BAB LXX

3.1K 466 10
                                    


.

.

.

.

.

Jungkook menghentikan langkahnya dan menghela napas, "Ada apa?" tanyannya sedikit malas, di saat-saat seperti ini Jungkook benar-benar ingin sendiri. Sudah cukup perempuan itu mengganggu ketenangannya semalam dan hari ini, ia mengulanginya lagi. Tch.

.

Jungah membungkukkan badan pada Jungkook, "Tidak, Yang Mulia. Saya hanya ingin menghampiri Anda. Kebetulan saya sedang berjalan-jalan di sekitar sini dan melihat Anda. Maafkan saya yang telah mengganggu Anda."

.

Tidak bermaksud meladeni lagi, Jungkook melanjutkan langkahnya. Namun, tanpa di sangka-sangka, perempuan itu mengikutinya dari belakang.

.

"Kenapa?!" Jungkook mulai emosi, "Mengapa kau tidak bilang saja bahwa kau menguntitku seharian ini, Kim Jungah-ssi?!"

.

Jungah tidak menjawab, ia ketakutan oleh calon suaminya itu. Merasa bersalah, ia menundukkan kepalanya. "Maafkan saya Yang Mulia, saya hanya―"

.

Jungkook mengibaskan tangannya. "Jangan ikuti aku lagi."

.

"Pangeran," Jungah menghentikan langkah Jungkook lagi. Lelaki itu juga masih mau saja meladeni. Mungkin ia berusaha mempertahankan sikap sopannya.

.

"Ada satu hal yang ingin kutanyakan padamu." Pandangannya yang selalu tenang membuat Jungkook sulit menebak emosi yang dimiliki perempuan itu.

.

"Mengapa kau memilihku sebagai pasanganmu? Mengapa bukan Jung Eunha yang kau pilih? Apakah kau memilihku karena kau jatuh cinta padaku?" meski tatapanya masih tenang, Jungkook bisa merasakan dari nada suaranya jika perempuan itu begitu menaruh harapan padanya.

.

Jungah benar, bukan tentang perasaannya melainkan alasan mengapa ia memilih Jungah daripada peserta lain. Namun, Jungkook pun tidak yakin bisa memberitahukannya. Kalau ia mengatakan hal yang sebenarnya, bagaimana perasaan perempuan itu nantinya? Apakah ia akan membiarkan dirinya disakiti oleh Jungkook atau perlahan-lahan ia akan mundur dan memutuskan untuk meningggalkan Jungkook?

.

"Aku memang mempunyai hak untuk memilih calon peserta masuk ke dalam seleksi. Namun, ketika mereka terpilih dalam seleksi, aku seperti sudah melepaskan hakku untuk memilih salah satu dari mereka."

.

Jungah menatap Jungkook tak mengerti. "Tetapi, bukankah kau sendiri yang memilih untuk memulangkan mereka?"

.

Jungkook tersenyum kecil daan pahit. "Awalnya, karena aku memang tidak peduli dengan kontes memuakkan itu."

.

Jungkook menatap lurus mata Jungah langsung, perasaan bersalah itu muncul lagi, kali ini Jungkook dengan mudah menebak emosi yang di rasakannya. Sinar matanya meredup ketika memandang Jungkook. Sudah di pastikan bahwa Jungah tersinggung dan sakit hati mendengar penjelasan singkat Jungkook.

.

"Tidak ada alasan spesifik mengapa aku memilihmu. Aku memang mearik tanganmu pada hari terakhir seleksi. Tetapi, orang yang benar-benar memilihmu sebagai pasanganku adalah Raja. Ya, sedari awal ini telah di rencanakan. Aku dan kau, telah dijodohkan bahkan sebelum seleksi dimulai."

THE SELECTION [KookV] ✅Donde viven las historias. Descúbrelo ahora