BAB XVIII

5.3K 853 25
                                    

.

.

.

.

.

Taehyung mengambil ponsel untuk menghubungi Sejong dan adik-adiknya. Jam masih menunjukkan pukul Sembilan malam. Ia yakin, kedua adiknya pasti belum tidur. Taehyung jujur saja merindukan suara ribut dari keda adik cantiknya itu. Seandainya saja ia bisa menghubungi kakaknya, maka dunianya pasti akan sempurna. Taehyung begitu merindukan keluarganya.

.

“oppa!” Taehyung terkikik geli ketika kedua adiknya yang menyapa terlebih dahulu di seberang telepon sana. Meskipun ia tidak bisa melakukan sambungan seperti dikamarnya di istana, mendengar suara mereka saja sudah cukup bagi Taehyung. Ini lebih dari sekedar menyembuhkan rindunya.

.

“anyyeong, gadis-gadis kecilku yang cantik. Apa kabar kalian? Kalian makan dengan banyak, kan. Disana?”

.

“um! Oppa, mereka membelikanku es krim rasa strawberry yang paling enak yang pernah kurasakan. Kalau Jin dapat rasa coklat tapi di dalamnya ada cookie, rasanya juga enak, jadi aku minta sedikit punyanya. Ah, tidak, kali saling berbagi kok, sesuai dengan apa yang oppa katakana pada kami.”

.

Suara riang Jae membuat Taehyung menggigit bibirnya. Ia terharu kedua adiknya hidup dengan bahagia setelah ia memasuki istana meskipun pengorbanannya adalah tidak bisa bertemu dengan mereka entah sampai kapan. tapi, yang penting sekarang ini mereka hidup dengan bahagia saja itu sudah lebih daripada cukup bagi Taehyung.

.

“um, benarkah? Lalu, apa lagi yang mereka berikan padamu, Jae? Apa aku boleh berbicara pada Jin?”

.

“oh, mereka memberikanku gaun cantik berwarna kuning, oppa! Sangat sangat cantik!”

.

“aku juga diberikan mereka gaun warna merah muda!” rupanya Jin mendengarkan pembicaraan Taehyung dengan Jae di belakang sehingga terdengar samar-samar suara gadis cilik itu. taehyung hampir tidak bisa menahan rasa harunya, mereka semua tampak lebih dari baik-baik saja.

.

Untunglah..

.

“oppa!” Jae sudah menyerahkan sambungan pada Jin. “oppa dimana? Aku merindukanmu, oppa. Cepatlah pulang. Supaya kita bisa makan es krim bersama-sama. Es krim yang mereka berikan padaku terlalu banyak, aku bermaksud menyisakannya untuk oppa. Jadi, cepatlah pulang. Oppa.”

.

Nada suaranya sangat riang, tetapi bagi Taehyung itu sangatlah menusuk tepat di ulu hatinya. Ia sangat merindukan kedua adiknya. Airmatanya perlahan-lahan menetes menuruni pipi yang masih tertutup riasan. Tapi, ia segera menghapusnya ketika sambungan itu memamerkan suara Sejong yang terkikik geli setelah mendengar isakannya, Taehyung mendengus kesal.

.

“apa?” ujar Taehyung ketus. “kau suka ketika sahabatmu tersiksa disini?”

.

“aigoo, my Taehyungi.. apa kau benar-benar tersiksa disana? aduuh.” Sejong mencoba mengejeknya, membuat Taehyung memutar bola matanya kesal.

.

“rupanya kau benar-benar senang melihat sahabatmu tersiksa disini. Kau tidak tahu betapa susahnya membiasakan diri menjadi seorang wanita. Sekalipun sudah hampir satu minggu aku disini, bukannya malah terbiasa, aku semakin tertekan. Niatku ingin mengundurkan diri semakin besar. Kau tahu Kim Sejong?!”

THE SELECTION [KookV] ✅Where stories live. Discover now