkin akan terlihat seperti ramah di luar namun membunuh di dalam.

"Lalu, bagaimana pendapatmu dengan Herzogin?"

"Bukan kalian juga."

"Jangan katakan itu karena aku ada di depanmu, Yeseo." Xiaoting berucap sambil menyentuhkan ujung sendok miliknya pada sebuah kue dengan isian manisan buah. "Aku juga penasaran dengan pandangan orang luar terkait wilayahku."

"Herzogin tidak akan melakukannya, kalau urusna kudeta itu seharusnya akan menjadi hal yang mudah karena kalian mendapatkan dukungan penuh dari Kaiserin sebagai sekutu di negara asing. Jadi bukan kalian." Untuk yang satu ini, mungkin istilah yang tepat adalah bersamanya kau aman, bermusuhan dengannya kau mati. "Tsaritsa menganggap wilayah Kakak sebagai sesuatu yang istimewa, berada satu tingkat di atas wilayah lain namun tetap di bawah ibu kota."

"Kalau begitu, tinggal Furstin ya?" Xioating bertanya, menyebutkan satu-satunya sisa dari wilayah Adipati paling mutlak dalam perkara otonomi yang ada di Tsaritsa. "Menurutmu, apa salah bila aku menaruh curiga pada Duke Park?"

Yeseo menganggukkan kepalanya. Selain karena hal ini, ada hal lain yang kini tengah ikut dia pikirkan.

Tentang Youngeun Seo yang pingsan. Bukankah Duke Park membenci sosok itu?

I Love How I'm CalledWhere stories live. Discover now