BAB LXXII

4.2K 574 73
                                    


.

.

.

.

.

Taehyung segera berbalik setelah mendapatkan kewarasannya kembali, ia berlari secepat mungkin. Matanya gelap sehingga ia tidak tahu berlari ke arah mana. Beberapa kali ia berhasil menghindari prajurit yang melawan pemberontak yang sudah masuk ke dalam istana. Ia juga melihat Hoseok yang sepertinya sudah memutuskan untuk masuk ke dalam istana juga bersama timnya.

.

Taehyung terus berlari hingga ketika ia merasakan bagian perut kirinya nyeri. Ketika ia menyentuh bagian sakit itu ada bau anyir yang terendus dari basah di telapak tangannya, darahnya merembes dari luka yang terbuka, merah dan begitu banyak. Taehyung sadar detik itu juga jika ia harus berhenti sebelum lukanya terbuka lebih lebar.

.

Ia mengerang kesakitan dan duduk di sebuah Hanok tak terpakai, berusaha menetralkan napasnya terlebih dahulu sebelum mengeratkan perban lukanya lagi untuk menghentikan pendarahan.

.

Ketika Taehyung melihat di seitarnya nampak senyap, gelap dan hanya ada sebuah Hanok tua yag dikelilingi ilalang-ilalang rendah dan sebuah danau kecil di depannya, Taehyung tersentak. Ia sangat mengenali daerah di sekitarnya itu.

.

Belum sempat Taehyung mengobati rasa sakit yang menderanya, kali ini sebuah rasa sakit yang lain kembali menderanya. Taehyung hampir merasa sesak melihat pemandangan di sekitarnya, semua engingatkan dirinya pada sebuah memori indah namun akhir-akhir ini ia paksa lupakan. Tempat dimana ketika Jungkook memberikan janji-janinya untuk membahagiakan Taehyung selamanya. Tempat dimana Taehyung menerima uluran tangan Jungkook untuk berdansa bersamanya, bukannya dibawah naungan cahaya lampu krystal nan megah tetapi justru di bawah sinar redup dari rembulan. Dan, tempat yang menjadi saksi ketika mereka mengunci rapat janji-janji mereka dalam sebuah ciuman singkat.

.

Taehyung merindukannya...

.

Ia merindukan momen-momen itu...

.

Ia ingin kembali pada masa itu...

.

Tepat ketika noltalgia terus-menerus menyerang Taehyung layakanya sebuah pemutaran film yang rusak dalam otaknya, ia mendengar langkah seseorang diatas lantai Hanok yang sedang ia duduki. Lantai Hanok yang sudah reyot, membuat suara khas yang langsung membuat Taehyung waspada.

.

Belum sempat Taehyung mengambil pistol yang ada di sampingnya, orang itu sudah menendang Taehyung hingga jatuh ke atas atas. Taehyung mencoba untuk tidak panik, ia terluka dan kemampuan bela dirinya jauh di bawah rata-rata. Maka yang bisa Taehyung laukan hanya jangan bertindak gegabah.

.

"Kau pemberontak?" tebak suara itu.

.

Taehyung membeku di tempat, suara khas yang begitu dikenalinya hingga Taehyung sendiri tidak tahu harus menggambarkan seperti apa perasaannya sekarang.

.

Senang?

.

Lega?

.

Marah?

.

Sedih?

THE SELECTION [KookV] ✅Where stories live. Discover now