BAB LXV

3.4K 592 28
                                    


.

.

.

.

.

Hoseok tidak tahu saat ini jam berapa. Namun dari instingnya, ia sudah tertidur selama beberapa jam dan hari sudah menunjukkan lebih darai jam tengah malam.

.

Hoseok terbangun dari tidurnya bukan karena sengaja, namun ia terbangun oleh suara langkah yang beberapa kali menginjak ranting dan daun yang sudah kering. Ia sengaja tidak membangunkan Taehyung, siapa tahu gerak yang timbul di luar sana hanya dilakukan oleh hewan-hewan malam. Tetapi meski begitu, telinga Hoseok segera waspada, ia pun bangkit dari tempat ia tidur sambil mengambil pistol yang ada di dalam tasnya.

.

Namun suara langkah itu semakin jelas dan menunjukkan memang manusialah yang melakukannya.

.

Hoseok memutuskan keluar dari bangunan bekas base camp-nya itu menuju arah suara langkah yang berasal dari belakang bangunan, dengan langkah hati-hati Hoseok mendekati arah suara. Ketika langkahnya hampir beberapa meter saja dengan asal suara, Hoseok tidak sengaja menginjak ranting. Ia pun berhenti, memastikan apakah si pemilik langkah mendengar langkahnya juga.

.

Ketika di detik berikutnya Hoseok merasakan tidak ada langkah yang terdengar lagi, ia tahu itulah saatnya sang musuh akan menyerangnya secara tiba-tiba.

.

Hoseok menodongkan pistolnya sesuai dengan insting―dimana si pemilik langkah itu bersembunyi dan ternyata, si pemilik langkah justru memakai baju lusuh dan menodongkan pistol juga ke arah Hoseok. Berbeda dari dugaan Hoseok yang sempat mengira kalau si pemilik langkah itu adalah tentara yang sedang berpatroli dan mencurigai keberadaannya bersama Taehyung.

.

"Apa yang kau lakukan di sini?" suaranya yang berat dan rendah, itu adalah suara seorang lelaki.

.

Hoseok tersenyum miring di tengah kegelapan. "Kau sendiri? Kau bukan anggota militer yang berjaga di daerah perbatasan. Apa yang kau lakukan di daerah militer seperti ini?"

.

Terdengar dengusan dari lawan bicara Hoseok. "Ah, kau sepertinya mengenal baik daerah ini. Sepertinya aku juga harus memberikan pertanyaan yang sama kepadamu. Apa yang kau lakukan di daerah militer seperti ini sedangkan pakaian yang kau pakai jauh dari seorang anggota militer?"

.

Mata Hoseok memicing, mencoba menganalisis wajah dari lawan bicaranya di tengah kegelapan. Semakin lama ia mendengar suara lelaki itu, semakin familiar di telinganya. Otaknya pun mencoba berpikir beberapa saat sampai di menit selanjutnya di mana keheningan khas di daerah hutan menyelimuti mereka, Hoseok menyadarinya.

.

"Tu-tunggu.. Kim Namjoon?" ujar Hoseok hati-hati.

.

Perlahan, pistol yang ada di depan wajah Hoseok turun dari posisinya. Hoseok juga menurunkan posisi pistolnya dari wajah lelaki yang ia curigai tadi.

.

"Tunggu, apakah kau.. Hoseok? Jung Hoseok?"

.

Ujung-ujung bibir Hoseok lantas tertarik hingga sampai ke pipi, bahunya yang tadinya sempat naik karena tegang perlahan turun. Rasa kebahagiaan seketika menyelimutinya.

THE SELECTION [KookV] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang