BAB VIII

6.3K 916 30
                                    

.

.

.

.

.

Tubuh Taehyung membeku. Keringat dingin mengalir cepat keluar dari pori-pori tubuhnya. Bayangan empat tahun yang lalu kembali membayanginya dengan jelas. Pistol yang ditodongkan ke kepalanya dengan tanpa usaha telah mendorongnya keujung ketakuatn yang begitu besar. Ia ingin berteriak, melawan dan pasrah dalam waktu yang bersamaan. Trauma dan kejadian seseorang yang mengetahui jati dirinya yang tengah menyamar begitu terjadi secara tiba-tiba. Semuanya begitu tak terduga. Lantas, satu-satunya harapan Taehyung yang tersisa hanyalah seseorang yang bisa mengalihkan perhatian bodyguard-nya. Sekarang juga!

.

“katakana padaku, siapa kau sebenarnya?!” Namjoon terus mendesaknya untuk membuka mulut. Ya, sebenernya Taehyung pun sudah lama ingin mengatakan semuanya namun toh ia masih sadar bahwasannya dia pasti akan menerima hukuman yang mengerikan jika mengungkapkan segalanya.

.

“KAU! KAU MEN—“

.

“Kim Namjoon?”

.

Namjoon sontak melepaskan todongan pistolnya. Ia menoleh ke samping, sehingga Taehyung pada akhirnya bisa menghela napas lega. Seseorang mengalihkan perhatian Namjoon.

.

“Seokjin? Apa yang kau lakukan diluar sini? Di mana bodyguard-mu?” Namjoon bertanya pada Seokjin.
.

“bukankah seharusnya aku bertanya seperti itu padamu? Apa yang kau lakukan pada Taehee? Mengapa kau menodongkan pistol pada lady-mu sendiri?”

.

“Itu…” Namjoon seperti tidak mau mengatakannya. Ia memilih untuk  menutup mulutnya lagi.

.

Namjoon mendekati Seokjin. “Masuklah, keadaan istana masih tidak stabil. Aku akan memanggilkan bodyguard-mu.”

.

“Kau belum menjawab pertanyaanku. Namjoon!”

.

“Kau tidak perlu tahu- tidak, kau akan tahu nanti. Aku akan menyelesaikannya sendiri dulu. Aku tidak mau menjadi pengadu dalam hal ini dan menyebarkannya pada public. Masuklah, kau akan aman.”

.

“tapi—“ SEokjin tidak sempat berkata lagi. Namjoon sudah menarik pergelangan tangannya kemudian memaksanya untuk masuk kedalam Hanok.

.

Meskipun dalam kondisi yang tidak tenang, tetapi Taehyung mengenali nada suara Namjoon pada Seokjin. Mereka seolah mengenal satu sama lain. Aneh, setahu Taehyung, Seokjin pernah bercerita kalau ia hanya mempunyai teman yang berasal dari kasta dua dan tiga. Dan Seokjin pun pernah memberitahunya kalau Taehyung adalah teman pertamanya yang berasal dari kasta bawah.

.

“Urusan kita belum selesai.” Namjoon menatapnya dengan aura permusuhan. Lelaki bertubuh tinggi itu kembali hendak menodongkan pistolnya pada Taehyung, tetapi Taehyung terlebih dahulu menghentikannya.

.

“Jangan todongkan pistol itu di depanku! Kau tidak mau calon tahananmu ini menjadi stress karena tekanan yang ia terima, bukan? Aku akan mengatakan semuanya kalau kau melepaskan pistolmu.”

.

Namjoon mengerutkan keningnya. “Apa maksudmu?”

.

THE SELECTION [KookV] ✅Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum