17

99 32 0
                                    

"Duchess telah melahirkan!" Seruan dari salah seorang ksatria yang menjadi saksi dari sebuah kelahiran seorang keturunan bangsawan keluar dari sebuah ruangan. Memang sebuah prosedur bila perestiwa itu setidaknya harus disaksikan oleh lima orang ksatria yang telah disumpah, katanya untuk menghindari yang namanya kesalahan. Seperti bayi perempuan yang ditukarkan menjadi bayi laki-laki guna tidak kehilangan status sosial.

"Seorang Putri telah lahir!"

Namun bagi keluarga Shen yang menjadi perwakilan tangan-tangan Raja Kim untuk wilayah Herzogin, dataran timur yang berbatasan dengan kerajaan Kaiserin dengan wilayah serupa dataran rendah yang ditumbuhi padang ilalang, kelahiran seorang bayi bukanlah sesuatu yang terbatas pada perkara putra atau putri.

Leluhur mereka adalah salah seorang sepupu perempuan Raja yang menikah dengan bungsu dari keluarga Duke di Kaiserin. Wilayah itu sebenarnya tidak lebih seperti hadiah pernikahan yang berbubah menjadi simbolisasi perdamaian antara dua kerajaan. Dan untuk memastikan agar hal itu tetap terjaga, para leluhur telah sepakat untuk mengusung pendapat bila baik putra ataupun putri diperuntukkan untuk duduk sebagai kepala keluarga.

Setidaknya itulah sejarah singkat yang bisa diceritakan Xiaoting Shen, karena bila dijabarkan lebih detail maka keluarganya tidak lebih seperti alat diplomasi. Memang tidak ada perang, hanya saja tekanan dari kedua kerajaan bukanlah hal yang mudah untuk disanggupi seorang gadis berusia dua puluh tahun.

"Putri Xiaoting dari Herzogin telah tiba."

Menegakkan tubuhnya, Xiaoting menghela napasnya kala pintu besar itu dibuka, sebelum kembali menampilkan raut wajah datar selayaknya apa yang biasanya dia lakukan. Para perempuan bangsawan mungkin diperbolehkan untuk tersenyum, diharuskan bahkan mengingat mereka adalah juru dalam perkara menarik hati lawan bicara. Tapi dalam sebuah acara kebangsawanan seperti ini, status Xiaoting bukanlah sebagai seorang gadis yang hanya membawa nama keluarganya. Dia adalah seorang calon Duke yang membawa nama wilayahnya, dan juga sebagai seorang diplomat abadi, Xiaoting membawa nama baik kerajaan Tsaritsa.

"Memberi hormat kepada para sepupu dari kerajaan Kaiserin."

Xiaoting meletakkan tangan kanannya di kening sebagai bentuk penghormatan. Teringat pada tahun-tahun pertamanya dalam kegiatan keluarga yang sering kali merasa bingung dan sedikit panik kala harus menghafal beragam bentuk penghormatan dari kedua kerajaan yang jelas saja berbeda. Termasuk logat bicara maupun bahasa resmi yang dipakai. Xiaoting akui dia lebih mahir dalam bahasa dan logat dari Kaiserin yang terkenal tegas, namun mengingat Herzogin masih berada di bawah wewenang Tsaritsa, Xiaoting lebih sering menggunakan pembawaan logat yang lembut serta tenang.

Tiga orang pemuda yang ada di ruangan itu balas memberikan penghormatan yang serupa. "Hormat kami pada saudari sepupu dari Herzogin," ucap mereka. Menegaskan sekali bila Kaiserin lebih suka memanggil seseorang dengan istilah sepupu atau saudari alih-alih dengan status sosial. "Maaf bilamana kedatangan kami terlalu tiba-tiba hingga menganggu debutmu, saudari sepupu," ucap putra dari Duke Gertsog, Xiaojun.

Di antara ketiga pemuda itu, Xiaojun bisa dikatakan sebagai pemilik hubungan kekerabatan yang terbilang dekat dengan Xiaoting. Masih satu jalur Kakek Buyut. Selain fakta bila keduanya juga berada tingkat generasi yang sama, tidak seperti Duke Caballero dan putra Marquess Marchio. "Kedatanganmu tidak akan pernah menjadi sebuah masalah sepupu, hanya saja ada apa? Pelayan yang memberitahu berasal dari Tsaritsa." Xiaoting memberikan kode bilamana sejauh ini ketiga sepupunya itu memberikan kesan seakan pertemuan ini adalah tentang kedua kerajaan, bukan sebatas jumpa temu kerabat jauh.

Xiaojun menatap pada pemuda Qian yang berstatus sebagai Duke Caballero, sebagai yang paling tua, agaknya lebih etis bila pemuda itu yang menjelaskan maksud kedatangan mereka bertiga. "Berita tentang Tsaritsa yang memberikan hadiah salah satu wilayahnya pada Riene sebagai alasan untuk memperkuat kerja sama terdengar hingga ibu kota Kaiserin, kami tentunya sangat senang karena kalian telah berhasil menyelesaikan perselisihan ratusan tahun itu. Tapi beberapa orang iseng mulai menyebarkan berita yang kurang mengenakkan untuk didengar."

Pembentukan blok kekuatan? Xiaoting hanya bisa menebak. Meski seorang calon Duke, pengetahuannya terkait ilmu politik pada tahap terkait peperangan terbilang sedikit. "Raja Kim sebenarnya telah berbicara dengan para penguasa wilayah Tsaritsa, hadiah itu tidak lebih seperti sebuah simbolisasi dari cita-cita para leluhur yang sedari lama menginginkan perdamaian. Hampir seratus tahun ini Tsaritsa dan Riene sudah mencoba untuk terbuka antara satu sama lain dengan Tsaritsa sebagai pensuplai barang kebutuhan pokok dan Riene yang setiap tahunnya menerima para pemuda untuk belajar. Lagi pula, wilayah yang diberikan merupakan wilayah perbatasan selain jalur perdagangan utama yang mana telah menjadi area terdampak perang."

Xiaoting sebenarnya sudah memprediksi bila ini akan terjadi, hanya tidak tahu harus menempatkan dirinya dimana. Ingin bisa berpola pikir layaknya para bangsawan lain yang pada hari itu menyambut senang ucapan Raja Kim, para golongan tua yang teramat bijak pastilah langsung mengatakan 'iya'. Orang bijak pastilah selalu mengedepankan yang namanya perdamaian dan sebagainya, belum lagi anggaran perang yang tidak bisa sedikit ditambah duka rakyat dari kedua belah pihak yang terdampak perang.

Tapi Xiaoting bukan seorang yang bijak, dia hanya gadis muda yang masih dalam tahap belajar dengan sedikit kelancangan. "Bukankah ini mirip dengan pola damai yang digunakan untuk Kaiserin? Setelah wilayah, akan ada pernikahan, setelah itu posisi Tsaritsa akan naik pada tahap dominasi karena berhasil memeluk dua kerajaan besar lainnya."

"Apa itu yang ada di pikiranmu?" tanya Duke Herzogin kala sang putri menjelaskan apa saja yang tadi diperbincangkan Raja dengan para bangsawan. "Jika kau berpikiran seperti itu, maka mereka yang orang-orang Kaiserin juga akan berpikir seperti itu."

Xiaoting awalnya tidak begitu paham, tapi melihat maksud dari kedatangan Kun sebagai perwakilan kerajaan Kaiserin, Xiaoting yakin ayahnya pasti sudah membicarakan hal ini pada Raja Kim.

Atau kedatangan mereka ini juga adalah sebuah jawaban?

"Namun sebagai antisipasi Riena sebelumnya telah meminta kesanggupan dari Raja Kim untuk melakukan pemberharuan terhadap hubungan yang telah kita jalin," ucap Hendery sambil kembali memberikan hormat sebelum akhirnya menyerahkan sebuah perkamen pada Xiaoting. "Maksud atas kedatangan kami bertiga ke kerajaan Tsaritsa yang bertepatan dengan musim debut bukanlah sesuatu yang kebetulan belaka, Raja kami telah mengatur segala hal dan kemarin sore Raja Kim juga sudah menyetujui hal itu, untuk melakukan satu pernikahan politik, lagi."

Xiaoting ingin sekali mendesah, satu lagi keluarga akan menjadi korban dan anak cucu mereka akan bernasib seperti dirinya. "Baiklah, jika perkamen sudah ditandai dan izin telah diberikan, tidak ada lagi yang bisa aku lakukan selain menyambut kedatangan kalian." Menutup perkamen itu, Xiaoting menganggukkan kepalanya paham. Dalam selembar kertas berbahan dasar yang dicampur dengan emas dan diberi stempel Kaiserin yang khas dengan lambang pohon beringin, dituliskan bila Raja mempercayakan ketiga pemuda itu pada Xiaoting. Maksudnya pasti untuk dicarikan calon istri, disaat gadis itu saja bahkan mendapatkan calon suami. "Maaf jika lancang, tapi kapan sekiranya para sepupu dapat mulai memasuki musim debut?"

"Kami bisa mulai sedari sekarang sebenarnya," jawab Xiaojun. "Sebuah kastil tidak jauh dari rumah para debutan sudah dibersihkan untuk kami, jadi tidak perlu menunggu adanya kamar di Rumah Putra."

Sekali lagi menganggukkan kepalanya paham. "Kalau begitu para sepupu dapat mengistirahatkan diri sedari sekarang dan mulai memasuki debut nanti malam. Pada saat pesta dansa kedua."

"Permisi, tapi saudari sepupu Xiaoting bolehkah aku bertanya?"

"Tentu saja sepupu Kun. Aku akan sebisa mungkin menjawabnya."

"Apa sebenarnya alasan dari pertarungan sengit antara Tsaritsa dan Riene?"

Kalau diingat-ingat juga, sebenarnya apa yang menyebabkan perang itu hingga pecah? "Anda pastinya seorang yang sangat waspada sepupu Qian dari Caballero, karena sungguh aku bahkan baru menyadari jika itu adalah sesuatu yang bisa dipertanyakan."

I Love How I'm CalledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang