BAB LVII

3.3K 586 48
                                    


.

.

.

.

.

"Yang Mulia, kami mendapat berita bahwa tuan puteri Kim Taehee justru di sandera di rumahnya sendiri."

.

Dahi Jungkook berkerut, "Bagaimana bisa? Apa mereka sengaja memilih tempat seperti itu? Bukankah lebih baik mereka menyanderanya di base camp mereka sendiri?"

.

Sang pengawal hanya bisa menundukkan badan, "Maafkan saya, Yang Mulia. Saya tidak tahu juga mengapa."

.

Tanpa basa-basi lagi, Jungkook segera membalikkan arah kudanya menuju rumah Taehee. Tetapi dari kejauhan, Jungkook sudah melihat kepulan asap yang tebal.

.

Terjadi kebakaran!

.

Jungkook panik, menyadari bahwa daerah rumah yang terbakar itu dekat dengan rumah Taehee. Beberapa orang sibuk mematikan api tersebut namun jumlah yang memadamkan api tersebut kalah besar dengan api yang melahap habis bangunan mungil yang seingat Jungkook begitu berharga bagi Taehee dan saudaranya.

.

Jungkook turun dari kuda dengan kaki lemas, matanya terbelalak saking syoknya melihat kejadian tersebut.

.

"Taehee.. tidak, Taehee.. Kim Taehee.. tidak.." bisik Jungkook pada dirinya sendiri.

.

Dengan langkah terseok-seok, Jungkook mendekati kumpulan orang-orang yang hanya bisa panik menonton rumah yang ada di depan mereka terbakar. Hanya satu rumah yang terbakar, tetapi kalau tidak segera dipadamkan bisa saja rumah yang lain terkena imbasnya.

.

Beberapa pengawal Jungkook mulai menyuruh teman-temannya segera membantu memadamkan api. Salah seorang juga menghubungi pemadam kebakaran.

.

"TAEHEE! KIM TAEHEE!!" Jungkook berteriak seolah-olah ia sudah merasa itulah nada suara tertinggi yang ia miliki. Ia tahu tenggorokannya terasa sakit ketika meneriakkan nama gadis itu, tetapi ia hanya bisa mengantungkaan harapannya dari teriakannya itu, berharap Taehee akan muncul di hadapannya dan terlihat baik-baik saja.

.

Jungkook dengan membabi buta berlari menghambur ke arah kerumunan. Beberaoa pengawalnya panik melihat Pangeran mereka berada di daerah berbahaya. Salah seorang warga yang menonton kebakaran itu menghalangi langkah Jungkook dan menahannya.

.

"Jangan! Jangan! Di sana berbahaya! Anda jangan mendekat!"

.

Jungkook berusaha mendorong lelaki itu dan terus saja histeris memanggil nama Taehee. Ia tidak mau niatnya menolong orang yang ia sayangi pupus begitu saja. Ia harus melihat Taehee lagi, meminta maaf atas kesalahan yang ia miliki, meminta maaf tidak bisa melindunginya, meminta maaf karena justru hanya bisa memainkan perasaan gadis itu.

.

Dengan lelehan airmata, Jungkook memohon-mohon pada lelaki asing itu agar membiarkan dirinya menembus kobaran api untuk menyelamatkan Taehee. Padahal ia sendiri tidak tahu apakah Taehee masih ada di dalam atau tidak. Jungkook hanya dalam keadaan panik, ketakutan, dan marah. Ia tidak berada dalam pikiran warasnya.

THE SELECTION [KookV] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang