BAB XXII

5.5K 883 52
                                    

.

.

.

.

.

Momen –momen bahagia itu tiba-tiba tergantikan oleh suara teriakan seseorang diluar kemudian dilanjut suara tembakan juga berbagai alat senjata yang saling lempar satu sama lain. Kedua adik Taehyung menangis keras ketika suara ledakan terdengar. Ledakan itu berasal tak jauh dari rumah mereka, artinya pertempuran dengan pemberontak tidak jauh dari rumah Taehyung.

.

“MASUK!” perintah Jungkook. Ia segera menggendong kedua adik Taehyung sedangkan Taehyung menarik Sejong. Mereka masuk ke dalam rumah, tetapi saat langkah mereka baru beberapa meter tiba-tiba suara derap langkah lain terdengar memasuki rumah Taehyung.

.

Semuanya membeku di tempat, tidak ada satupun yang berani untuk melihat siapa yang telah datang. Semua tampak menahan nafas masing-masing. Kedua adik Taehyung malah meredam suara tangis mereka dibalik bahu Jungkook. Rasa takut itu menjalar di setiap nadi-nadi tubuh mereka, belum lagi suara ledakan itu, ledakan yang memekakkan telinga secara beruntun itu kembali memuat trauma Taehyung kembali.

.

“Tae, jangan panic oke? Kita pasti baik-baik saja. Pihak kerajaan sudah berjanji akan melindungi rumah ini lebih dari rumah manapun di sekitra. Berterimakasihlah pada posisimu sebagai peserta seleksi.” Bisik Sejong. Nafasnya juga terdengat tak teratur, Taehyung bahkan tahu nada suaranya penuh ketakutan. Namun, dia tak bisa melakukannya. Taehyung tak bisa tenang dengan semua suara yang seiring waktu makin membuat tubuhnya gemetar hebat.

.

Suara derap langkah itu terdengar semakin dekat. Hingga suara nafas di antara mereka seolah tak lagi terdengar. Taehyung menggenggam eat tangan Sejong yang ada tepat di sebelahnya. Baik tangannya, maupun tangan Sejong sama-sama basah karena keringat dingin.

.

“woah, banyak mangsa disini rupanya. Apalagi kau!” ternyata pemberontak yang masuk ke dalam rumah Taehyung mengenali siapa dirinya.

.

“kau salah satu peserta dari kompetisi memuakkan itu, bukan? Kalau tidak salah namamu adalah… Kim Taehee? Ah, mangsa yang bagus untuk membuat pihak kerajaan lumpuh.” Seringai jahat itu terukir dari wajah jeleknya.

.

Sejong membaea Taehyung untuk memundurkan langkahnya saat pemberontak mulai mendekati mereka berdua. Pemberontak itu sama sekali tidak tertarik pada Jungkook and kedua adiknya. Mungkin karena prioritas utama mereka adalah melumpuhkan kerajaan, maka Taehyung adalah sandera yang tepat bagi mereka.

.

Beruntung, karena pemberontak itu mulai lengah. Saat itulah kesempatan Jungkook untuk menyerangnya. Tapi, belum sempat Jungkook menyerang. Seseorang terlebih dulu membekuk pemberontak dengan sebutir peluru yang bersarang tepat di pinggangnya.

.

Taehyung menjerit keras ketika mendengar suara tembakan dan reflex melepaskan pegangan tangannya dari Sejong. Taehyung panic, ia segera berlari dari ruang tengah menuju keluar. Tapi, kepanikan Taehyung segera ditenangkan oleh Jungkook. Ia segera menarik tangan Taehyung ke dekatnya dan memeluk Taehyung dengan erat. Bisikan menenangkan terdengar di telinganya, bisikan yang jauh lebih menenangkan daripada yang dilakukan Jung Hoseok waktu itu.

.

Tanpa Jungkook sadari, entah sejak kapan tudung jaketnya terlepas dari tempatnya. Begitu juga dengan kacamata yang sedari tadi bertengger diantara batang hidungnya, sekarang sudah terlepas. Hal itu membuat orang yang telah membantu mereka menumpas pemberontak tadi berteriak meneriakkan nama Jungkook yang sebenarnya.

THE SELECTION [KookV] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang