BAB LXIV

4.1K 599 41
                                    


.

.

.

.

.

Sepanjang perjalanan menuju perbatasan negara mereka yaitu daerah Paju yang terkenal dengan banyaknya base camp para militer sekaligus tempat tinggal sebagian dari kasta delapan yang diasingkan, Taehyung terus mengarahkan wajahnya ke jendela sampingnya. Kalau ia merasa lelah, Taehyung memejamkan mata kemudian tertidur. Ketika terbangun, Taehyung kembali manatap jalanan di luar tanpa bertukar pembicaraan dengan Hoseok sedikitpun.

.

Hoseok bisa memakluminya, Taehyung mungkin masih dalam keadaan syok dan sakit hati setelah melihat berita yang mereka lihat beberapa jam yang lalu di mana Jungkook memutuskan untuk memilih istrinya dari salah seorang peserta seleksi. Dengan terpilihnya perempuan bernama Kim Jungah itu sebagai Ratu selanjutnya di negeri mereka, maka seleksipun resmi berakhir.

.

"Taehee―uh, maksudku, Taehyung. Kau mau makan? Masih ada sisa kimbab yang kubawa sejak kemarin. Tetapi aku yakin, makanannya belum basi." Hoseok masih terbiasa melihat Taehyung seperti Taehee yang selalu ia lihat di istana, meskipun warna rambut yang dipakai Taehyung dan penampilannya pun telah berubah drastis.

.

Taehyung hanya melirik sedikit kemudian kembali memejamkan matanya. Ia menggumamkan sesuatu yang tidak bisa Hoseok dengar, tetapi yang pasti Taehyung jelas menolak untuk mengisi perutnya.

.

"Kau masih belum sehat sepenuhnya. Sebaiknya kau isi perutmu, setidaknya satu potong saja, oke?" buju Hoseok.

.

Taehyung masih tidak mau membuka matanya. Ia kembali bergumam yang kali ini terdengar oleh Hoseok. "Aku sedang tidak ingin makan. Habiskan saja untukmu."

.

Hoseok mendesah, ia sudah menyerah membujuk Taehyung untuk makan. Perut lelaki di sebelahnya itu hanya diisi oleh air mineral selama belasan jam perjalanan mereka. Bukannya ia kesal karena mood Taehyung seperti itu padanya. Ia hanya tidak tega melihat Taehyung yang hanya memikirkan sakit hatinya. Sebagai gantinya, justru ia yang merasa cemburu dan sakit hati ketika Taehyung justru memikirkan orang lain saat bersamanya.

.

"Sudah kubilang, Jungkook hanya akan memberikan harapan palsu padamu. Kalau kau menginginkan sebuah tangan untuk menggenggam dirimu, ulurkan saja kepadaku atau aku dengan senang hati pasti menawarkan tanganku kapan saja untukmu."

.

Terdengar desahan napas dari tempat duduk di sebelah Hoseok. Taehyung menatap langsung kepada Hoseok dengan tatapan tajam. "Diam, aku sedang tidak ingin berbicara."

.

Seketika itu juga Hoseok menutup mulutnya. Terserah apa kata Taehyung. Toh mungkin kalau lelaki itu lapar, ia akan makan juga. Tidak mungkin bisa Taehyung menahan lapar lebih dari dua puluh jam untuk kekosongan dalam perutnya.

.

Pemandangan di sekitar mereka mulai berubah menjadi kehijauan, daerah pegunungan dengan hutan lebat, sungai-sungai kecil di samping mereka ketika bus melewati jembatan tampak agak gelap karena matahari perlahan mulai tenggelam. Itu artinya bus yang mereka naiki sebentar lagi akan mendekati tujuan.

.

Beberapa orang juga mulai terbangun dari tidur mereka. Meskipun begitu, Hoseok tidak berani membangunkan Taehyung sampai bus mereka benar-benar berhenti di tempat tujuan.

THE SELECTION [KookV] ✅Where stories live. Discover now