BAB LV

3.6K 634 68
                                    

.

.

.

.

.

Teriakan Taehyung memecah keheningan yang sempat terjadi setelah peristiwa berdarah itu. Ia memandang horor kepada dua adik kecilnya yang semakin tidak berdaya seiring darah yang terus mengucur deras keluar dari dada mereka. Peluru itu pasti tepat bersarang di jantung mereka.

.

Dengan tangan dan kaki yang masih terikat, Taehyung mendekati kedua adik yang menatapnya memohon pertolongan. Seandainya saja Taehyung bisa melakukannua, menggantikan rasa sakit yang di derita adik-adik kecilnya itu, ia rela melakukannya.

.

"Tidak... jangan.. bagaimana ini... astaga, Ya Tuhan.. kenapa adikku, jangan.. Jae-ah, Jin-ah... ah, darahnya tidak bisa berhenti.. tolong.."

.

Taehyung terus memanggil nama kedua adiknya yang perlahan mulai kehilangan kesadaran. Meskipun mustahil, Taehyung terus melaukannya. Ia menangis meraung-raung, berharap agar nyawa kedau adaiknya masih berada di dalam tubuh mereka yang telah bergeming tanpa gerak.

.

Tetapi, ia melihat Jae menghembuskan napas terakhirnya, kepalanya terkulai ke samping tepat di samping lengan Taehyung.

.

"Tidak! Tidak! Tidak! Jangan seperti ini, Jae-ah. Jangan!" histeris Taehyung. Sejong yang ada di sampingnya juga ikut histeris melihat salah seorang dari gadis cilik itu kehilangan nyawanya. Sedangkan Jin, sepertinya masih berusaha bertahan menangkap oksigen di sekitar.

.

Hanya berselang satu mennit, Jin pun menyusul saudarinya. Meskipun dalam hitungan enam puluh detik itu, bagi Jin sudah terlalu lama baginya untuk berusaha bertahan.

.

Taehyung semakin histeris. Ia menjatuhkan setengah badannya di tubuh kedua adiknya. Dengan tangan yang masih terikat seperti itu membuat Taehyung begitu frustasi, ia tidak bisa memeluk Jae dan Jin di saat-saat terakhir mereka.

.

"Bagaimana.. bagaimana ini... Astaga, bagaimana ini.. tidak.." Taehyung terus mengucapkan kata-kata itu. Ia masih tidak percaya kedua adiknya- satu-satunya keluarga yang masih ia miliki saat ini telah tiada.

.

"APA YANG TELAH KALIAN LAKUKAN?!!" teriak seseorang di seberang sana.

.

Taehyung menoleh pada asal suara. Dengan pandangan yang masih kabur akibat airmata yang ia keluarkan, Taehyung masih bisa melihat siapa yang berteriak dengan begitu lantang itu.

.

Jung Hoseok, lelaki itu diperlakuka sama dengannya- dengan kedua tangan dan kaki terikat. Lelaki itu bangun sepenuhnya. Tatapan yang ia berikan sama persis seperti yang Taehyung berikan kepada orang-orang yang telah menyandera mereka.

.

Taehyung mengenali wajah orang –orang yang ada di hadapannya. Wajah yang sama ketika mereka berusaha menculik Taehyung. Ia masih ingat kejadian di tempat persembunyian bawah tanah sebelum ia benar-benar hilang kesadaran dan ternyata mereka membawanya kerumah Taehyung sendiri.

.

Tidak seperti pemberontak yang memakai baju compang-camping dan dekil, orang-orang yang ada di hadapannya itu justru memakai baju zirah seorang prajurit istana lengkap. Taehyung meyakini, mereka tidak dalam penyamaran melainkan benar-benar seorang pengawal istana. Tinggal selama beberapa bulan di istana membuatnya mengenali beberapa wajah mereka.

THE SELECTION [KookV] ✅Where stories live. Discover now