BAB LXXIII

3.4K 578 52
                                    



.

.

.

.

.

"Hoseok-ssi!" Hoseok lantas berbalik cepat ketika seseorang memanggilnya dari belakang.

.

Saat ini ia sedang berada di tengah huru-hara pertempuran antar pemberontak dan prajurit kerajaan. Tidak seperti biasanya pemberontak kali ini jauh lebih liar, bahkan mereka tidak segan-segan membunuh prajurit yang menyerang mereka. Padahal biasanya mereka hanya sekedar memporak-porandakan istana tanpa membunuh siapapun―meskipun beberapa di antara mereka terpaksa melukai orang yang menghalangi kegiatan mereka.

.

"Ada apa?" Hoseok berlindung di balik semak yang agak tinggi, uung kaki sebelah kirinya hampir mencapai ujung pinggir kolam teratai, maka dari itu ia harus ekstra hati-hati dalam posisinya saat ini.

.

Lelaki yang memanggilnya tadi bukan bagian dari tim yang ia punya, lelaki itu adalah bagian dari Tim Taehyung. Awalnya Tim Hoseok hanya mendapat misi menyerang bagian kota, tetapi dikarenakan mendengar suara alarm dari istana yang lebih cepat daripada yang diduga, tim Hoseok pun memutuskan untuk membantu yang ada di dalam istana.

.

Wajah lelaki yang ada di depan Hoseok nampak gelisah.

.

"Telah terjadi sesuatu dengaan Kim Taehyung."

.

Ternyata perasaan tidak nyaman yang Hoseok rasakan benar-benar terbukti. Lelaki yang ada di hadapannya itu tahu bahwa ia dan Taehyung sangat dekat, makanya lelaki itu melaporkan segala sesuatu tentang Taehyung terlebi hdahulu padanya.

.

"Apa yang terjadi? Apa Taehyung ketahuan?"

.

Lelaki itu mengangguk sambil menggigit bibir bawahnya. Padahal lia sudah pernah di pesankan oleh Hoseok agar menjaga Taehyung yang masih belum stabil kesehatannya.

.

"Maafkan aku, aku sendiri tidak sadar ketika Taehyung-ssi sudah berlari menjauhi kami ketika alarm istana berbunyi. Dan ketika aku mencoba mencarinya, ia sudah dikepung prajurit istana ketika ia menodongkan pistol pada seseorang yang.. entahlah, aku tidak bisa mengenali wajah seseorang yang diserang Taehyung itu, lalu.."

.

Lelak itu kembali menggigit bibir bawahnya, ia menunduk tidak ingin bertemu dengan mata Hoseok yang menunjukkan sikap marahnya. Ia merasa bersalah karena telah melanggar pesan yang di berikan Hoseok padanya.

.

"Maafkan aku, Hoseok-ssi. Tetapi, ketika aku berusaha menyelamatkannya, prajuri sudah terlebih dulu menangkapnya, mereka memukul Taehyung di bagian belakang kepalanya hingga ia jatuh pingsan. Setelah itu..."

.

Ia menghentikan perkataannya, seperti tidak sanggup melanjutkan. Hoseok mengepalkan kedua telapak tangannya penuh emosi. "Mereka bisa saja kembali mengenali Taehyung. Ini tidak bisa dibiarkan. Kita harus menyelamatkan Taehyung sebelum mereka melakukan eksekusi kepadanya."

.

.

.

.

THE SELECTION [KookV] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang