PROLOG

12.9K 1.1K 46
                                    




.

.

.

.

.

"hentikan! Astaga! Ya Tuhan, kumohon, jangan rusak rumah kami. Kami berjanji akan membayar hutangnya tepat waktu. Ta Tuhan... kumohon.. astaga! Jangan guci peninggalan ibuku! Itu berharga─" suara lembut itu mengalun bak angin yang terabaikan.

.

"kita ambil ini. Ada baiknya juga kita membongkar isi rumah ini." Ada sebongkah senyum sinis yang terhampar saat lelaki itu melihat sebuah guci berwarna putih susu dengan gambar naga melingkar-lingkar. Guci itu adalah satu-satunya benda mahal yang dimiliki keluarga ini.

.

Taehyung meringis, tidak kuat lagi melihat semua hal menyedihkan itu dari kejauhan. Ia sudah tak sanggup melihat kedua adik perempuannya yang masih kecil menangis, belum lagi kakak perempuannya yang sekarang tengah bersujud memohon ampun agar mereka tak mengambil guci tersebut.

.

"noona!" panggil Taehyung sambil memeluk kakak perempuannya. Tangis perempuan itu lantas tumpah di pundak sempit miliknya. Taehyung menghela napas sembari merangkul kedua adik perepuan yang secara otomatis menghambur kearahnya.

.

"maafkan kami yang tidak bisa membayar hutang dengan secepatnya. Tolonglah, beri kami waktu lagi. Aku janji akan membayar dalam awal bulan ini." Taehyung coba mengiba namun belum sempat dia selesai berbicara, para lintah darat itu menarik kakak perempuannya sehingga perempuan itu meronta-ronta untuk di lepaskan. Taehyung hendak menarik kakaknya lagi, tetapi ia tidak bisa berbuat apapun. Dia yang bodoh dan lemah itu hanya bisa mengepalkan tangannya, geram.

.

Bahkan orang-orang yang kebetulan ada di sekitar mereka hanya bisa menonton, hanya memberikan tatapan kasihan, da simpati yang tak Taehyung butuhkan. Dia butuh pertolongan, Taehyung membutuhkan itu namun mereka semua terlalu enggan dan takut. Sama sepertinya.

.

"Taehyung-ah.." lirih sang kakak, mata wanita itu sembab karena bulir air mata yang tak bisa berhenti keluar.

.

Taehyung bangkit dari posisinya. Ia menarik cepat kakaknya hingga wanita itu sepenuhnya terlepas dari cengkeraman tangan para lintah darat. Taehyung tidak peduli lagi apa yang akan dilakukan para lintah darat itu. Ia tak peduli sebab mereka bukanlah pekerja dari Negara ataupun kerajaan. "baiklah, apa yang kalian inginkan?! Apapun asal jangan menyandra kakakku." Mata Taehyung berkobar penuh tekad. "kalau kau ingin mengambil guci itu? Silahkan! Hidup kami tidak bergantung pada guci itu!" ucap Taehyung, berusaha sesadis mungkin.

.

Para lintah itu tertawa keras, begitu sumbang, begitu memuakkan. Taehyung bahkan mengutuk tawa mereka dengan segenap hatinya. Semoga saja lalat masuk dalam tawa mereka yang terlampau lebar itu.

.

Betul saja, tidak lama kemudian salah satu dari para lintah itu terbatuk-batuk dan berusaha mengeluarkan sesuatu dari tenggorokannya. Taehyung diam-diam mengulum senyum, pasti mereka telah kemasukkan hewan terbang yang menjijikkan itu.

.

Namun, Taehyung tak bisa menertawakan mereka lebih lama. Salah satu dari mereka menendang perut Taehyung. Taehyung mengerang keras, sehingga orang-orang yang ada disekitar mereka memekik ketakutan kecuali para lintah darat.

.

"hei anak kecil! berhenti tertawa!" kedua adik Taehyung yang diam-diam tersenyum kini mengkerut ketakutan, bersembunyi di balik tubuh Taehyung yang masih terjatuh ditanah.

THE SELECTION [KookV] ✅Where stories live. Discover now