BAB LXXX

4.8K 490 23
                                    


.

.

.

.

Taehyung bisa merasakan napasnya tertahan di tenggorokan selama beberapa detik. Sesak di dalam dadanya bukan karena menghirup abu akibat ledakan yang baru saja terjadi, melainkan ada segumpal perasaan sesak yang terlampau sulit untuk sekedar ia jabarkan. Meski iaa benar-benar tahu bagaimana itu rasanya, hany ada satu kata yang benar-benar mewakilinya..

.

Hancur.

.

Persis seperti bangunan Geunjeongjeon yang ada di hadapannya, Taehyung bisa merasakan perasaan sekaligus mimpi-mimpi yang baru saja ia rancang bersama Jungkook, hancur seketika.

.

Taehyung menutup mulut, isakannya meluap bagaikan asap tinggi yang membumbung tak tahu malu dalam senyap udara diiringi air mata yang begitu deras. Ia bisa merasakan kakinya sakit dan lemas, ia bahkan sudah tidak peduli pada orang-orang yang ada di sekitarnya mulai panik karena ledakan yang baru saja terjadi. Air pancuran otomatis yang berada di titik-titik tertentu ―dekat dengan bangunan yang terbakar- mengucur deras mencoba memadamkan api.

.

Sekalipun pikiran mereka sempat teralihkan pada ledakan di gedung Geunjeongjeon, mereka tidak bungkam lebih lama karena serangan teroris menyerang mereka tanpa henti.

.

Di tengah syok, tubuh Taehyung di guncang oleh seseorang. Ia hanya menoleh sebentar, kemudian kepalanya kembali kembali tertunduk. Yang mengguncang tubuh Taehyung adalah seorang prajurit istana, prajurit itu tampak panik sekaligus khawatirpada Taehyung.

.

"Hei!" ujar prajurit itu padanya sambil berteriak karena di sekeliling mereka sangat ribut. "Kau harus menjauh dari tempat ini! Di sini terlalu berbahaya!"

.

Seandainya pun Taehyung bisa menggerakkkan tubuhnya yang lemah karena terlampau kaget atas kejadian beberapa detik lalu, Taehyung pasti sudah lari menghindari perang yang masih berlanjut ini. Tetapi, apa daya, Taehyung seperti sudah kehilangan seluruh energinya.

.

"Hei, apa kau bisa berdiri? Apa aku perlu membawamu ke tempat persembunyian?"

.

Prajurit itu sama sekali tidak mencurigai Taehyung, padhal ia masih memakai pakaian lusuh yang hampir seluruhnya di penuhi rembesan darah akibat penyiksaan yang ia terima sebelumnya. Prajurit itu malahdengan baik hati membantu Taehyung berdiri dan berjalan menjauh dari lapangan utama istana.

.

Sesekali mereka harus berhenti karena prajurit itu harus menghindari musuh―robot menyerupai manusia yang tengah menyerang ke arah mereka. Nampaknya, prajurit itu cukup lihai dalam bertarung karena beberapa kali ia melawan robot tentara itu, sang prajurit dengan cepat mengatasi hingga Taehyung diantarkan dengan selamat pada sebuah pintu besi―lagi.

.

"Masuklah, aku tidak bisa mengantarkanmu ke tempat persembunyian yang lebih aman. Tapi, setidaknya para dayang dan pegawai istana banyak berbunyi di tempat ini. Persembunyian ini cukup aman karena letaknya cukup jauh dari permukaan tanah."

.

Taehyung mengangguk lemah sebelum memasuki pintu menuju ruang bawah tanah dengan terpincang-pincang. Sebelum itu, ia tidak lupa memberikan ucapan terima kasih kepada prajurit yang telah menolongnya. Taehyung berharap, prajurit itu tidak meninggal dalam pertempuran ini hingga kelak Taehyung bisa membalas kebaikan hatinya.

THE SELECTION [KookV] ✅Where stories live. Discover now