BAB L

3.8K 607 49
                                    


.

.

.

.

.

Akhirnya...

.

Taehyung menarik napas dalam-dalam, akhirnya hari itu datang juga. Hari di mana ia harus melepaskan semua pengorbanan yang selama ini ia lakukan. Pengorbanan yang selama ini ia lakukan sudah lebih dari cukup memenuhi apa yang sebelumnya ia inginkan.

.

Matanya terpejam ketika tim rias memoleskan riasan di wajahnya, di balik pejaman mata itu Taehyung mulai berkhayal tentang kehidupannya setelah keluar dari istana.

.

Pepohonan yang rindang, jatak satu rumah dari rumah lain yang sangat jauh, tawa riang kedua adiknya, dan ia juga membayangkan Sejong juga ikut bersama mereka. Hidup bahagia, tanpa ada seorangpun tahu tentang jati diri aslinya.

.

Toh selelah seleksi ini berakhir, tidak akan ada yang akan mengingat wajahnya lagi. Tidak ada lagi seseorang yang bernama Kim Taehee. Ia sudah lenyap, dibuang oleh pemilik asli dari tubuh itu. Kim Taehyung.

.

Taehyung sudah yakin dengan presentasi yang akan ia berikan. Tidak ada layar sentuh atau video bergambar lima dimensi yang akan ia berikan kepada rakyat negerinya. Taehyung hanya mengandalkan suaranya dan imajinasi audiens-nya. Tidak perlu imajinasi, mengingat fakta itu sudah mengelilingi mereka sehari-hari pasti tidak sulit membayangkannya, bukan?

.

"Tuan Puteri?" Taehyung membuka matanya ketika seorang yang sedang meriasi dirinya memanggil. "Apa kau ingin aku memotong rambutmu? Anda terlihat sedang depresi. Siapa tahu, dengan gaya yang baru anda bisa menciptakan energi baru yang terpancar dari dalam diri anda. Bagaimana?"

.

Taehyung seketika panik dan berbalik menghadap wanita itu. "Jangan!"

.

Wanita itu sedikit keheranan dengan sikap tiba-tiba Taehyung tersebut. Taehyung pun mencoba menenangkan diri, ia tidak boleh panik dalam saat- saat seperti ini. Bisa-bisa, rencananya gagal total.

.

"Bukan begitu, hanya saja aku tidak suka rambutku dipotong. Aku suka rambutku yang panjang." Taehyung memberikan senyum terbaiknya, sayangnya di mata wanita yang sedang meriasnya itu pasti Taehyung tampak sangat canggung.

.

"Uh, baiklah. Maafkan saya, Tuan Puteri, saya tidak akan mengulangi kesalahan saya lagi." Ujarnya sambil memberikan bungkkukan hormat kepada Taehyung.

.

Meskipun sudah terbiasa dengan sikap seperti itu, Taehyung tetap saja merasa tidak nyaman. "Tidak apa, lupakan saja. Cepat lakukan ini, kita harus cepat karena kami harus berkumpul di ruang belajar sebelum jemputan kami menuju gedung Media datang."

.

"Ya, Tuan Puteri. Saya mengerti. Tapi..." ia mulai menyentuh rambut Taehyung lagi yang mulai membuat Taehyung menahan napasnya beberapa detik. "Apa saya perlu mengubah gaya rambut anda? Seperti di gelung ke atas?"

.

"Sudah kubilang, jangan! Aku suka gayaku yang seperti ini. Jangan di ubah-ubah. Ini akan mempengaruhi gaun yang sudah kupilih, mood-ku sekarang, dan presentasiku nanti. Mengerti?"

THE SELECTION [KookV] ✅Where stories live. Discover now