Chapter 30 - Dejavu

28K 2.8K 6
                                    

Tentu saja dia tidak datang.

Semalaman kuakui aku menunggunya. Aku baru tidur jam tiga pagi karena setiap aku mendengar bunyi sesuatu aku cepat membuka mataku, berharap itu Ezra mengetuk pintu apartemenku. Dan sekarang aku sudah seperti zombie berjalan di rumah sakit jam delapan pagi.

"Wow, dari wajahmu kutebak kalian belum baikan?" tembak Logan ketika kami berpapasan di luar ruang loker.

Aku hanya mengangkat kedua alisku malas. "Lihat Aiden?" Aku sudah bertanya pada suster administrasi di depan kalau Dr. Weisz masih di Florida. Kalau sesuai jadwal dia baru pulang dua hari lagi. Itu berarti Aiden masih menjadi active mentor-ku.

'Someone who doesn't intend to impress you.'

Argh. Karena ucapan omong kosong Ezra, aku jadi tidak bisa menikmati saat-saat dimentori Aiden seperti sebelumnya. Ezra sudah mengkontaminasi pikiranku dengan hal yang tidak masuk akal. Bagaimana dia bisa berfikir kalau Aiden ingin membuatku terpukau?

"Aku terakhir lihat Dr. Miles di E.R."

"Ok." Aku mengangguk tipis lalu berjalan menuju ruang gawat darurat.

"Hei, Kaniss." Aku kembali menoleh ke Logan di belakangku. "Semenjak kau berpacaran dengan Reinhard 2.0 kita jarang hang out di luar rumah sakit. Mumpung kalian sedang bertengkar, Nick's nanti malam?"

Aku mendengus hampir tertawa dengan ucapan Logan. "Baiklah."

Suasana E.R saat ini tidak terlalu sibuk. Dengan mudah aku bisa melihat Aiden sedang berbicara dengan dokter yang sedang berjaga. Dia berdiri memunggungiku, tapi begitu aku masuk ruangan, dia langsung berbalik ke arahku. Mungkin dokter yang diajaknya bicara memberitahunya kalau aku datang.

"Oh, Kaniss. Kebetulan. Tidak masalah kan kalau aku memintamu berjaga di E.R untuk hari ini? Kami dapat kabar kalau trauma besar sedang dalam perjalanan. Mereka membutuhkan tenagamu," tutur Aiden. "Ini tidak membuatku menjadi Dr. Weisz kedua, kan?" Aiden memasang tampang cemberutnya.

'Someone who doesn't intend to impress you.'

Sial. Omongan Ezra membuatku tidak lagi bisa bersikap normal di depan Aiden. Normalnya aku akan tertawa dengan candaannya, tapi sekarang aku hanya bisa terkekeh canggung. Tidak mungkin Aiden ingin menarik perhatianku. Dia mantan kekasih Emma, for God's sake!

"Akan kukabari lewat page kalau sudah giliranku yang membutuhkan tenagamu di O.R nanti." Aiden menyeringai jenaka sebelum melenggang pergi setelah melihat reaksiku masih sama kakunya.

Aku menghembuskan nafas berat. Semoga aku bisa segera melupakan ucapan Ezra. Terakhir kali aku seperti ini adalah waktu Dewi berkata kalau Fathir suka padaku. Aku memang sangat mudah terpengaruh dengan ucapan orang tentang orang lain terhadapku. Pada kasus itu, aku ended up berpacaran dengan Fathir, bertunangan, lalu well, tidak jadi menikah tentu saja.

Oh, God, bagaimana mungkin aku membandingkan Fathir dengan Aiden. Ini Aiden. Ezra berkata demikian karena entahlah hal gila apa yang ada di otaknya. Aku tidak boleh terpengaruh.

"Pasien mengalami luka serius di bagian kepala, rusuk, dan extrimis."

Aku menoleh cepat ke keramaian yang tiba-tiba muncul dari pintu masuk ambulans. Seseorang dibawa masuk dengan gurney dalam keadaan yang sangat parah. Aku berlari mendekat, berniat membantu satu dokter muda yang menerima pasien tersebut dari pihak paramedis.

"Dr. Farah, minta suster untuk page dr. Cliff sekarang juga."

Aku langsung mengikuti perintah dokter tersebut. Walaupun sepertinya dia lebih muda dariku, aku tidak punya wewenang apapun di rumah sakit ini. Ketika aku bicara dengan suster di kounter E.R, satu perempuan sebaya denganku masuk dari pintu ambulans. Dia terlihat baik-baik saja tapi dia histeris menangis seperti kesakitan. Dia berdiri tidak jauh dari gurney tempat pasien yang baru saja datang, tapi tidak ada yang sempat mempedulikan perempuan itu karena sibuk menyelamatkan pasien tersebut.

"Maaf, apa anda baik-baik saja? Mencari seseorang?" tanyaku mendekati perempuan itu.

"Tunanganku," ucapnya di tengah-tengah sesenggukan dahsyat. "Dia ditabrak, di depanku. Tolong selamatkan dia." Tubuh perempuan itu gemetar hebat.

CollidedΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα