Bab 10: Kamar 203

35 2 0
                                    

Dennis kemudian diantar Dillon, petugas The Eagle's Wings berusia 30 tahun ke kamar nomor 203. Mereka melewati area yang membuat Dennis berdecak kagum. Di sebuah tempat, dia keheranan menyaksikan segerombolan orang dewasa yang bertengger di depan pintu yang di atasnya bertuliskan My-Younger-Version. Mereka tampak mengenakan seragam sekolah dengan rambut para wanita yang ditata seperti remaja, dengan beberapa pita warna-warni melilit di kepala.

Mereka terlihat sangat gembira, ngobrol dan tertawa bahagia.

"Duh," seru Dillon, nyengir, sambil menoleh kerumunan mereka. "Sudah tidak sabaran lagi, sampai-sampai sudah mengenakan seragam sekolah sebelum masuk ke ruangan itu."

"Rivest: Robot-roh-anjing-kucing. Limited Edition," Dennis membaca dan menunjuk ke arah sebuah papan di atas pintu masuk bergambar animasi kucing dan anjing dalam bayangan transparan. "Ini benar-benar aneh, Dillon," komentanya heran. "Roh anjing dan kucing? Aku pernah melihat toko ini di bawah sana. Pastilah toko boneka binatang yang aneh-aneh, pikirnya. "Ada roh segala, aneh ya?"

Dillon tertawa. Mereka berhenti sebentar di depan toko itu.

"Toko ini milik Brenda Rivest," papar Dillon bersemangat. "Dan semua toko-toko di daratan sana adalah cabang atau Franchise dari toko ini. Saat Brenda Rivest masih bersekolah di Eagle's Wings, sekitar lima belas tahun yang lalu, dia nyaris drop out karena tidak tahan harus berpisah dengan kucing dan anjing peliharaannya. Di sanalah titik awal inspirasi untuk menciptakan robot binatang menggemaskan itu terbersit. Murid yang hebat, sebab level-nya meningkat dan dia mampu menciptakan formula perakitan binatang perliharaan tersebut."

"Menarik sekali!" puji Dennis terkagum-kagum.

"Dia berhasil merancang robot anjing dan kucing yang gerak-geriknya tidak dapat dibedakan dengan yang asli, tetapi tiba-tiba saja robot anjing dan kucing itu 'mati' alias rusak dan alangkah terkejutnya dia saat energi di robot anjing dan kucing itu tiba-tiba keluar, persis seperti roh, terlihat transparan, seperti kaca lunak."

"Menakjubkan!" seru Dennis, tak pernah terpikirkan olehnya hal seperti ini sebelumnya.

"Pembuatan robot anjing dan kucing lain, selalu mengalami hal yang sama," lanjut Dillon. "Setiap kali dia mencoba membuat dan menerapkan rumus robot dan anjing yang baru, setelah rampung, hanya bisa bergerak lima menit, lalu mati."

"Selalu begitu. Tapi tidak semua robot yang mati itu bisa mengeluarkan roh anjing dan kucing yang bagus, seperti telur yang bisa gagal jadi ayam. Hanya jenis pudel untuk anjing dan semua jenis kucing yang bisa jadi. Lebih banyak yang rusak, atau berbentuk aneh-aneh. Hasil yang bagus diperjualbelikan, limited edition."

Telur yang bisa gagal jadi ayam, Dennis meringis mendengar perumpaan menggemaskan yang baru didengarnya.

"Tergantung ketelitian membuatnya juga," tambah Dillon. "Dan itu sangat rumit sekali, begitulah yang kubaca. Brenda Rivest yang memegang rahasianya. Setelah lulus kuliah, dia mengembangkan penemuannya dan menjadikannya bisnis yang sangat sukses."

"Wah, luar biasa sekali Dillon," Dennis berseru takjub. "Apakah roh anjing dan kucing itu benar-benar hidup?"

"Ya, bergerak seperti seekor anjing pudel dan seekor kucing, harus diberi makan dan bisa jinak."

"Diberi makan? Jinak? Wow!"

"Ya, diberi makan dengan cara dicas menggunakan alat khusus yang dihubungkan dengan listrik, bisa terletak di kalung anjing atau colokan yang diletakkan di perut anjing dan kucing itu. Bisa lapar dan akan mati seperti anjing dan kucing kalau pemiliknya lalai memberi makan."

"Harga anjing dan kucing beserta alat pengecasnya itu selangit. Kudengar setara dengan harga Lightning-A5000, mobil termahal di seluruh dunia Morte-Orbis saat ini. Lady Tamborka, pewaris kebun anggur di kota Winterspring yang saat ini sedang pesiar di kapal ini, punya tiga ekor anjing pudel dari toko ini. Persediaan sangat terbatas dan mahal sekali. Coba kau lihat itu," dia menunjuk ke arah lorong kapal.

PURA-PURA MATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang