Chapter 15 - Let Loose

39.6K 3.9K 14
                                    

Presentasiku berjalan lebih baik dari yang kuharapkan. Untuk pertama kalinya selama aku mengikuti program ini, Dr. Weisz tersenyum padaku. Bukan senyum sinisnya, atau senyum sarkastiknya yang biasa. Dia tersenyum bangga. Walaupun tipis dan hanya bertahan sebentar, aku sangat puas untuk itu.

Mungkin karena presentasiku yang memuaskan, aku tidak ditahan untuk berada lebih lama di rumah sakit. Aku diijinkan pulang setelah kelasku selesai. Sebelum aku ke ruang loker untuk berganti baju, aku menghampiri kounter suster terlebih dahulu.

"Logan."

Logan menoleh dari filenya. "Oh, hai. Bagaimana presentasimu?"

Aku menjawab pertanyaannya hanya dengan menaik-turunkan kedua alisku sambil menyeringai bangga. Mulut Logan membulat lalu terkekeh. "I knew you'd nailed it."

Aku ikut terkekeh sambil bertopang dagu di atas kounter. "Shift-mu masih lama?"

Wajah Logan berubah kecut. Aku langsung tau jawabannya. Aku pun mendesah kecewa. "Sayang sekali. Padahal Aid—Dr. Miles mengajak kita untuk datang ke acara perpisahan kepala bedah saraf di Nick's."

Dahi Logan mengerut curiga. "Dr. Miles mengajak kita?" Aku mengangguk. "Aku bahkan tidak pernah mengobrol langsung dengannya."

"Well, dia mengajakku dan bilang tidak masalah kalau aku mengajakmu."

Logan berdecak sekali sambil menyipitkan matanya ke arahku. "Itu namanya dia hanya mengajakmu."

"Tidak juga. Memang acaranya terbuka untuk siapa saja yang bekerja di sini," aku membela diri dengan fakta yang aku sendiri tidak tau benar tidaknya. "Tapi kalau kau tidak datang, aku juga tidak."

"Kenapa?"

"Aku tidak kenal siapa-siapa di sana."

"Kau kenal Dr. Miles."

Giliranku yang berdecak sambil menyipitkan mata. "Tidak cukup kenal untuk berpesta bersama."

Logan mengibaskan sebelah tangannya. "Sudahlah, jangan terlalu diambil pusing. Kau butuh bersenang-senang untuk melupakan si brengsek."

Bibirku mengerucut berfikir. "Kau benar."

Logan tersenyum bangga. "Sana, pergi bersiap-siap. Kau harus mandi, aku bisa mencium bau orang sakit dari sini."

"Seisi rumah sakit ini bau orang sakit, Logan."

Logan terkekeh. "Terserah, sana. Gunakan sedikit riasan dan cukur bulu kakimu. Siapa yang tau malam ini kau tidak butuh tumpangan apartemenku, melainkan tumpangan Dr. Miles."

Mataku membelalak lebar. "Logan!" seruku dengan suara minim. Aku melirik ke sekeliling, berharap tidak ada yang mendengar ucapan Logan barusan. Dasar, bule gila.

Si bule gila tertawa puas. "Bercanda. Pergi sana! Nikmati malam ini."

Aku geleng-geleng kepala. "Baiklah."

Aku berbalik dan berjalan menuju ruang loker. Aku masih bisa mendengar Logan berseru, "jangan pulang sampai kau mabuk berat!"

Aku hanya mengangkat sebelah tanganku tanpa menoleh. Aku malu dengan orang-orang di sekelilingku yang menolehkan kepala mereka ke kami. Aku terus berjalan sambil menunduk dan mengulum senyum. Sial, suatu saat aku harus membalas kelakuan temanku itu.

---

"Hei, Kaniss!"

Kudengar namaku dipanggil begitu aku melangkahkan kaki masuk ke dalam Nick's. Kepalaku reflek mencari asal suara, dan rupanya Aiden sudah berdiri di ujung lain bar ini dekat dengan meja billiard bersama beberapa dokter yang wajahnya familiar tapi belum kuketahui namanya. Aiden mengangkat gelasnya ke arahku dan aku berjalan menghampirinya. Aku reflek menelan ludah melihat ada Dr. Weisz di antara mereka sedang sibuk berbincang-bincang, tidak sadar dengan kedatanganku.

"Kenapa kau tidak bilang kalau Dr. Weisz juga datang?" seruku berbisik begitu sudah di hadapan Aiden.

Aiden mendengus tertawa sambil menoleh ke arah Dr. Weisz yang berdiri cukup jauh dari kami. "Tenang, dia tidak semenyebalkan itu kalau sudah menenggak segelas-dua gelas minuman."

Tetap saja, dia bosku. Tidak seharusnya aku berpesta bersama dengannya. Aku bisa disiksa habis-habisan besok kalau dia melihatku sok-sok bergabung dengan pesta senior malam ini. Harusnya aku tidak datang kalau Logan tidak datang. Dengan adanya Logan, setidaknya aku punya squad-ku sendiri.

"Kalau kau merasa tidak nyaman, kita bisa duduk di bar," Aiden memberi tawaran. Aku mengalihkan pandanganku dari Dr. Weisz ke Aiden yang alisnya terangkat menunggu jawaban.

Aku menoleh melewati bahuku ke arah bar. Kalau aku duduk di sana, setidaknya aku tidak benar-benar terlihat datang ke sini khusus untuk pesta ini. Kalau Dr. Weisz bertanya, setidaknya aku bisa bilang kalau aku kebetulan sedang di sini.

"Baiklah." Sambil ditemani Aiden, aku berjalan menuju bar dan duduk di salah satu kursi tinggi di sana. "Kau tidak perlu menemaniku, sungguh. Kau bisa kembali ke teman-temanmu."

Aiden terkekeh. "Aku yang mengundangmu ke sini. Tidak sopan kalau aku meninggalkanmu duduk sendirian."

Aku mengibaskan sebelah tanganku. "Tidak perlu khawatir. Aku tidak sendirian. Ada Nick di sini," ucapku bertepatan dengan Nick menoleh ke arahku dari balik meja bar.

"Hai, Kaniss," sapanya.

"Hai, Nick."

"Mana Logan?"

"Dia masih bekerja."

"Oh, I see." Nick melirik ke arah Aiden sambil mengulum senyum. Aku mengerti isi otaknya dan langsung memberinya gelengan kepala singkat. Nick tetap tersenyum. "Aiden, mau kuisi ulang gelasmu?"

"Tentu saja." Aiden menyodorkan gelasnya yang hampir kosong.

"Dan kau, Kaniss, Virgin Mojito?" Nick menyebutkan minuman yang selalu kupesan.

Kata-kata Logan langsung terngiang. Kau butuh bersenang-senang. "Tidak. Beri aku yang Aiden minum." Aku tidak mengerti jenis minuman alkohol karena aku bukan peminum. Mudah-mudahan apapun yang Aiden minum, bukanlah jenis minuman yang kuminum dulu ketika menemani Ezra ke pesta temannya.

Ah, kenapa aku jadi teringat soal orang itu lagi? Aku harus kembali menghapusnya dari kamusku, terlebih setelah aku tau alasan sebenarnya dia pergi begitu saja. Orang itu brengsek. Lebih dari brengsek.

Dan atas dasar ingin melupakan nama orang itu, kubiarkan Nick terus mengisi gelasku sementara obrolanku dengan Aiden semakin lama semakin terasa santai dan ringan. Tidak banyak yang kuingat tapi ternyata Aiden memiliki selera humor yang menarik. Aku banyak tertawa bersamanya.

Dan yang terakhir kusadari, aku sudah di pelukannya.

CollidedWhere stories live. Discover now